14 ─ berebut

266 93 5
                                    

Drrt Drrt

Nari yang merasakan ponselnya bergetar langsung terbangun dari tidurnya. Kemudian tangannya mengambil ponsel yang berada tepat di dekat perutnya. Setelah itu cahaya silau ponsel langsung membuat matanya menyipit.

"Aku rasa aku baru saja tertidur. Kenapa sudah pagi lagi?"

Nari meletakkan ponselnya kembali. Lalu meregangkan otot-ototnya. Bukannya segera beranjak, Nari malah diam dulu sambil menatap langit-langit kamar.

"Kemarin aku tidur jam berapa?" tanyanya pada diri sendiri. Ingatannya berusaha mencari tahu. Hingga tiba-tiba saja Nari langsung terduduk di atas kasur. "Apa? Semalam aku, kan, tidur di bus. Setelah itu aku meminta si beruang menggendongku. Dan sekarang, aku sudah berada di kasur."

Nari menutup mulutnya menggunakan kedua telapak tangan. Matanya masih membulat karena belum bisa mempercayai bahwa Beomgyu yang membawanya ke kamar ini.

"Dia tidak macam-macam, kan??"

Drrt Drrt

Nari menoleh ke arah ponselnya yang kembali bergetar. Dengan lemas, Nari mengambilnya dan langsung mematikan kembali alarm yang berbunyi lagi.

"Iya, iya. Aku sudah bangun!" ucapnya pada ponsel. Setelah itu, Nari turun dari kasur untuk menyibak gorden; menyiapkan baju; mengambil handuk, lalu pergi ke kamar mandi.

***

Ceklek

Tepat setelah pintu kamar Beomgyu terbuka, dia bisa langsung melihat Nari yang juga membuka pintu. Mereka bertatapan untuk beberapa saat, hingga akhirnya Nari bertanya, "kau yang membawaku ke kamar?"

"Apa?"

"Kau yang membawaku ke kamar? Bukankah kemarin aku tidur digendonganmu?"

"Oh, iya. Kenapa? Mau ucapkan terima kasih?"

"Dih, tidak. Untuk apa aku ucapkan terima kasih?"

"Ya! Harusnya kau mengucapkan terima kasih karena aku sudah mau menggendongmu dan membawamu ke kamar."

"Maumu. Aku tidak akan berterima kasih."

Perkataan Nari sontak membuat Beomgyu menganga tak percaya. "Sangat tidak berterima kasih sekali jadi manusia. Lain kali jika kau meminta bantuanku, aku tak akan menurutinya. Dasar singa menyebalkan!"

Nari malah meledek Beomgyu dengan menggerak-gerakkan mulutnya. Setelah itu, melihat kembali Beomgyu. Nari memperhatikan Beomgyu dengan seksama. Membuat Beomgyu menekuk alis.

"Apa lihat-lihat? Mau aku tusuk matamu, eo?"

"Kau akan mandi?"

"Tentu saja. Aku harus sekolah."

"Oh begitu. Tapi maaf, aku yang akan mandi duluan." Nari langsung berlari meninggalkan area kamar. Beomgyu yang melihat itu langsung saja memanggil dan ikut berlari. Apapun yang terjadi, Beomgyu yang harus menguasai kamar mandi lebih dulu karena dia yakin Nari akan lama mandinya, secara kan Nari perempuan.

"Eo-eo-eo, tidak bisa. Aku harus mandi lebih dulu. Aku yang pertama kali membuka pintu kamar," kata Beomgyu sambil menarik lengan Nari yang hendak memegang gagang pintu kamar mandi.

"Tidak! Aku yang lebih dulu! Jadi aku yang harus mandi pertama!"

"Aku yang lebih dulu keluar tahu!"

"Kata siapa? Jelas-jelas aku yang keluar lebih dulu dari kamar."

"Tidak! Aku yang lebih dulu."

"Aku!"

[✓] GYUNARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang