Chapter 2 : Zunou City and A Terror

170 7 0
                                    

Pagi yang cerah datang menyelimuti dunia Freia. Di sebuah desa besar yang saat itu sedang dalam keadaan tenang dan damai, tiba-tiba terjadi keributan. Di dermaga belakang desa, sebuah gelombang air laut yang besar datang. Para penduduk yang sedang berada di dalam air segera naik ke darat dan berlari ke dalam desa. Gelombang air laut tersebut menghantam dan menghancurkan jembatan kayu yang ada di sana. Untunglah tidak ada korban, namun para penduduk menjadi takut dan meyakini bahwa ini adalah bencana yang dikirimkan oleh Zevalen.

Beralih ke istana Clleenerys Freia, saat itu Aldeon, Alvia dan ke-4 pengawal berkumpul dengan Raja dan Ratu beserta semua para anggota istana di ruang singgasana. Ternyata mereka ber-6 akan mengadakan sebuah perjalanan yang cukup panjang. Mereka akan berkeliling dunia Freia dan mengunjungi semua kota dan desa yang ada untuk memberikan bantuan dalam menghadapi bencana dan teror dari kegelapan dan kematian. Maka Aldeon cs pun berpamitan. Semua anggota istana serta Raja dan Ratu akan selalu berdoa untuk keselamatan mereka. Mereka berjanji akan selalu saling menjaga. Alvia pun memeluk ayah dan ibunya dengan erat dan berjanji akan kembali dengan selamat. Waktu pun tiba dan mereka beranjak meninggalkan ruang singgasana.

Tak lama kemudian rombongan pun terlihat sudah berada di kota Feluanthes. Di sepanjang jalan mereka menuju pintu gerbang kota bagian utara, para penduduk terlihat sangat sopan dan memberi hormat kepada mereka, terutama karena mereka sangat mengenal dan menyayangi sang putri mereka yaitu Alvia. Begitu juga Alvia pun membalas kesopanan mereka dengan senyum manisnya. Para penduduk juga banyak yang bertanya-tanya tentang Aldeon.

“Hey, look! Who is that?”

“Oh my, yes! A very handsome man! I wonder who is he?”

From what I’ve heard, he is the High Prince of Gaia Aldena Kingdom.”

“Wow, he is so cool.”

Begitulah pendapat para penduduk terhadap Aldeon. Banyaknya penduduk yang memberi hormat kepada mereka yang sedang berjalan membuat Claus dan Reina jadi kagum.

“Wah, nampaknya Nona Alvia sangat dihormati oleh semua penduduk yang ada di sini,” kagum Reina.

“Tentu saja, karena beliau sangat manis dan baik hati dan tentunya tidak keras seperti gadis yang pernah kukenal ini,” jelas Claus yang sedikit mengejek Reina.

“Wha… what did you say,Claus?!” geram Reina yang jadi kesal.

Claus pun tertawa melihat kemarahan Reina.

My, Claus and Reina are funny, hihihi,” tawa Alvia yang melihat kelakuan mereka begitu juga Hyuga dan Merril.

Aldeon yang melihat pertengkaran mereka hanya menggeleng-gelengkan kepalanya saja.

“Tapi sepertinya Tuan Aldeon juga menjadi bahan pembicaraan yang hangat di sini,” senyum Hyuga.

“Ya, benar, Tuan Aldeon juga semakin menjadi terkenal,” setuju Merril.

“Bahkan ada yang mengatakan bahwa Tuan Aldeon dan Nona Alvia merupakan pasangan yang sangat serasi,” ucap Merril dengan nada yang agak nakal kepada Alvia sambil mengedipkan satu mata kanannya kepada Hyuga yang tersenyum.

“Aaa… Merril!!!” teriak Alvia yang wajahnya menjadi merah.

“Hey, you’re right, Merril, I agree,” setuju Reina yang nampaknya sudah selesai bertarung mulut dengan Claus.

Yes, me too,” setuju Claus.

“Wha… what?! Th… that is not right!” jelas Alvia yang nampaknya jadi salah tingkah.

Frozen FreiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang