Chapter 12

4.5K 438 49
                                    

Malam semakin larut, pesta pun sebentar lagi akan segera selesai.
Sakura menghelas nafas, ia sudah mengantuk sebenarnya tapi mau bagaimana lagi, Sasuke harus disini sampai pesta benar-benar selesai.

Gadis merah muda itu menguap kecil di tutup oleh kedua telapak tangannya. Benar-benar dia sangat mengantuk.

Sasuke yang sadar dengan keadaan gadisnya yang sudah mulai mengantuk dan lelah menoleh, Pemuda itu mengusap kepala merah muda lembut

"Kau mengantuk?" Sakura menganggukan kepalanya dengan kedua mata itu tertutup.

Sasuke terkekeh pelan "kita pulang sekarang, ayo"

"Kau sudah mau pulang?" Tanya Sai.

"Hn, Sakura sudah mengantuk" tanpa pamit atau basa-basi apapun pemuda berambut raven itu pergi dengan gadis di rengkuhannya.

"Setidaknya dia harus pamit pada pemilik pesta"

Neji tersenyum tipis "seperti kalian tidak kenal siapa dia"

Sai dan Shikamaru ikut tersenyum tipis mendengar ucapan Neji.
Memang begitulah Sasuke, tanpa pamit atau apapun itu dia selalu pergi jika sudah merasa bosan. Sasuke memang sangat jarang untuk hadir di acara seperti ini, dia selalu absen dan sangat menghindari acara yang dimana banyak sekali orang.

"Dia benar-benar sudah jadi Budak Cinta"
.
.
.
Sasuke membenarkan posisi selimut kekasihnya. Wajah yang sangat pulas itu membuat hati Sasuke menghangat. Jari jemari itu menyingkirkan rambut di wajah sang gadis, di kecupnya kening itu lalu dia beranjak dari sana dan berjalan kearah kamar mandi.

Sakura sepertinya sangat lelah, belum dua menit perjalanan pulang gadis itu sudah tertidur. Bahkan saat Sasuke menggendongnya gadis itu tidak bergerak sedikitpun.

Sepuluh menit sudah, Sasuke keluar dengan piyamanya. Pemuda itu naik keatas ranjang dan membalikkan badannya kearah Sakura. Tangan itu terjulur dan mengusap pipi tembem kekasihnya gemas. Entah kenapa setiap detik cintanya pada Sakura semakin besar dan dia sangat menyukai perasaan ini.

'Aku sangat mencintaimu, Cherry'

.
.

Pemuda berambut coklat itu membanting tubuh kekarnya keranjang. Matanya tertutup membayangkan kembali bagaimana senyuman gadis merah muda itu. Seulas senyum tulus terlukis di wajah tampan itu.

Pemuda itu bangkit lalu masuk ke dalam kamar mandi. Di depan wastapel dia memperhatikan wajahnya kemudian di bukanya wig itu yang menutupi surai merah miliknya.

Pemuda itu merogoh ponselnya yang bergetar menandakan ada panggilan suara.

"Hn"

'Bagaimana?'

"Berjalan sesuai rencana"

'Kupikir kau akan langsung membawanya'

"Aku tidak mau dia terlalu terkejut"

'Sekarang atau nanti dia pasti terkejut bodoh'

"Ck, berisik. Kau tidak perlu menasehatiku, sialan"

'Terserah, tapi ku sarankan kau segera memberitahukan yang sebenarnya, aku merasa-'

"Dengar! Aku akan membawanya pulang dan berkumpul kembali denganku, kau, otousan dan okaasan"

'Baiklah, ku serahkan semuanya padamu, Sasori-nii'

Pemuda bernama Sasori ini meletakan ponselnya kembali kedalam saku celana bahan mahalnya.

'Tunggu Oniisan, Saki'

.
.

Suasana kelas berbeda dari biasanya, dimana ada satu topik yang amat sangat menarik apalaguli di kalangan para gadis.

My GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang