Chapter 8 : Berlium Village and A Disaster

91 3 0
                                    

Esok pagi yang cerah datang menyambut Freia. Di depan istana kepresidenan, rombongan berpisah dengan Feronso, Marikha dan Delwyn. Feronso sangat berterima kasih kepada mereka karena telah membantu kota Sontaleff. Mereka sangat senang bisa membantu karena itulah tujuan misi mereka sebenarnya. Marikha juga berpesan agar semuanya tetap saling menjaga dan saling tolong menolong. Delwyn juga ingin agar nanti Aldeon kemari lagi karena ia ingin bermain dengannya. Aldeon berjanji akan datang kembali. Maka semua mengucap salam perpisahan dan rombongan pun beranjak meninggalkan istana kepresidenan.

Setelah mereka sampai di gerbang kota bagian barat, mereka segera membuat rencana perjalanan selanjutnya. Hari ini pun angin bertiup cukup kencang menuju ke suatu arah. Karena tidak tahu harus ke mana, Merril menyarankan untuk mencoba mengikuti arah angin. Nampaknya ada sesuatu yang sedang terjadi. Maka mereka pun mengikuti saran Merril. Dengan menggunakan sihir terbang, mereka melanjutkan perjalanan dengan mengikuti arah angin yang bertiup kencang tidak seperti biasanya dan berharap dapat menemukan sesuatu.

Beberapa waktu kemudian, rombongan melihat sebuah desa yang terletak di pinggir benua dan terhubung dengan lautan. Terlihat dermaga di desa tersebut mengalami kerusakan yang cukup parah. Mereka pun memutuskan untuk mencoba mengunjungi desa tersebut. Tak lama kemudian mereka mendarat di depan pintu masuk desa bagian utara. Mereka lalu masuk ke desa yang besar dan ramai tersebut. Mereka kagum dengan keindahan desa yang sangat alami dan bervariasi.

Terlihat sesosok gadis sedang berlari. Ketika rombongan berbelok, Alvia yang berada di paling depan segera bertabrakan dengan seorang gadis dan mereka jatuh bersama-sama. Gadis itu segera berdiri dan menolong Alvia. Ia minta maaf dan dibalas dengan senyum oleh Alvia. Gadis itu memperkenalkan dirinya sebagai Devony Xaxton dan berkenalan dengan Alvia. Begitu juga berkenalan dengan yang lainnya. Devony tahu mereka bukan penduduk daerah sini oleh karena itu ia mengatakan selamat datang kepada mereka, ke desanya yang indah, Berlium Village. Ia pun menawarkan untuk menjadi pemandu wisata mereka. Setelah berdiskusi, rombongan memutuskan untuk menerima tawarannya. Maka mereka pun pergi.

Di perjalanan mereka mengelilingi desa, Devony menceritakan semua yang dilihat oleh mereka dan mengenalkan semua yang ada di desa kepada mereka. Rombongan juga sangat kagum dengan keindahan desa beserta semua hal unik yang ada di sana. Akhirnya mereka sampai pada sebuah rumah yang sangat besar. Devony memberitahu bahwa di sanalah sang kepala desa tinggal. Lalu pintu rumah terbuka dan seorang pria keluar beserta dua pengawal desa. Pria itu ketika melihat rombongan beserta Devony segera menghampiri.

“Devony, who are these younglings?” tanya pria itu yang mengenal Devony.

“Oh, they are my new friends, dad,” jelas Devony.

Mendengar Devony memanggil pria itu dengan panggilan ayah, rombongan terkejut. Pria itu adalah Hezrick Xaxton, ayah Devony yang juga merupakan kepala desa Berlium. Devony kemudian memperkenalkan rombongan kepada Hezrick. Ketika Hezrick mendengar nama Aldeon beserta Alvia, ia langsung terkejut. Devony heran dengan ayahnya. Hezrick menjelaskan identitas mereka berdua kepada Devony yang juga kaget setelah mendengarnya. Hezrick sangat senang bisa bertemu dengan anggota-anggota kerajaan tersebut, begitu juga sebaliknya. Rombongan kemudian dipersilakan masuk dan mereka pun bersama-sama masuk ke rumah untuk berbincang-bincang sekaligus makan siang bersama.

Hari telah menjelang siang. Di desa, Devony mengajak rombongan kembali berjalan-jalan mengelilingi desa. Tak lama kemudian mereka pun sampai di dermaga belakang desa yang rusak berat. Melihat hal tersebut, Alvia bertanya apa yang terjadi. Devony akhirnya menceritakan bahwa dermaga itu hancur karena gelombang air laut yang sangat besar datang menghantam. Tidak ada yang tahu kenapa ini terjadi tetapi semuanya yakin bahwa ini merupakan bencana yang ditimbulkan oleh Zevalen. Jika gelombang tersebut terus menerus menghantam desa, lama lama desa bisa berada dalam keadaan yang sangat berbahaya. Gelombang ini datang satu kali dalam sebulan dengan waktu yang sudah ditentukan.

Bulan ini adalah bulan Lucena dan gelombang tersebut datang setiap tanggal 18Lucena. Itu berarti dalam 5 hari lagi gelombang tersebut akan kembali menghantam. Dari pengalaman Devony, pernah dua kali dimana gelombang tersebut membentuk seekor monster air raksasa bermata satu. Ia menyerang dan merusak dermaga serta memporak porandakan sebagian besar desa. Korban-korban juga berjatuhan. Devony bercerita dengan wajah sangat sedih. Hal mengerikan tersebut tidak pernah akan terlupakan. Hingga sekarang tidak ada yang pernah mengunjungi dermaga lagi karena takut akan hal-hal mengerikan terjadi secara tiba-tiba.

Monster tersebut muncul di tanggal 18 Lucena juga. Dengan demikian yang ditakutkan oleh para penduduk sekarang adalah kembalinya monster tersebut di tanggal yang sama tahun ini. Mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk mengatasi bencana ini. Hanya saja Devony yakin ada suatu jalan yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan semua bencana ini. Rombongan sangat terkejut dan terdiam mendengar cerita Devony. Mereka sangat tidak menyangka akan hal tersebut.

Hari menjelang sore. Di rumah kepala desa, di beranda depan rumah, Alvia melamun dan memikirkan cara bagaimana bisa menolong Devony dan para penduduk desa yang lainnya. Lalu Aldeon datang menghampiri Alvia. Aldeon menanyakan pendapat tentang masalah ini. Alvia benar-benar sangat ingin membantu dan sedang memikirkan cara untuk menolong mereka. Aldeon mengerti.

Malam hari datang. Di rumah kepala desa, rombongan bersama Devony dan Hezrick mengadakan makan malam bersama. Mereka juga membahas masalah tentang bencana monster air tersebut. Lalu tiba-tiba Alvia mendapatkan suatu ide dan mengusulkan bagaimana jika mereka pergi ke kota Raz Mazek dan meminta bantuan kepada Greciana. Mendengar usulan Alvia, Aldeon dan ke-4 pengawal setuju untuk mencoba meminta bantuan ke sana. Maka diputuskanlah mereka akan menuju kota Raz Mazek besok pagi. Hezrick dan Devony sangat berterima kasih kepada Alvia beserta yang lainnya. Alvia akan dengan senang hati membantu. Devony kemudian meminta izin kepada ayahnya agar dibolehkan untuk ikut. Hezrick mengijinkannya. Devony sangat senang mendengarnya. Makan malam pun dihiasi dengan suasana yang hangat. Malam itu bulan tidak nampak sekali, begitu juga bintang-bintang sehingga langit semakin gelap.

Frozen FreiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang