-018 [Tangisan Putri]

78 17 0
                                    

SEBAGIAN CERITA AKAN DIPRIVAT JADI FOLLOW DULU BARU BISA BACA

Terimakasih untuk para readers yang sudah menyempatkan diri untuk membaca cerita ku.

Maaf kalo masih ada taypo tollong di benerin!!

JANGAN LUPA KASIH BINTANG DAN KOMEN YA, TERIMAKASIH PARA READERS ♡♡♡

Happy Reading Semoga Kalian suka!!

**♡**

"Bay... kenapa bisa gini? Hiks..." isak Putri dengan tangan yang mengelus punggung tangan Bayu.

"Dia bisa gini karna lo!" ucap Anggara yang penuh penekanan saat ia baru memasuki ruangan Bayu.

Putri, yang duduk disebelah kanan Bayu menatap Anggara yang berdiri disebelah kiri Bayu. Menatap dengan mata yang masih berair, kemudian Putri menggeleng kuat.

"Bukan gue, Ga. Kenapa lo ngga percaya? Gue masak nasi goreng itu dengan baik dan benar kok dan gue ngga ada masukin obat pencahar di nasi itu" jelas Putri panjang lebar.

"Bacot!" bukan Anggara yang menjawab, tapi Bayu yang sudah membuka matanya lalu menyentak tangannya yang masih digenggam oleh gadis di depannya.

"Bay... bukan gue yang bikin lo gini... percaya sama gue pliss"
"Harusnya gue percaya sama Angga, kalau nasi goreng itu baunya udah ngga benar."

Saat Putri ingin membuka suaranya lagi, tangannya ditarik oleh Anggara keluar kamar rawat Bayu.

Saat memasuki lift, Angga menyentak tangan Putri membuat sang empu merintih kesakitan.

"Angga, apaan sih?! Gue belum selesai jelasin ke Bayu!" bentaknya pada Anggara.

"Percuma lo jelasin! Sementara lo jauhin dia dulu, biar gue cari bukti kalau emang itu bukan lo!"

"Tapi gue ngga bisa jauhin dia? sampai berapa lama lo harus cari bukti itu hah?!" asal kalian tau, sekarang ini Anggara dan Putri sedang berada didalam lift hanya berdua, jadi mereka bisa sepuasnya untuk saling membentak.

Ting

Pintu lift terbuka, tanpa banyak menunda Putri berlari keluar lift menuju parkiran tanpa diikuti oleh Anggara.

Lima menit setelah Putri meningkatkan Rumah Sakit, Nia-Ibu Bayu- datang karna ditelpon oleh Anggara.

Tadi Anggara sengaja menarik Putri keluar dan membawanya keparkiran, karna ia takut jika Putri bertemu dengan ibunya Bayu bisa-bisa nanti mereka ribut dan mengganggu semua pasien yang ada di Rumah Sakit Permata ini.

**♡**

"Putri ayo keluar kita makan malam dulu, nak!" teriak Elva dari balik pintu kamar Putri.

Sejak sore tadi Putri pulang dari Rumah Sakit dengan alasan menjenguk temannya, ia terus mengurung diri di kamarnya. Itu membuat Elva khawatir, "Putri! Kamu kenapa ayo cerita sini" lanjut Danu.

"Putri ngga apa-apa Mah, Pah. Aku masih kenyang, kalian makan sendiri aja" jawab Putri dari dalam kamarnya yang masih dengan isak tangis.

Merasa kedua orang tuanya sudah pergi dari depan kamarnya, ia kembali melanjutkan tangisnya.

PUTRI ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang