Ceklek
Laki-laki bernama lengkap Choi Beomgyu itu membuka pintu rumah yang sudah satu tahun dia tinggali. Seperti biasa, suasana di dalamnya selalu hening, bahkan suara jarum jam dinding pun bisa terdengar jelas di telinga setiap orang yang masuk.
"Nenek, Beomgyu pulang." Suara Beomgyu terdengar sangat jelas saking heningnya. Namun, setelah mengatakan itu dia tak mendengar sahutan apapun. Lantas, untuk memastikan kenapa neneknya tidak menyahut, dia segera melangkah menuju kamar sang nenek yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri.
"Nenek ..." panggil Beomgyu dengan pelan. Tangannya membuka pintu kamar secara perlahan. Setelah terbuka, dilihatnya sang nenek sudah tertidur lelap di atas kasur.
Beomgyu tersenyum simpul. Kakinya berjalan masuk ke dalam kamar. Perlahan-lahan, dia menarik selimut agar neneknya tidak kedinginan. Setelah menyelimuti sang nenek, dia duduk ditepi kasur dan mengelus kepala neneknya dengan penuh kasih sayang. "Beomgyu sayang nenek. Jangan sakit." Setelah berkata seperti itu, dia mencium kening neneknya, lalu pergi dari kamar neneknya.
"Hari yang melelahkan ..." gumam Beomgyu sambil memukul-mukul pundaknya yang terasa sangat sakit karena di akhir pekan seperti ini dia punya kewajiban untuk menjaga toko bunga milik sang nenek, dan membiarkan sang nenek mendapat waktu istirahatnya walau hanya sehari dalam seminggu.
Beomgyu kini sudah berdiri di depan pintu kamarnya. Namun, ketika hendak membuka pintu, suara tawa seseorang menembus indera pendengarannya. Tentu saja hal itu membuatnya langsung menoleh dengan alis yang menekuk kebingungan.
Siapa yang tertawa di dalam rumah neneknya malam-malam begini?
Apalagi tawa itu milik seorang perempuan.
Beomgyu bergidik ngeri. Entah mengapa pikirannya malah tertuju ke hal-hal yang berbau mistis. Tidak mungkin ada hantu yang masuk ke dalam rumah neneknya.
"Yang benar saja. Rumah ini tak ada yang seperti itu. Tapi kenapa mendadak ada suara tawa perempuan, ya?"
"Hahaha ... kau ini. Tapi semoga saja aku bertemu dengan pangeran tampan, ya, di sini."
Kini Beomgyu tak hanya mendengar suara tawa saja, tetapi juga pembicaraan seorang perempuan. Dan anehnya, suara itu berasal dari kamar yang berhadapan dengan kamarnya. Lantas, dia memandang pintu kamar yang ada di depannya dengan ekspresi kebingungan sekaligus merinding.
"Tidak salah lagi, suara itu berasal dari kamar ini. Tapi bukankah kamar ini tak ada yang menempati?" Beomgyu berujar. Daripada penasaran, beomgyu yang memang seorang laki-laki memilih untuk mendekat ke kamar itu dengan keberanian yang dia punya. Telinganya didekatkan ke pintu untuk mendengar suara itu lagi agar dia bisa memastikan bahwa suara tersebut memang berasal dari kamar ini.
"Sebentar, ya."
Beomgyu terus menempelkan telinganya. Hingga tiba-tiba saja pintu terbuka, membuat dia dan orang yang membuka pintu itu sama-sama terkejut. Karena posisi Beomgyu yang sedikit menyandarkan tubuhnya ke pintu tadi, membuat dia berakhir tumbang, dan sialnya dia hampir menindih orang itu jika tangannya tidak menahan.
Setelah beberapa saat saling bertatapan dengan raut terkejut, perempuan yang berada di bawah Beomgyu langsung berteriak dan mendorong Beomgyu hingga jatuh ke samping. Dengan cepat, dia berdiri dan langsung mengambil bantal guling untuk memukuli Beomgyu.
"AAA!!! MALING! MALING!! NENEK ADA MALING!!!!"
"YA! AKU BUKAN MALING!"
Perempuan itu menghentikan aksinya. Dia melangkah mundur, sedangkan Beomgyu segera berdiri.
"Jika bukan maling, lalu kau siapa? Kenapa ada di sini?!" Perempuan itu menodongkan guling seperti senjata tajam.
"Seharusnya aku yang bertanya seperti itu! Kau siapa? Kenapa ada di rumah ini?!"
"Aku-aku cucu pemilik rumah ini! Kenapa memangnya?!"
"A-apa?"
GYUNARI
[23/06/21]
•••
Akhirnya publis ulang \(^o^)/
Buat kalian yg pernah baca, semoga tetap suka sama ceritanya.
Buat kalian yang baru baca, selamat datang. Selamat membaca kisah singa dan beruang alias Nari dan Beomgyu (≧▽≦)
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] GYUNARI
Fanfiction‹ 𝐆𝐘𝐔𝐍𝐀𝐑𝐈 › ft Choi Beomgyu ❝Cinta adalah bunga yang harus kau biarkan tumbuh di hatimu.❞