Nari dan Hajin duduk berhadapan di satu bangku yang ada di kafetaria. Saat ini mereka berdua sedang menikmati makan siang bersama dengan para murid yang lain.
Saking fokus menyantap makanannya, Nari tak menyadari bahwa orang yang duduk dihadapannya sedang memperhatikan.
"Bagaimana keadaan kalian dalam satu rumah?" Pertanyaan itu sukses membuat Nari berhenti mengunyah. Matanya melihat ke arah Hajin yang baru saja bertanya.
"Eo? Apa? Kenapa bertanya?"
Hajin tercengir.
"Hanya sedang ingin tahu saja. Aku penasaran, di rumah kalian selalu bertengkar atau tidak?"
Nari langsung tertawa sinis.
"Tentu saja. Aku tidak pernah berdamai dengannya. Dia itu menyebalkan, aku tidak tahan jika tidak bertengkar dengannya," jelas Nari.
"Benarkah?"
Nari mengangguk.
"Oh iya."
"Apa?" tanya Hajin.
"Kau sudah berapa lama kenal dengan Sungchan?" tanya Nari.
"Sejak masuk sekolah ini. Kenapa memangnya?"
"Aku rasa keluarganya tidak harmonis."
Seseorang yang tidak sengaja mendengar itu langsung saja berhenti beberapa meter di belakang mereka. Dengan rasa marah, dia berjalan mendekati kedua perempuan yang sedang menjadikannya bahan obrolan.
"Jangan sok tahu! Aku benci orang yang membicarakan keluargaku."
Tentu saja Nari dan Hajin sangat terkejut mendengarnya. Mereka berdua langsung menoleh ke arah laki-laki yang ternyata Jung Sungchan.
"Eo." Nari kehilangan kata-kata.
Sungchan menatap tidak suka Nari sebelum akhirnya pergi menuju bangku yang kosong. Beberapa orang yang menyadari, memperhatikan. Terutama tiga orang yang baru hendak mencari tempat duduk di depan sana.
Beomgyu menekuk alis. Penasaran karena Sungchan sempat terlihat berbicara dengan Nari.
***
"Nari-ya, kau baik-baik saja?"
Nari mengangguk lemas. Hajin kebingungan karena dari tadi teman sebangkunya itu terus menidurkan kepala ke atas meja. Wajahnya pun terlihat sangat pucat dengan beberapa bintik merah ditangannya.
Di depan sana, guru yang sedang mengajar sama sekali tidak menyadari apapun dan tetap menulis dipapan tulis.
"Kau tidak baik-baik saja menurutku. Ada yang sakit? Tanganmu berbintik merah. Kau terkena alergi?" Hajin terus bertanya.
"Aku tidak apa-apa."
"Hey, jangan berbohong. Tadi kau makan apa?"
"Aku tidak makan apa-apa setelah makan siang. Kau juga pasti tahu. Kau kan bersamaku," balas Nari.
"Ah iya, benar juga. Sekarang, kau merasa gatal tidak? Entah kenapa aku sangat yakin jika kau terkena alergi. Apa gara-gara menu makan siang?"
"Aku hanya alergi udang."
"Benarkah?"
Nari mengangguk.
"Tadi bukankah ada menu yang memakai udang-udang kecil?"
"Apa? Benarkah?"
Hajin mengangguk cepat.
"Aku sama sekali tidak tahu."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] GYUNARI
Fanfiction‹ 𝐆𝐘𝐔𝐍𝐀𝐑𝐈 › ft Choi Beomgyu ❝Cinta adalah bunga yang harus kau biarkan tumbuh di hatimu.❞