Frozen Freia

Chapter 19 : The Ruins and Girenzo Dangaidel

Malam hari itu, di langit, Aldeon terbang dengan secepat mungkin menuju Ruins of Tambolph. Beberapa saat kemudian Aldeon pun sampai dan mendarat di kawasan reruntuhan yang sangat luas dan berkabut hitam. Aldeon segera berlari menelusuri halaman reruntuhan yang luas itu. Di tengah pelariannya, Aldeon tiba-tiba berhenti. Monster-monster kegelapan dan kematian bermunculan. Aldeon segera membasmi monster-monster tersebut.

Semua monster akhirnya berhasil dibasmi. Aldeon segera menghilangkan Coeus-Haalgar dan kembali berlari hingga akhirnya ia menemukan puing-puing yang memiliki tangga menuju ke bawah. Tanpa basa basi Aldeon segera turun mengikuti tangga ke bawah tanah tersebut. Saat itu di sebuah ruang mistik yang sangat luas yang terdapat di bawah tanah, terlihat Alvia yang terikat oleh tali-tali besi di sebuah tiang berbentuk salib. Alvia tidak sadarkan diri. Agak jauh dari hadapan Alvia, terlihat sosok Girenzo berdiri dengan memegang tombak hitamnya.

Tiba-tiba sebuah dinding di sekitar ruangan tersebut hancur meledak. Dari asap-asap ledakan itu, Aldeon muncul dan memasuki ruangan. Ketika ia melihat Alvia yang ada di atas tiang salib, Aldeon menjadi sangat kaget. Ia kemudian segera berpaling ke Girenzo dengan wajah yang marah. Aldeon mengeluarkan Coeus-Haalgar-nya dan siap menyerang Girenzo. Melihat hal itu, Girenzo kemudian menjetikkan jari tangan kanannya dan tali besi yang mengikat tubuh Alvia, dari atas sampai kaki, menjadi menguat sehingga tubuh dan juga kaki Alvia yang terikat menjadi terluka dan mengeluarkan darah. Alvia benar-benar tidak sadarkan diri. Aldeon yang melihat hal itu benar-benar kaget dan berteriak memanggil nama Alvia. Girenzo tertawa melihat wajah Aldeon yang kaget itu.

“Come, if you dare to see her disappears from this world!” tawa Girenzo.

Aldeon menjadi semakin geram dan marah. Ia tidak bisa melakukan apa-apa. Lalu terlihatlah Cleide datang terbang dari belakang Aldeon menuju Girenzo sementara Girenzo yang melihatnya hanya masa bodoh karena itu hanya seekor burung kecil yang tidak punya kekuatan apa-apa. Aldeon yang melihat Cleide terbang memutar ke belakang Girenzo, segera mengerti dan tersenyum dingin. Girenzo heran melihat senyum Aldeon lalu membalasnya dengan berwajah sinis.

Tidak jauh di belakang Girenzo, tubuh Cleide bersinar merah dengan kuat dan sebuah lambang sihir suci berwarna merah muncul di bawahnya. Tubuh Cleide diselimuti api dan ia berubah wujud menjadi seekor burung phoenix merah yang besar. Cleide adalah The God of Red Phoenix. Raungan Cleide terdengar dan Girenzo yang mendengarnya dengan heran segera berbalik hanya untuk menemukan sebuah burung phoenix merah raksasa siap untuk mengaktifkan Carama Abhivarta magis miliknya. Girenzo sangat terkejut melihatnya.

“Let’s go, Cleide!!!” teriak Aldeon.

Cleide pun mengeluarkan serangan Eternity Flame dan Girenzo yang tidak sempat berlindung, menghindar apalagi menjentikkan jarinya segera terhantam oleh serangan dahsyat tersebut. Aldeon segera menghindar yang jauh. Girenzo pun terpental dan jatuh ke atas tanah es.

Girenzo tergeletak di atas tanah es dengan luka yang cukup parah. Cleide kembali berubah menjadi burung kecil, sementara Aldeon membebaskan Alvia dengan menggunakan Coeus-Haalgar. Setelah semua ikatan terlepas, Alvia jatuh ke bawah dan Aldeon segera menangkapnya. Aldeon lalu menggendongnya dan membawanya ke bawah sebuah tiang bangunan yang berada jauh dari Girenzo. Alvia disandarkan ke tiang. Terlihat luka-luka Alvia mulai sembuh. Aldeon lega melihatnya. Cleide datang hinggap di kepala Alvia. Ia juga nampak mengkhawatirkan Alvia.

Tiba-tiba Girenzo kembali berdiri dengan lukanya yang parah itu. Ia tertawa dengan keras sekali dan tubuhnya segera diselimuti aliran energi dan hawa-hawa berwarna hitam. Aldeon yang melihatnya segera terkejut. Ia menyuruh Cleide untuk menjaga Alvia dan Cleide berkicau tanda setuju. Girenzo akhirnya berubah menjadi seekor naga hitam raksasa yang dinamakan Black Dragonaur.