-005 [Penolong ku]

111 17 2
                                    

SEBAGIAN CERITA AKAN DIPRIVAT JADI FOLLOW DULU BARU BISA BACA

Terimakasih untuk para readers yang sudah menyempatkan diri untuk membaca cerita ku.

Maaf kalo masih ada taypo tollong di benerin!!

JANGAN LUPA KASIH BINTANG DAN KOMEN YA, TERIMAKASIH PARA READERS ♡♡♡

Happy Reading Semoga Kalian suka!!

**♡**

Tidak perlu menjadi orang lain hanya untuk membuat orang-orang suka padamu, jadi lah dirimu sendiri karena orang yg menyukaimu pasti akan bisa menerima kekuranganmu juga.
-Bayu Andra Pratama

**♡**

Hingga akhirnya mereka membuka matanya, melihat Putri yang sudah tidak ada di tengah mereka. Danu dan Elva terus mencari keberadaan anak gadisnya itu.

Dari kejauhan Danu melihat seorang gadis yang sedang asik bermain pasir, melambaikan tangannya.

Ya, itu adalah Putri yang sedang asik bermain pasir untuk membangun istana pasir.

"Sini Mah, Pah, kita bangun istana pasir kaya dulu lagi!" teriaknya dengan wajah gembira.

Kedua orang tuanya hanya mengangguk, lalu mereka berjalan mendekat kearah Putri dengan senyum yang terus mengembang di bibirnya.

Tidak terasa hari semakin sore, mereka hanyut dalam kegembiraan masing-masing. Bermain pasir, bermain kejar-kejaran dengan ombak, bahkan mengubur setengah dari badan Danu.

Kini mereka sedang duduk diatas pasir kering melihat matahari yang akan terbenam dengan indah dan akan diganti dengan cahaya bulan dimalam hari.

"Kalian itu berbeda, seperti Bulan dan Matahari. Yang memiliki, kecerahan cahayanya masing-masing. Soo, jangan insecure karena wanita memiliki standar kecantikannya masing-masing." Kata Putri, mengingat teman-temannya selalu insecure padanya. Padahal menurut Putri temannya itu sempurna, namun mereka seperti tidak memiliki rasa bersyukur.

"Siapa yang sering insecure nak?" tanya Elva, dengan mata lurus ke depan melihat indahnya Matahari yang akan berganti dengan Bulan.

"Itu mah, temen Putri yang baca ini suka insecure." ucapnya, lalu tertawa.

"Iya padahal... cantik itu tidak ada kata HARUS. 'harus bisa masak itu cantik' dan 'harus putih itu cantik' sebenarnya tidak ada kata HARUS" jelas Elva yang sudah mulai kesal.

"Semua wanita akan cantik dimata laki-laki yang tepat, seperti mama cantik di mata papa kok," sahut Danu sengaja menggoda Elva.

Sontak hal itu mengundang gelak tawa dari Putri. Namun, tidak dengan Elva. Yang wajahnya sudah merah merona seperti tomat.

**♡**

Pukul tujuh malam setelah melaksanakan shollat berjamaah di masjid, mereka segera mencari tempat makan terdekat untuk mengisi perut yang sudah berbunyi minta diisi sejak tadi.

Setelah menemukan warung penjual ayam bakar, mereka segera memilih tempat duduk dan Danu segera memesan sebuah menu. Sekitar lima menit kemudian, datang seorang pelayan membawakan menu nasi dan ayam bakar pesanannya.

"Silahkan, selamat menikmati" ucap si mas-mas pelayan.

"Iya terimakasih," ucap Danu pada sang pelayan dan di balas anggukan serta senyum ramah.

PUTRI ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang