Chapter 22

5.8K 486 93
                                    

Sakura mengerjapkan matanya, menyesuaikan dengan pancahayaan di ruangan.
Mata emeraldnya mengarah pada anak lelaki yang masih tidur sampingnya. Tangan kanannya mengusap surai merah milik Sei. Senyum lembut terukir di wajah ayu itu, dengan hati-hati dia bangkit dari ranjang, Sakura menatap keluar dari jendela. Pikirannya melayang dimana dia di pertemukan dengan keluarga sesungguhnya.
Sakura bahagia, sangat. Tapi ada perasaan sedih dalam hati. Dia harus meninggalkan orang-orang yang sudah selama ini menerima dia apa adanya, yang selalu ada untuknya dan mencintainya dengan sepenuh hati.

Pikiran Sakura melayang pada Sasuke.
Apa lelaki itu sudah pulang? Bagaimana kabarnya? Sungguh tidak membalas pesan dari kekasihnya itu berat. Sangat.
Sebenarnya dia bisa saja membalas semua pesan yang masuk tapi ini merupakan perintah dari kepala keluarga Uchiha, bahwa dia jangan membalas satu pun pesan dari Sasuke.

Sakura menghela nafas berat, mungkin ini yang terbaik untuknya, juga untuk yang lainnya. Apalagi untuk wanita yang telah Sasuke tiduri itu.

Deg

Seketika hatinya bagai di tusuk oleh ribuan anak panah. Sakit sekali rasanya membayangkan jika pemuda yang amat sangat dia cintai bersama orang lain.

Sakura menghapus air mata yang entah sejak kapan mengalir. Mengusap kasar lalu tanpa banyak bicara dia pergi ke kamar mandi guna menjernihkan segala pikiran yang menghantui dirinya.

.
.
.

Gadis merah muda itu duduk agak gugup dengan suasana yang baru dia rasakan.
Mata emeraldnya melihat kearah wanita yang sangat mirip dengannya itu yang sedang tersenyum lembut kearahnya. Hati Sakura seketika tenang hanya dengan melihat itu.

"Seiya, jangan lari-lari" tegur Sasori yang baru saja datang keruang makan bersama adiknya itu.

"Aku mau duduk di samping Oneechan" tatapan Sakura beralih pada bocah yang sudah duduk di samping dirinya dan menatap dia dengan cengiran khas anak-anak.

Tangan Sakura mengusap lembut kepala Seiya, hal itu membuat senyuman di bibirnya semakin lebar, "Aku senang akhirnya Oneechan disini, bersama kami" Ucapan Seiya bagai mewakili perasaan seluruh anggota keluarganya.

Seiji yang baru saja tiba menepuk pelan pucuk kepala merah muda anak gadisnya, Sakura hanya membalas dengan senyuman.

"Nah touchan sudah datang, ayo kita sarapan" ucap Saika.

Suasana ruang makan cukup tenang, mereka menikmati sarapan dengan hati yang bahagia.

Sakura menggulirkan emeraldnya menatap satu persatu anggota keluarga yang telah lama dia tinggalkan dan dia lupakan.

Gadis itu menundukkan kepalanya, mencoba untuk tidak menangis. Sakura merasa amat sangat beruntung di pertemukan kembali dengan keluarganya, dia sangat menantikan hal ini. Memang di keluarga Uchiha dulu dia selalu di perhatikan tapi bagaimana pun Sakura tidak bisa mengelak dia sangat beruntung kembali pada keluarganya.

Saik yang melihat hal itu segera menghampiri putrinya, dia tepuk pelan bahu mungil itu membuat sang empu mendongak ke arahnya.

Ibu tiga anak itu menghapus pelan air mata yang sudah membasahi wajah ayu milik Sakura dengan senyuman haru.

Sakura sudah tidak kuat, dia menghambur pada pelukan ibunya. Erat sangat erat dia peluk tubuh itu.

Tanpa ada kata yang keluar, mereka semua paham bahwa ini merupakan moment yang sangat di nantikan oleh semuanya.

.
.
.

Sakura dengan seksama mendengarkan segala celotehan bersemangat dari adik bungsunya itu. melihat ekspresi yang di tampilkan oleh Seiya membuat Sakura gemas sendiri, sesekali tangannya dengan gemas mencubit pelan pipi yang lumayan tembem itu.

My GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang