-008 [Ceritanya...]

85 17 0
                                    

SEBAGIAN CERITA AKAN DIPRIVAT JADI FOLLOW DULU BARU BISA BACA

Terimakasih untuk para readers yang sudah menyempatkan diri untuk membaca cerita ku.

Maaf kalo masih ada taypo tollong di benerin!!

JANGAN LUPA KASIH BINTANG DAN KOMEN YA, TERIMAKASIH PARA READERS ♡♡♡

Happy Reading Semoga Kalian suka!!

**♡**

"Terimakasih ya, Bay" ucapnya dengan nada lirih, yang masih bisa didengar oleh sang pemilik nama.

Bayu mengerutkan keningnya bingung, "Terimakasih buat apa?" tanyanya.

"Buat semuanya, seharian ini lo udah tolongin gue."

"Ya elah santai aja kali Put, kaya sama siapa aja lo mah" katanya.

Sungguh ia sangat senang hari ini, walaupun tubuhnya sedikit sakit tapi tidak apa asal penolongnya adalah Bayu.

Baginya Bayu adalah obat sekaligus luka.

"Lo sama Anggara udah gue anggep saudara Put,  jadi jangan sungkan untuk cerita sesuatu sama gue, yaa?" lanjutnya.

Senyuman yang begitu manis, yang keluar dari bibir pucat Putri kini perlahan memudar saat mendengar penuturan Bayu.

Apa tadi ia bilang? Saudara? Oh shit Putri salah mengartikan kebaikan seorang Bayu. 

Putri mengangguk pelan, mengindahkan ucapan pria yang sedang duduk di samping brankarnya. Ia tersenyum kecut senyuman yang membuat orang yang melihatnya tidak tega.

"soo lo harus cerita sama gue, apa yang terjadi, Put?" tanyanya, berharap gadis dengan rambut coklat panjang itu menjelaskan semuanya.

"Iya, nanti." Jawab Putri singkat.

**♡**

Setelah menunggu sekitar lima belas menit, akhirnya orang yang mereka tunggu datang. Raqilla dengan Anggara, meraka membawa tas temannya masing-masing.

"Tas kamu aku taruh situ ya, Put?" ujar Raqilla dengan tangan yang menunjuk kearah sofa dekat brankarnya, Putri menjawab dengan anggukan lemah.

Berbeda dengan Raqilla, Anggara melempar tas Bayu yang ia bawa ke arah wajah sahabatnya itu yang sedang duduk disofa dengan tangan yang sibuk memainkan game di ponselnya.

Bugh!

"Buset, kasar amat Ga. Kalau ngga Ikhlas bilang!" bentaknya.

"Iya, ngga ikhlas." jawabnya ketus

"Astagfirullah kawan" Ucap Bayu lebay, dengan tangan yang memegang dadanya.

Dua gadis yang melihat itu, hanya tekekeh ringan menanggapinya. Hingga akhirnya, pertanyaan yang dilontarkan Raqilla mewakili orang di dalam ruangan serba putih ini.

"Kamu kenapa kok bisa gini, Put?"

Kedua pria itu mulai diam, menunggu jawaban dari Putri, hingga akhirnya mereka mendengar sebuah cerita yang keluar dari bibir pucat milik Putri.

PUTRI ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang