Chapter 14

4.2K 438 75
                                    

Sasuke kembali melirik bocah yang sedang duduk di pangkuan kekasihnya.
Cih, menyebalkan!!

Tapi tak di pungkiri, dirinya cukup senang dengan Sakura yang terlihat bahagia dengan bocah merah itu. Walaupun sangat menjengkelkan melihat bagaimana bocah yang bernama Seiya itu memonopoli kekasihnya.

Seperti sekarang, mereka sedang belajar yang dimana Sasori yang mengajar dan dengan seenak jidatnya bocah merah itu meminta duduk di pangkuan Sakura dengan alasan tidak ada tempat.

Rasanya Sasuke ingin menjitak kepala merah itu, tapi mana dia berani jika di depan kekasihnya.

Dan Sasuke hanya bisa menghela nafas, mencoba menghilangkan rasa menjengkelkan dalam hati.
Sasuke kembali menatap Seiya yang masih menatap Sakura dengan pandangan sulit di artikan.

Tunggu, ada yang tidak beres di sini.

Otak Uchiha itu mulai bekerja, memikirkan dan mengingat hal-hal yang telah terjadi.

Ah akhirnya dia mendapatkan jawabannya. Uchiha bungsu itu menyeringai kecil sembari menatap Sasori yang sedang menjelaskan rumus-rumus.

'Jangan berpikir aku akan menyerahkannya semudah itu, Akasuna'

Sasuke tersentak saat ada tangan mungil menepuk pipinya pelan, emerald itu menatap dirinya dengan pandangan bertanya dan Sasuke hanya membalasnya dengan senyuman tipis dan mengusap rambut kekasihnya lembut, mengutarakan bahwa tidak ada apa-apa.

Seiya menatap datar Sasuke yang masih mengusap-usap rambut milik oneechannya, dia tidak suka. Benar benar tidak suka pada Uchiha Sasuke.

.
.
.
Sakura mengusap lembut rambut merah bocah yang tidur di pangkuannya ini. Senyum tipis terukur di wajah cantik itu, emerald hijau memandang Seiya yang nyaman tidur di pangkuannya dengan lembut. Entah kenapa dirinya merasa nyaman di dekat bocah merah ini.

Sasori yang sedang sedari tadi memperhatikan hanya bisa tersenyum tipis melihat bagaimana ikatan batin mereka terhubung walaupun Sakura sama sekali tidak mengenali mereka.

Sedangkan Sasuke mendengus dalam hati, dia sama sekali tidak suka ada yang menempeli kekasihnya seperti itu, Sakura hanya miliknya, hanya boleh dia yang menyentuhnya, tidak boleh ada satupun orang selain dirinya yang memonopoli  Sakuranya.

Tak berapa lama bel istirahat berbunyi nyaring, hampir semua murid meninggalkan kelasnya. Sasori menghampiri Sakura "maafkan adikku, dia memang seperti itu"

Sakura menggelengkan kepalanya sembari tersenyum tipis menandakan tidak apa-apa.

Sasori mengangkat Seiya di pangkuan Sakura tapi pelukan bocah merah itu semakin erat pada Sakura.

"Seiya, bangun" Sasori menahan untuk tidak menarik paksa bocah merah yang sangat susah sekali untuk beranjak dari pangkuan adik merah mudanya.

"Seiya!!"

Tidak mendengarkan ucapan kakaknya, seiya semakin mempererat pelukannya pada Sakura.

"Tidak mau, aku masih mau dengan Saki-nee, Saso-nii duluan sajaaaa" dengan nada ketus Seiya berucap.

Sasori baru saja akan menjitak kepala merah yang sama dengannya itu tapi di tahan oleh tangan mungil milik Sakura.

Gadis itu tersenyum, dan memperlihatkan tulisannya pada Sasori
'Tidak apa-apa, biarkan Seiya dengan ku saja, sensei'

Sasori menghela nafas, "baiklah, jitak saja kepalanya jika dia nakal dan kau bocah jangan membuat keributan"

Seiya tersenyum senang mendengar ucapan kakak lelakinya, akhirnya dia bisa menghabiskan waktu dengan neechan walaupun hanya sebentar.
Sasori pergi dari kelas, meninggalkan sekumpulan anak remaja yang masih bertahan di posisi mereka.

My GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang