Chapter 2

9K 649 28
                                    

Gadis yang sekarang sedang duduk di atas lantai yang berdebu ini tidak tau bagaimana dia bisa menemukan tempat sepi ini. Yang jelas dia sedang butuh ketenangan sekarang.

Mata emerald memerah, hidung mungil itupun ikut memerah bahkan wajahnya kini juga memerah menandakan bagaimana Sakura merasakan sakit teramat sakit di hatinya.
Memang tadi saat teman-teman kekasihnya berdebat, dia pergi tanpa di ketahui oleh orang lain dan Sakura bersyukur akan itu. Hatinya terlalu sakit maka dari itu dia pergi menenangkan diri.

Hal yang membuat hatinya sakit adalah saat perkataan bahwa Sakura menyerahkan dirinya pada Sasuke supaya pemuda itu terus di sampingnya.

Tidak! Dia tidak pernah melakukan hubungan badan dengan Sasuke, mereka hanya berciuman tidak lebih!

Air mata Sakura kini mengalir semakin deras. Dia sadar bahwa dia tidak pantas bersama lelaki sempurna macam Sasuke, sangat tidak pantas. Dia tahu tapi bolehkah dia egois sekarang?
Hidup lebih dari 7 tahun bersama pemuda itu membuatnya terbiasa akan kehadiran Sasuke di sampingnya, dia tidak tau bagaimana jadinya dirinya bisa bertahan hidup dengan tidak ada Sasuke di sampingnya.

Gadis itu semakin menundukan kepalanya dalam di lutut yang di tekuk. Dia menangis keras sendiri tanpa suara.
.
.
.
Sasuke membuka pintu dan segera memasuki ruangan di mana sang kekasihnya sedang menunggu. Sasuke sempat merutuki kantin sekolah karena eskrim rasa strawberry tidak ada, terpaksa dia pergi keluar untuk membelinya dan hal itu lah yang membuatnya jengkel tapi bagaimana pun juga ini untuk gadisnya, dia akan melakukan apapun untuk Sakura.

Saat masuk ruangan teman-temannya diam, dan itu membuat Sasuke mengernyit, tidak biasaya.
Mata onyx itu menggulir mencari-cari sosok pink di ruangan itu dan Sasuke tidak menemukannya.

"Dimana Sakura?" Tanya nya.

"Ah tadi dia ke toilet" Neji menjawab dan membuantnya baru saja tersadar bahwa Sakura sudah pergi ke toilet lebih dari 30 menit!! Oh jangan sampai apa yang di otaknya ini jadi kenyataan.

Sasuke berjalan kearah toilet bermaksud menunggu kekasihnya dan akan mengagetkan kekasih merah mudanya.
Mereka semua saling merilik satu sama lain, melupakan sejenak perdebatan mereka yang tidaka ada habisnya.

Sepuluh menit Sasuke menunggu tidak ada tanda-tanda Sakura akan keluar.
"Neji, berapa lama Sakura di dalam sini?"

"30 menit yang lalu" bukan Neji yang menjawab tapi Sai.

Sasuke membulatkan matanya menatap Sai marah, "Kenapa kau tidak bilang dari tadi sialan?!" Seru Sasuke marah.

Sialan!!

"Cherry? Kau didalam? Jika Ya, cobalah buat suara apapun itu. Sekarang!" Dengan jari yang terus saja menggedor pintu Sasuke berucap tinggi.

Neji bangkit dari duduknya dan berjalan mendekat kearah Sasuke di ikuti oleh Naruto dan Shikamaru.

Satu menit berlalu tidak ada respon apapun membuat perasaan khawatir semakin melungkupi hatinya.

Dengan sekali dobrakan keras pintu itu sudah lepas dari engselnya. Mata onyx itu mengendarkan tatapan kesegala arah dan Sasuke tidak menemukan apa yang dia cari.
Mata onyx itu seketika menatap mata Neji marah.

"Sialan! Aku menyuruhmu untuk menjaganya!!!"

Bugh

Setelah melayangkan pukulan pada Neji, Sasuke segera berlari keluar dan berlari menyusuri sekolah yang luas ini untuk mencari sang gadis.
Naruto membantu Neji berdiri "kau tak apa?"
"Hn, sebaiknya kita membantu Sasuke mencari Sakura, ini juga salah kita yang tidak bisa menjaganya" Neji meludahkan darah yang keluar dari mulutnya. Pukulan Sasuke itu sangat menyakitkan. Ah sialan!
.
.
.
Sasuke terus berlari tidak memperdulikan keringat yang kini sudah membasahi kemeja seragamnya bahkan keringat itu membasahi wajah tampan bak dewa adonis ini.

My GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang