02 ─ nasib buruk

692 146 6
                                    

"Apa? Dia cucu angkat nenek?!"


Han Nari memekik. Bagaimana tidak, neneknya mengangkat laki-laki asing tadi menjadi cucunya, benar-benar mengejutkan. Apalagi ketika sang nenek mengatakan kalau laki-laki itu sudah satu tahun tinggal di rumah neneknya, Nari benar-benar tidak tahu harus mengatakan apa, dia sangat tercengang mendengarnya. Dan satu hal yang membuat Nari kesal itu, selama ini sang nenek tidak pernah memberitahu kalau dia punya cucu angkat.

"Iya, namanya Choi Beomgyu. Nenek pernah ditolong olehnya," jawab sang nenek sambil tersenyum ke arah Beomgyu yang duduk di sebelahnya. Sedangkan Nari berdiri di hadapan mereka berdua.

"Nenek!! Kenapa tidak memberitahu ayah, ibu, dan juga aku sebelumnya kalau nenek punya cucu angkat? Apalagi modelannya seperti dia. Dia dengan tidak sopannya berada di depan kamarku tadi seperti orang mesum."

"Apa?! Ya! Aku tidak mesum! Aku hanya ingin memastikan saja kalau di kamar itu tidak ada hantu," elak Beomgyu.

"Apa? Jadi maksudmu aku hantu, eo?!" Nari menunjuk dirinya dengan raut wajah kesal.

"Tidak! Tidak begitu. Setahuku di kamar itu tidak ada penghuninya, dan secara mendadak ada suara tawa dan suara pembicaraan. Otomatis aku berusaha mencari tahu, lah. Dan ternyata suara itu berasal dari perempuan yang lebih menyeramkan dari hantu!"

Nari membulatkan matanya mendengar Beomgyu mengatakan kalimat itu. Memang, laki-laki itu sangat menyebalkan. Kenapa neneknya bisa menjadikan dia cucu angkat?

"Apa?! Coba katakan sekali lagi!!" teriak Nari, tidak terima jika dia disebut lebih menyeramkan dari hantu oleh Beomgyu.

"Kau lebih menyeramkan dari hantu! Puas?! Lagi pula kau harus minta maaf padaku karena sudah memukuli dengan tidak manusiawinya," balas Beomgyu semakin menyebalkan di mata Nari.

Nari yang sudah merasa marah pun langsung saja memukuli Beomgyu dengan tangan kosong. Otomatis Beomgyu pun meringis kesakitan. "Menyebalkan! Menyebalkan!! Aaaaa!!!" Nari kini menjambak rambut Beomgyu.

Sang nenek yang melihat itu langsung saja melerai keduanya sebelum makin parah.

Nari menghela napas, berusaha menenangkan diri. Sedangkan Beomgyu meringis karena rasa sakit yang dia terima dari pukulan serta jambakan Nari.

"Dasar perempuan kasar ..." gumam Beomgyu. Namun siapa sangka Nari bisa mendengarnya.

"Apa?! Kau menyebutku perempuan kasar?!"

"Kalau iya kenapa? Kau memang kasar. Untung saja kau ini perempuan, kalau tidak aku akan memukulimu juga!" balas Beomgyu sambil sedikit memperagakan gerakan pukulan.

"Sudah-sudah. Kenapa malah bertengkar? Ini sudah tengah malam," lerai neneknya Nari dengan lembut. "Nari-ya, nenek, kan, sudah bilang tadi kalau nenek tidak tinggal sendiri, dan nenek akan mengenalkanmu pada orang yang nenek maksud itu, 'kan?"

Bola mata Nari bergerak-gerak, mencoba mengingat ucapan neneknya sewaktu dia sampai sore tadi. Dan setelah teringat, benar saja, neneknya memang mengatakan bahwa dia akan mengenalkan Nari pada seseorang yang menemaninya di rumah ini.

"Dan Beomgyu inilah yang nenek maksud." Sang nenek menunjuk Beomgyu. "Beomgyu, dia Han Nari, cucu nenek dari Incheon. Saat masih kecil, dia dan keluarga tinggal di daerah sini, tapi ayah dan ibunya membeli rumah di kota itu," jelasnya pada Beomgyu.

Beomgyu dan Nari sama-sama menatap sinis.

"Lalu kenapa dia kemari, Nek?" tanya Beomgyu sembari menoleh.

Neneknya Nari tersenyum. "Dia akan tinggal bersama kita di sini, dia juga akan bersekolah di sekolah yang sama denganmu," ungkapnya yang langsung membuat Beomgyu melotot tak percaya. Perempuan itu, perempuan kasar itu ... akan tinggal bersamanya?!

[✓] GYUNARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang