09 ─ jatuh

322 95 10
                                    

"Apa?! Untuk Jung Sungchan?!"


Nari mengangguk. Saat ini dia dan Beomgyu sedang berada di dalam bus untuk pergi menuju sekolah. Mendengar Beomgyu memekik, semua perhatian orang-orang langsung tertuju pada mereka.

"Kenapa kau membuatkan roti lapis seperti ini untuknya?" tanya Beomgyu sambil menunjuk kotak makan dipangkuan Nari.

"Memangnya kenapa? Tidak boleh, eo? Dia itu sudah menolongku kemarin. Jika bukan karena dia, aku mungkin sudah mati. Karena itu, sebagai tanda terima kasih, aku membuatkan roti lapis ini untuknya," jelas Nari. Lalu perempuan itu mendengus sebal pada Beomgyu. Nari mengalihkan pandangannya ke depan. Berusaha untuk tidak menanggapi apa yang akan Beomgyu katakan.

"Seratus persen roti lapis itu tidak akan diterima, bahkan tidak akan dimakan olehnya."

Gagal sudah niat Nari untuk tidak menanggapi karena pada akhirnya dia kembali menoleh pada Beomgyu. "Jangan mengada-ngada. Dia pasti akan menerimanya dariku."

"Silakan saja jika tidak percaya."

"Akan aku buktikan nanti!"

"Oke!"

Keduanya saling membuang muka. Nari menoleh ke jendela. Kemudian dia menyandarkan punggungnya ke kursi bus. Pagi ini cuaca sedang tidak bersahabat, sinar matahari tidak terlalu terang akibat awan berwarna abu-abu itu. Nari yakin, sebentar lagi hujan akan turun.

Di kursi sebelahnya, diam-diam Beomgyu melirik Nari yang sedang memandang ke luar jendela. Hidung mancung perempuan itu terlihat sangat indah, ditambah wajahnya yang terlihat cantik jika dilihat dari samping. Namun, Beomgyu enggan mengakuinya.

"Apa-apaan, tidak cantik."

Meskipun pelan, Nari masih bisa mendengar apa yang diucapkan Beomgyu. Lantas, Nari menoleh dengan mata tajam. "Apa katamu? Kau baru saja mengatakan bahwa aku tidak cantik?"

"Jika iya kenapa? Kau tidak terima?"

"Hey, berkacalah sebentar. Memangnya kau tampan? Tidak! Kau sangat jelek!"

Sontak, Beomgyu membulatkan mata. "Apa katamu?!"

"Kau jelek. Ingat, jangan dulu mengomentari wajah orang lain sebelum kau melihat wajahmu sendiri. Belum tentu juga wajahmu lebih baik dari wajah orang yang kau komentari itu."

"Dih."

"Dasar beruang menjengkelkan!"

"Hey, berkacalah sebentar. Memangnya kau tidak menjengkelkan?" Beomgyu membalas dengan meniru gaya kalimat Nari tadi.

•••

Nari sampai di kelas. Belum terlalu banyak yang datang, hanya baru sekitar lima orang saja itu pun jika dihitung dengannya.

Setelah menyimpan tas ke atas meja, Nari berjalan menuju bangku Sungchan dengan kotak makan berwarna putih-merah muda yang ada ditangannya. Nari harus memastikan bahwa Sungchan akan memakan roti lapis buatannya itu. Harus. Nari sudah repot-repot bangun sedikit lebih pagi dari biasanya.

"Eyy, Han Nari. Kau ingin memberikan makanan pada Sungchan?"

Nari mengangguki ucapan satu teman kelasnya yang duduk tidak jauh dari bangku Sungchan. Kalau tidak salah namanya adalah Yang Jeongin.

"Iya. Aku akan memastikan bahwa dia memakannya. Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih karena kemarin."

"Yakin dia mau menerima?" tanya yang lainnya.

[✓] GYUNARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang