Chapter 27

378 41 3
                                    

Flashback

Suara langkah kaki juga suara tertawa anak-anak memenuhi pekarangan rumah mewah keluarga Akasuna. Gadis kecil berambut merah muda itu tertawa puas saat melihat teman merahnya dengan sekuat tenaga menyamakan langkah dengannya.

"Karin ayo kejar aku," teriak anak yang bernama Sakura itu.

Sedangkan anak yang dipanggil Karin itu sedikit merengut dan semakin menambah kecepatan larinya. Sakura yang melihat itu sedikit panik, kemudian tidak berapa lama Karin bisa menggapai tangan Sakura tanpa menurunkan kecepatan larinya Karin menarik tangan itu supaya bisa mengikutinya.

"Karin cukup! Aku tidak kuat!!" Ucap Sakura dengan suara keras juga wajah yang sudah memerah.

"Ahahaha Ayo Sakura cepat! Kita harus berlari sampai pohon di sana." Karin menunjuk pohon yang beberapa meter lagi di depan sana.

Sesusah sampai di pohon yang cukup rindang itu, mereka berdua merebahkan diri dirumput dengan nafas yang terengah-engah.

"Hah ... Ini sangat melelahkan." Ucap Sakura dengan mata tertutup, masih dengan sibuk menghirup udara melalui mulut mungil itu.

Karin menoleh ke arah temannya itu, "Kau harus rajin olahraga. Jangan sampai kedepannya kau kalah lagi olehku."

"Tak mau, olahraga itu menyebalkan," balas Sakura

"Sesudah besar nanti, kau mau jadi apa?" Tanya Karin sembari bangkit dari posisi tidurnya menjadi duduk, tanpa mengalihkan pandangannya pada teman merah mudanya.

Sakura berpikir lama, "Hmmm mungkin aku mau jadi penyanyi ihihi~."

"Kau yakin? Suaramu jelek begitu?"

Sakura yang mendengar itu membuka matanya, menatap mata ruby dengan merajuk.
"Kata Saso-nii, Kaasan, Tousan, suaraku bagus yah."

"Mereka hanya menghiburmu." Ucapan Karin membuat Sakura mengeluarkan air matanya. Merasa sakit hati mendengar itu.

Karin yang melihat itu sedikit gelagapan. Dia lupa jika temannya itu sangat cengeng.
"Maafkan aku. Iya suaramu bagus. Serius. Tadi aku hanya bercanda." Tangan mungil itu mengelus kepala merah muda, supaya berhenti menangis.

"Kau jelek sekali jika menangis," celetuk Karin kembali.

Mendengar hal itu, suara tangisan itu bertambah kencang, sehingga orang yang berada di dalam rumah dapat mendengarnya.

Drap drap drap

Tak berapa lama ada suara langkah kaki yang terdengar, "Ada apa?" Tanya seoranag laki-laki bersurai merah.

Bocah merah muda itu menunjuk kearah Karin yang juga melihat kearahnya, "Karin bilang aku suara dan wajahku jelek jika menangis niichan," adu Sakura kembali menangis mengingat perkataan temannya.

Hazel itu melirik Karin, meminta pernjelasan.

"Aku hanya mengatakan yang sebenarnya, dan juga wajahmu hanya jelek saat menangis," jelas Karin yang kini mata Ruby itu mulai berembun, takut jika kakak dari temannya ini marah.

Sasori menghela nafas panjang dan menggaruk kepala merahnya itu, "sudah Saki jangan menangis yah, kita nanti beli eskrim kesukaanmu. Kau boleh membeli sepuasnya."

My GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang