-025 [Penyesalan]

190 24 5
                                    

SEBAGIAN CERITA AKAN DIPRIVAT JADI FOLLOW DULU BARU BISA BACA

Terimakasih untuk para readers yang sudah menyempatkan diri untuk membaca cerita ku.

Maaf kalo masih ada taypo tollong di benerin!!

JANGAN LUPA KASIH BINTANG DAN KOMEN YA, TERIMAKASIH PARA READERS ♡♡♡

Happy Reading Semoga Kalian suka!!

**♡**

Setelah kejadian itu Bayu langsung pergi meninggalkan sekolah untuk menuju kediaman Putri. Masih dengan seragam sekolahnya yang sudah mulai kucal dan rambutnya yang berantakan, Bayu terus pokus mengendarai motornya menatap fokus ke arah depan.

Dan sambil memikirkan kejadian-kejadian satu Minggu lalu. Ia benar-benar sangat menyesal karena telah menuduh gadis cantik itu.

Ditengah perjalanan, mendadak langit sore yang indah berganti dengan langit yang mulai menghitam dan suara gemuruh petir mulai terdengar. Tanpa memperdulikannya Bayu tetap mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi.

Dua puluh menit berlalu, akhirnya Bayu sampai di depan rumah dengan cat warna putih yang dipadukan dengan warna merah jambu.

"PUTRI!" Jerit pria dengan seragam kucal didepan gerbang hitam yang tinggi.

Ting tung!

Berkali-kali Bayu terus mencoba memencet pel yang tersedia di dekatnya. Beberapa kemudian, Bayu melihat ada sosok wanita paru baya dengan pakaian layaknya pembantu.

"Ada keperluan apa mas?" tanya wanita yang nampaknya sudah mulai menginjak usia empat puluh tahun.

"Saya cari Putri, Bu? Dia pasti ada di dalam kan?" Jawab Bayu, dengan raut wajah bingung melihat ekspresi wanita di hadapannya.

Wanita dengan rambut yang di sanggul itu menggeleng-kan kepalanya bingung. "Maaf mas, di rumah ini nggak ada yang namanya Putri"

Mereka sempat terdiam sejenak sebelum akhirnya, wanita paruh baya di hadapannya kembali membuka suara.

"Mungkin maksud masnya, si mba cantik yang baru saja pergi bersama keluarganya." Bayu mengerutkan keningnya bingung.

"Pergi? Pergi kemana Bu?"

"Kayanya pindahan mas, soalnya saya liat mereka bawa semua barang pakai truk"

"Udah berapa lama, Bu?" 

"Kayanya udah ada tiga jam yang lalu, mas. Saya disini hanya di suruh majikan saya beres-beres rumah ini."

"Ya-yaudah terimakasih ya Bu" ucapnya, lalu Bayu jalan pergi menjauh dari rumah itu.

Perlahan rintikan air hujan jatuh membasahi tubuh tegapnya, tubuh tinggi yang dibalut oleh kaos putih polos dan celana levis panjang. Mata dengan netra coklat yang mulai meneteskan air mata dan diikuti oleh langit yang ikut menangis membuatnya merasa semakin sakit.

Penyesalan mulai ia rasakan, rasa sesak menjalar di hatinya saat mengingat semua kebaikan gadis cantik itu padanya.

"Putri... lo kemana sih? Gue belum sempat minta maaf sama lo." Ujarnya dengan prustasi, menendang krikil didekatnya dan terus mengacak-acak rambut hitam miliknya.

Hujan yang masih mengguyur kota Jakarta, menjadi tanda kesedihan Bayu. Petir yang bergemuruh kencang, menjadi tanda kemarahannya pada dirinya sendiri.

"KENAPA GUE BEGO BANGET?! KENAPA GUE NGGAK NYOBA BUAT DENGERIN APA KATA DIA DULU?! AAARGH BANGSAT!" marah, sekarang Bayu benar-benar marah pada dirinya sendiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 12, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PUTRI ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang