11 ─ ingin tahu

276 97 9
                                    

Nari dan Beomgyu turun dari bus. Saat ini kaki mereka mulai melangkah meninggalkan area halte. Nari berjalan sambil terus memainkan ponselnya. Sedangkan Beomgyu berjalan dengan kedua tangan yang dimasukkan ke saku celana agar terlihat cool.


"Jika berjalan itu perhatikan langkahmu, jangan malah terfokus pada ponsel. Jika jatuh, siapa yang akan—"

Hap

Dengan cepat, Beomgyu menahan punggung Nari karena tiba-tiba saja gadis itu berlaga seakan-akan hendak jatuh ke belakang. Mengetahui bahwa Beomgyu menahannya, Nari pun menoleh dalam posisi itu. Kemudian dia tersenyum.

"Kau yang akan menolongku." Setelah mengatakan itu, Nari kembali berdiri tegak. "Sekarang, berhenti bicara, oke?"

"Minggir!"

Gubrak

"Astaga!" Nari segera menghindar ketika seseorang melewati mereka dengan sepedanya. Namun, siapa sangka, Beomgyu malah terjatuh karena mencoba menghindari sepeda itu juga yang entah kenapa seperti ingin menyerempetnya.

Nari melihat ke si pelaku dengan alis tertekuk. Semua orang yang berlalu-lalang hanya bisa memperhatikan Beomgyu tanpa ada niatan membantu. Bahkan di antaranya ada yang berbisik sambil menahan tawa.

Nari melihat ke arah Beomgyu yang masih terduduk di trotoar dengan wajah kesakitannya. Bukannya segera menolong, Nari justru tertawa karena menganggap kesialan Beomgyu itu hal yang lucu.

"Ya! Hahaha, wajahmu membuatku ingin tertawa."

Beomgyu menatap Nari.

"Apa? Harusnya kau menolongku, bukannya tertawa seperti itu! Tidak tahu terima kasih sekali kau!"

Nari langsung membungkam mulutnya. Dengan gerakan cepat, Nari menghampiri Beomgyu dan mengulurkan tangannya. Lantas, Beomgyu segera menerima. Namun, ketika hendak berdiri, Nari justru melepaskan uluran tangan Beomgyu hingga membuat laki-laki itu kembali terjatuh dengan bokong yang dua kali lebih sakit.

Nari tertawa kecil. "Kau itu lelaki, berdirilah sendiri. Bye!" Setelah mengatakan kalimatnya, perempuan berambut panjang itu melangkah meninggalkan Beomgyu yang kini sedang memperhatikannya dengan wajah tak percaya.

"Ya! Perempuan singa!!"

Beomgyu segera berdiri. Mendengar teriakan Beomgyu membuat Nari menoleh ke belakang. Setelah itu Nari segera berlari saat melihat Beomgyu hendak mengejarnya.

***

"Sebenarnya Sungchan ada masalah apa dengan Beomgyu? Dia kelihatan tidak menyukainya," tanya Nari sambil melirik ke arah bangku Sungchan. Tidak salah lagi, pasti lelaki itu yang membuat Beomgyu terjatuh, Nari masih ingat tasnya.

Hajin yang sedang makan cokelat langsung menoleh. Untung saja saat ini tak ada guru karena sedang meninggalkan kelas. Jadi, Hajin dengan leluasa bisa memakan cokelat tanpa takut tertangkap basah.

"Dia memang seperti itu. Aku juga tidak tau. Intinya Jung Sungchan—"

"Kenapa menyebut namaku?"

Hajin langsung membeku. Kedua perempuan itu lantas menoleh pada Sungchan yang mendengar Hajin menyebut namanya dengan jelas.

"Ti—tidak. Siapa yang menyebut namamu?" Hajin mengelak. Dia membalas dengan kikuk. Setelah itu kembali menghadap Nari. "Aku tidak tahu apa yang terjadi di antara mereka," bisik Hajin, kemudian memasukkan sepotong cokelat ke mulutnya lagi. "Mau tidak? Cokelatnya enak tahu. Kemarin kakakku baru pulang dari Kanada."

[✓] GYUNARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang