Chapter 25

3.8K 295 42
                                    

"Karin." Suara bariton itu terdengar dingin.

Gadis pemilik mata ruby itu berbalik, menatap pemuda dengan rambut yang sama dengan tatapan malas.

"Apa?"

Gaara melangkahkan kakinya mendekati Karin dan berhenti di hadapan gadis itu.

"Kau yang mengirim kotak itu kan?"

Ruby itu memutar malas, jengah dengan apa yang selalu di tanyakan oleh pemuda keturunan Sabaku itu.

"Sudah ku jawab sejak pertama kali kau bertanya, apa itu tidak cukup?"

"Jangan menjawab pertanyaan dengan pertanyaan!" Suara itu meninggi, dia juga sudah jengah di situasi seperti ini. Beradu mulut dengan seorang gadis itu hal yang sangat tidak dia sukai.

Senyum remeh terlukis di wajah gadis merah darah itu, "Wow lihat siapa yang emosi di sini," ucap Karin masih dengan senyum remehnya.

Gaara berusaha untuk meredakan emosinya sesaat, kemudian tanpa sepatah kata pun dia pergi meninggalkan gadis itu yang hanya menatap punggung tegap menjauh.

"Aku hanya ingin dia mendapatkan apa yang pantas dia dapatkan," gumam Karin sembari mengepalkan tangan dan berbalik pergi dari sana.

.
.
.

Sakura masih terdiam duduk di kelasnya seorang diri, menunggu Gaara yang bilang padanya untuk menunggu sebentar karena pemuda itu ada urusan. Tapi sudah 30 menit berlalu, Gaara masih belum terlihat batang hidungnya.

Karena bosan menunggu, gadis pink itu keluar kelas kemudian berjalan kearah yang entah kemana. Dia ingin menyusuri sekolah ini yang sudah sepi, jadi dia bisa leluasa berbuat apapun.

Dua puluh menit sudah dia menyusuri sekolah, kemudian tanpa sengaja dia melangkah kearah pintu kaca yang ternyata menghubungkan nya ke taman belakang sekolah yang indah dan juga sangat luas.

Emerald itu berbinar, sudah beberapa bulan semenjak dia sekolah, ini pertama kalinya dia tahu jika ada taman seindah dan sebagus ini di sekolah yang di naungi.

Kaki jenjang itu berjalan menapakan kaki yang berbalut sepatu putih itu di atas rumput hijau dengan suka cita.
Baru saja dia ingin berjalan lebih jauh, tetesan air dari langit menghentikannya.

Dengan rasa kecewa Sakura kembali, saat akan membuka pintu, pintu itu tidak bisa di buka. Dia coba kembali tapi tetap tidak bisa di buka.

Rasa panik mulai menghampirinya, tetapi dengan sekuat tenaga dia enyahkan rasa itu dan mulai menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya.

JDERR

Suara petir terdengar sangat keras, membuat Sakura panik setengah mati. Gadis itu berjongkok dengan kedua tangan menutupi telinga. Mencoba menghalau suara petir itu.

JDEERRR

Kali ini suara itu terdengar sangat keras, seakan ingin membuat semua orang takut akan suaranya.

Tubuh itu bergetar hebat diiringin dengan air mata yang keluar tanpa henti.

'yatuhan.' Sakura terus menyebut tuhan dalam hatinya. Dia tidak tahu apa yang harus di lakukan saat ini.

ceklek

Suara pintu terdengar samar di telinga gadis itu, dia tidak sedikitpun bergerak, Sakura terlalu takut dengan apa yang di dengar saat ini.

Pukk

Rasa pukulan di tengkuk itu terasa sakit hingga membuat gadis bermata emerald itu sulit untuk membuka mata, yang terakhir yang dia ingat, jika ada seseorang yang mengangkat tubuhnya dan di simpan di bahu.

My GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang