Chapter 21 : Clleenerys Freia and Gaia Aldena

81 3 0
                                    

Pagi hari yang cerah datang kembali menyambut Freia. Rombongan yang kini hanya ber-8 berpisah dengan Fredrico, Stellania dan Leon. Mereka akan menuju ke istana Clleenerys Freia. Semuanya akan menunggu di sana. Akhirnya setelah mengucap salam perpisahan, rombongan beranjak meninggalkan ruang singgasana. Saat itu di istana Louros, di sebuah ruang yang gelap, Miara ternyata mengetahui akan adanya pesta perayaan itu. Ia berjanji akan membunuh para Yang Terpilih itu di hari perayaan yang menggembirakan itu.

Rombongan pun sampai di luar gerbang kota bagian barat. Mereka segera menggunakan sihir terbang dan melaju ke kota Feluanthes. Mereka terbang dengan secepat mungkin karena jarak kota Feluanthes yang cukup jauh. Perjalanan terbang mereka mulus dan tidak ada yang menghadang. Sementara itu, di istana Clleenerys Freia, keramaian berlangsung. Semua terlihat sibuk mempersiapkan segalanya. Begitu juga di kota Feluanthes yang sangat ramai tidak seperti biasanya, para penduduk terlihat sibuk dan bekerja dengan riang. Semua terlihat meriah.

Waktu terus berjalan hingga siang hari menjelang. Di luar gerbang kota Feluanthes bagian timur, rombongan pun tiba. Mereka segera masuk dan kaget melihat keramaian yang benar-benar luar biasa itu. Berbagai hiasan yang meriah terpasang di mana-mana. Mereka sangat kagum sekali. Mereka pun berjalan. Para penduduk yang sibuk bekerja segera memberi hormat kepada Alvia yang melewati mereka. Alvia pun membalasnya dengan senyum manis.

Di luar istana, semua juga sedang sibuk bekerja. Di ruang singgasana, Voldius dan Aleciana beserta beberapa anggota istana telah bersiap menyambut kedatangan putri kesayangan mereka. Tak lama kemudian, pemberitahuan kedatangan rombongan pun terdengar. Rombongan masuk ke ruang singgasana dan Alvia segera berlari memeluk ayah dan ibunya. Ia sangat rindu dengan mereka begitu juga sebaliknya.

Ke-4 pengawal memberi hormat kepada Voldius dan Aleciana yang diterima dengan sangat senang hati. Lalu Alvia memperkenalkan Devony kepada ayah dan ibunya yang disambut dengan senang hati. Voldius dan Aleciana juga menyambut Viona dengan senang. Ternyata Viona sudah dikenal dengan baik oleh kedua penguasa kerajaan itu.

Tapi, di mana Aldeon? Benar, mereka tersadar bahwa Aldeon tidak ada di sana. Mereka menjadi heran. Saat itu di kota, terlihat Aldeon berjalan menuju ke Teleport Gate. Lalu ia memasuki Teleport Gate dan menghilang di dalam aliran waktu.

Gaia, saudara kembar dari Freia sedang dalam keadaan yang sangat cerah. Keindahan berkembang dengan cepat di sana. Di luar gerbang kota Aldenavor bagian selatan, sebuah gerbang waktu muncul. Aldeon pun tiba dan gerbang kembali menghilang. Aldeon langsung mengenali kota favoritnya itu. Ia segera masuk dan setelah beberapa lama berjalan, ia segera menggunakan sihir terbang menuju istana Gaia Aldena. Para penduduk yang melihat Aldeon terbang segera mengenalinya sebagai pangeran tinggi mereka yang kuat dan baik hati.

Tak lama kemudian, Aldeon sampai di halaman istana Gaia Aldena yang sangat indah, hijau dan luas. Para pengawal dan prajurit yang melihatnya segera menyambutnya dan dibalas oleh Aldeon. Ia segera masuk ke istana dimana ia disambut dengan hangat oleh semua anggota istana yang melihatnya. Aldeon juga membalas sambutan mereka dengan ramah. Saat itu di ruang tamu, Aldonicus dan Devinia sedang menerima tamu penting. Setelah selesai, para tamu segera meninggalkan ruang tamu.

Setelahnya, pintu ruang tamu kembali terbuka dan muncullah Aldeon. Kedua orang tuanya yang melihat kehadiran Aldeon sangat terkejut dan gembira. Mereka berdua segera memeluk Aldeon yang juga cukup rindu kepada kedua orang tuanya. Setelah itu mereka berbincang-bincang sebentar. Devinia juga memberitahukan bahwa mereka serta semua paman-bibi dan saudara-saudara Aldeon mendapat undangan untuk menghadiri pesta ulang tahun Alvia. Hanya saja mereka belum dapat memastikan apakah mereka semua akan hadir terlebih karena saat-saat ini mereka sedang sibuk terus menerus. Aldeon mengerti.

Karena tidak ada banyak waktu, Aldeon harus segera pergi lagi. Aldonicus dan Devinia mengerti. Aldeon segera pamit untuk kembali ke istana Clleenerys Freia. Ayah dan ibunya kembali memeluk Aldeon dan Aleciana mencium kening Aldeon. Mereka berdua berpesan agar Aldeon selalu menjaga diri. Aldeon akan selalu menjaga diri. Maka Aldeon pun pergi meninggalkan ruang tamu istana.

Di kota Feluanthes, terlihat Claus dan Reina berjalan mencari-cari Aldeon. Beberapa saat kemudian setelah mereka berkeliling dan tidak menemukan Aldeon, mereka memutuskan kembali ke istana Clleenerys Freia. Tapi sebelum mereka beranjak pergi, Reina melihat Aldeon datang dari jauh. Mereka segera berlari menuju ke sana. Mereka senang Aldeon sudah kembali. Lalu Claus bertanya dari manakah Aldeon sebenarnya. Aldeon mengatakan bahwa ia mengunjungi ayah dan ibunya sebentar. Claus dan Reina mengerti. Maka mereka pun kembali ke istana Clleenerys Freia.

Saat itu di taman bunga dalam istana, terlihat Alvia, Devony dan Viona bercanda ria bersama. Tak lama kemudian Merril datang dan memberitahu kalau Aldeon sudah kembali. Mereka ber-3 senang mendengarnya, terutama Alvia yang segera berdiri dan berlari ke dalam untuk menemui Aldeon. Merril, Devony dan Viona yang melihat Alvia segera tertawa bersama.

Dalam perjalanannya, Alvia bertemu dengan Hyuga dan bertanya di mana Aldeon berada. Hyuga memberitahu bahwa Aldeon sekarang sedang berada di kamar peristirahatannya. Alvia mengerti dan berterima kasih. Hyuga membalasnya dengan senyum. Alvia segera pergi lagi. Sementara itu di kamar peristirahatannya, Aldeon terbaring di atas tempat tidur dan tertidur dengan pulas.

Di luar kamar peristirahatan Aldeon, Alvia pun sampai. Alvia tidak berani masuk. Namun karena ia ingin sekali bertemu dengan Aldeon, maka ia memutuskan untuk masuk. Jantungnya berdetak tidak karuan. Alvia membuka pintu dengan pelan-pelan dan masuk, lalu menutup pintu dengan pelan kembali. Alvia melihat ternyata Aldeon sedang tidur. Alvia mendekat dan melihat wajah Aldeon yang tidur ternyata sangat manis. Alvia tersenyum manis melihatnya. Tak lama Alvia pun berbalik dan berjalan menuju pintu kamar. Setelah Alvia menghilang dari balik pintu, Aldeon pun terbangun dan menengok ke arah pintu kamar. Ia kemudian tersenyum kecil.

Malam hari pun tiba. Di taman air mancur dalam istana, terdengar kerincing lonceng. Ada yang berjalan dan kaki kanannya terpasang gelang kaki emas. Itu adalah Alvia. Bunyi gemerincing gelang kaki Alvia itu akhirnya terdengar oleh Aldeon yang sedang tidur. Aldeon kemudian terbangun dan segera bangun duduk. Ia kemudian turun dari tempat tidurnya dan menuju pintu kamar, lalu keluar. Di taman itu, Alvia sedang menari berdansa sendiri kesana kemari. Tak jauh dari sana, terlihat Aldeon bersembunyi di balik pohon. Alvia menari dengan tersenyum manis. Tak lama kemudian saat Alvia berputar dengan merentangkan kedua tangannya, tiba-tiba tangan kanannya disambut oleh seseorang.

Alvia sangat terkejut dan segera menengok. Aldeon berada di sana dan memegang tangan kanan Alvia dengan lembut.

Shall we dance?” tanya Aldeon.

“Aa… yes,” jawab Alvia dengan malu-malu.

Maka Aldeon dan Alvia pun berdansa dengan manisnya. Malam ini menjadi malam yang sangat romantis bagi mereka berdua.

Malam yang agak larut, Aldeon dan Alvia sedang berjalan di dalam istana. Sesampainya di depan kamar, Alvia berpisah dengan Aldeon. Alvia dengan malu mengucapkan selamat malam kepada Aldeon dan dibalas oleh Aldeon. Setelah Alvia masuk ke dalam kamarnya, Aldeon pun pergi.

Malam itu bulan bersinar dengan terang dan langit sangat cerah.

Frozen FreiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang