Assalamualaikum teman-teman
Setelah hiatus sekian purnama akhirnya hari ini bisa lanjut lagi dengan mas Doni dan mbak Aisyah. Saya sangat berterimakasih untuk para pembaca yang sudah setia menunggu kelanjutan cerita ini, terimakasih banyak untuk kalian semua para readers tercinta 😘😘🤗🤗
Jangan lupa VOTE & COMMENT Dan tekan simbol bintang 🌟 sampai berubah menjadi warna kuning...!!!HAPPY READING GUYS...!!!
****
"Aisyah kenapa buburnya diaduk-aduk terus kok gak dimakan" tegur kakek yang sedari tadi melihat Aisyah yang hanya diam saja sembari terus mengaduk-aduk buburnya.Aisyah terperanjat kaget ketika mendengar teguran dari kakek, sejujurnya Aisyah sedari tadi melamun, pikirannya berkelana entah kemana sampai-sampai ia tidak sadar dengan apa yang dilakukannya.
"Eeuumm ini Aisyah makan kok kek" ucap Aisyah lalu kembali menyuapkan bubur ke dalam mulutnya.
"Aisyah kamu nggak papa kan" tanya kakek dengan raut wajah khawatir karena melihat Aisyah yang diam saja tidak seperti biasanya.
"Aisyah nggak papa kok kek, Aisyah baik-baik aja, kakek jangan khawatir" jawab Aisyah dengan tersenyum, Aisyah tidak ingin membuat kakek khawatir karena jika itu terjadi maka bisa berakibat pada jantung kakek. Aisyah harus menjaga agar kondisi kakek tetap stabil. Aisyah juga harus menyembunyikan rapat-rapat masalah rumah tangganya dari kakek, kakek tidak boleh tahu jika sampai saat ini Doni masih belum bisa menerimanya.
***
Saat ini Doni tengah berkutat di depan laptopnya. Doni hari ini benar-benar sangat sibuk, matanya terlihat fokus menatap layar laptopnya tersebut tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun. Sesekali Doni memijit kedua pelipisnya, ia merasakan kepalanya sedikit pusing mungkin itu efek dari mabuk semalam atau bisa jadi efek terlalu lelah bekerja karena sedari tadi Doni sama sekali belum istirahat.
Doni menyambar gagang telepon yang berada disampingnya lalu menekan nomor disana, Doni menunggu sembari mengetuk-ngetukkan jarinya di atas meja dengan tidak sabaran. Doni merasa kesal karena di seberang sana tidak ada yang kunjung menjawab teleponnya.
"Halo selamat siang pak" jawab seseorang dari seberang sana yang tak lain adalah sekretaris Doni yang bernama Santi.
"Kamu itu tuli ya atau pura-pura tidak dengar telepon bunyi, angkat telepon gitu aja lama banget, dari mana saja kamu. Saya gaji kamu disini itu buat kerja bukan malah keluyuran gak jelas, kalo kamu begitu terus saya rugi dong gaji kamu" omel Doni pasalnya ia merasa sangat kesal dengan sekretarisnya itu.
"Maaf pak saya tadi dari-" baru saja Santi ingin menjelaskan namun dipotong oleh Doni.
"Tidak usah banyak alasan karena saya tidak suka dengan karyawan yang banyak alasan, dan satu lagi jika kamu melakukan kesalahan seperti ini lagi maka bersiaplah untuk dipecat dari perusahaan ini" ancam Doni serius, ia tak pernah main-main dengan ucapannya dan semua karyawannya juga sudah tahu hal itu bahwa Doni tidak akan segan-segan untuk memecat karyawannya siapa pun itu. Sehingga banyak karyawan yang takut jika berhadapan langsung dengan Doni apalagi tatapan Doni yang tajam mampu membuat lawan bicaranya mati kutu.
"Sekali lagi saya minta maaf pak" cicit orang di seberang sana namun Doni tidak meresponnya.
"Suruh Bejo antarkan kopi ke ruangan saya" perintah Doni lalu Doni menutup sambungan telepon secara sepihak tanpa menunggu jawaban dari seberang.
Tok...tok...tok
Selang beberapa menit kini ada seseorang yang tengah mengetuk pintu ruangan Doni guna meminta izin sang empunya untuk masuk ke dalam. Dia adalah Bejo seorang office boy yang disuruh untuk mengantarkan kopi untuk Doni.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Solehah
SpiritualeAisyah Nuha Zahira dia adalah perempuan yang sangat baik dan cantik, dia sangat taat dalam menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslimah. Aisyah sangat mendambakan calon imam nya kelak adalah seorang hafidz dan yang paling penting bisa membimbin...