22 ─ sisi lain

223 90 5
                                    

Nari menolehkan kepala ke arah belakang untuk melihat Sungchan yang duduk di kursi berbeda. Siang ini mereka berdua sedang berada di perjalanan menuju apartemen setelah beberapa jam ditahan oleh Beomgyu di toko bunga. Beomgyu bahkan meminta Sungchan untuk ikut bekerja membereskan bunga-bunga yang belum tertata rapi.

Memang, ya, Beomgyu tidak ada akhlak. Menyuruh orang lain dengan tidak sopannya.

Drrt Drrt

Nari tersentak karena ponselnya bergetar. Lantas, tangannya yang sedang memegang benda pipih itu segera bergerak membuka layar kunci.

Beruang gila 😒
Nanti aku akan datang untuk menjemput.
Jika dia kurang ajar, beritahu aku atau berteriaklah.

Nari mengerlingkan bola mata begitu membaca pesan yang dikirimkan oleh Beomgyu.

"Sejak kapan dia peduli padaku? Dasar beruang gila menyebalkan," kata Nari, berbicara pada ponselnya. Setelah itu, Nari kembali mengunci layar. Berselang beberapa menit, bus sudah berhenti di sebuah halte.

"Ayo, turun." Nari menoleh. Sungchan berjalan mendahuluinya untuk turun dari bus. Dengan cepat, Nari menyusulnya.

***

Nari melihat sekeliling. Saat ini dia dan Sungchan sudah sampai di gedung apartemen. Dan sekarang, keduanya baru keluar dari lift. Mereka hendak menuju unit apartemen Sungchan.

"Eum, Sungchan-a. Kau tinggal di apartemen sendirian?" tanya Nari.

"Kenapa memangnya?"

"Aku hanya ingin tahu saja, tidak boleh?"

"Tidak ada seorang pun yang tahu kehidupanku, kecuali Chenle. Jadi aku sedikit terkejut karena kau menanyakan itu," balas Sungchan.

"Ah, benarkah? Berarti kalian berdua sangat dekat? Apa Chenle sering datang ke sini juga untuk menemuimu?"

"Hm, terkadang dia juga menginap."

"Wahhh, sepertinya terasa menyenangkannya jika teman menginap," kata Nari.

Beberapa saat kemudian Sungchan berhenti di dekat pintu salah satu unit apartemen. Ia sedikit tidak sadar bahwa tadi sempat berbicara dengan Nari. Biasanya ia selalu bersikap acuh pada orang yang tak dekat dengannya. Tetapi, kali ini berbeda.

"Sungchan-a, ini apartemenmu?" tanya Nari sambil menunjuk unit apartemen di dekat mereka.

"Eo? Bukan, apartemenku yang itu." Sungchan kembali melangkah. Dan begitu sampai di depan unit apartemen lain, Sungchan segera mengetikkan password, dan pintu pun bisa terbuka.

"Ini apartemen—"

"Jung Sungchan."

Sungchan tak melanjutkan kalimatnya karena kehadiran dua orang dewasa di unit apartemennya. Sungchan menatap mereka dengan tidak suka. Sedangkan di belakangnya, Nari hanya bisa terdiam.

"Ah, sepertinya mereka orangtuanya." —Nari.

"Sedang apa?" tanya Sungchan.

"Ya ampun, ayah hanya ingin mengunjungimu saja, tidak boleh memangnya?" tanya ayahnya Sungchan sembari berjalan menghampiri putranya, lalu atensinya melihat pada Nari yang langsung membungkuk hormat.

"Eo, pacar Sungchan?" tebak pria paruh baya itu yang membuat Nari dan Sungchan terkejut.

"Bu—bukan, Paman. Saya temannya. Saya ke sini untuk mengerjakan tugas kelompok, kebetulan saya dan Sungchan satu kelompok," jelas Nari berusaha tak membuat orangtua Sungchan salah paham.

[✓] GYUNARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang