-016 [Obat pencahar]

62 13 2
                                    

SEBAGIAN CERITA AKAN DIPRIVAT JADI FOLLOW DULU BARU BISA BACA

Terimakasih untuk para readers yang sudah menyempatkan diri untuk membaca cerita ku.

Maaf kalo masih ada taypo tollong di benerin!!

JANGAN LUPA KASIH BINTANG DAN KOMEN YA, TERIMAKASIH PARA READERS ♡♡♡

Happy Reading Semoga Kalian suka!!

**♡**

"Sini lo kerumah gue,"

"Nanti sore aja ya, Put," jelas Raqilla lewat sambungan telpon. Putri mendengus kesal, lalu ia mematikan sambungan telponnya secara sepihak.

"Gue bosen banget," Sepulang sekolah tadi, Putri terus merasa bosan dan bingung harus ngapain. Mengerjakan tugas? Sudah, bersih-bersih rumah? Jelas sudah, mandi? Apa lagi, ya sudah lah.

Dug

Terdengar sangat nyaring, ketika ponsel yang sedang ia mainkan dengan posisi telentang jatuh mengenai dahinya, karna teriakan Elva dari lantai satu yang begitu keras.

"PUTRI!!"

Tanpa menjawab ia segera menuruni satu persatu anak tangga untuk menuju dapur, letak Mamanya berada.

"Apa... mah? Berisik banget sih teriak-teriak, kan manggil pelan-pelan bis--"

"Husst" Elva menempelkan jari telunjuknya tepat di depan bibir sang anak. Menyuruhnya untuk diam.

Elva menyodorkan kantong keresek besar berwarna ungu pada Putri, "Nih, antar kue ini ke teman mamah, alamatnya di dalam."

"Komplek sebelah mah?" tanyanya, setelah melihat alamat yang tertulis di lembar kertas putih.

"Iya. Udah cepat sana" Elva mendorong punggung anaknya, menyuruh anaknya segera berangkat.

**♡**

Setelah lima menit ia mengendarai motor scoopy berwarna abu-abu miliknya, Akhirnya Putri sampai di sebuah rumah besar dengan warna dinding putih.

"Gede banget nih rumah." ujarnya dari depan gerbang, lalu Putri berjalan memasuki kerbang menuju pintu utama dan mengetuknya.

Tok tok tok

"Siapa ya?" tanya seseorang yang baru saja keluar dari dalam rumah yang saat ini sedang ia injak lantainya.

Putri membalik-kan badannya saat mendengar suara seorang wanita paru baya. Lalu ia membuka topi hitam yang menutupi kepalanya.

Putri mengambil tangan wanita didepannya untuk ia cium punggung tangannya. "Saya Putri Bu, anaknya Mama Elva" ujarnya, setelah selesai mencium punggung tangan si ibu.

Wanita paruh baya dihadapannya ini sempat berpikir sejenak. "Kamu Putri, yang kemarin tolong saya dari penjambret kan?"

Putri mengingat dengan intens wajah wanita dihadapannya, ah... Iya, ia inget waktu itu.

Putri mengangguk "Iya bu...."

"Sini masuk dulu"

Putri menggeleng lemah, lalu ia menyodorkan kantong plastik berwarna ungu tersebut pada wanita di depannya. "Ngga deh bu, saya kesini cuma di suruh Mama untuk mengantarkan kue ini"

"Kalu begitu saya pamit pulang," izin Putri dengan senyum manis dari bibirnya, lalu ia kembali mencium punggung tangan wanita di hadapannya.

"Loh kenapa ngga mau masuk dulu? Lagi sibuk ya?" Putri menganggukan kepalanya pelan. Padahal gue mah mau tiduran aja si.

PUTRI ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang