-019 ["Bukan gue"]

79 17 3
                                    

SEBAGIAN CERITA AKAN DIPRIVAT JADI FOLLOW DULU BARU BISA BACA

Terimakasih untuk para readers yang sudah menyempatkan diri untuk membaca cerita ku.

Maaf kalo masih ada taypo tollong di benerin!!

JANGAN LUPA KASIH BINTANG DAN KOMEN YA, TERIMAKASIH PARA READERS ♡♡♡

Happy Reading Semoga Kalian suka!!

**♡**

Hari semakin siang, namun sejak pagi tadi Putri terus mengurung dirinya di kamar. Saat Putri melihat jam dindingnya, itu menunjuk'kan pukul sepuluh siang. Tandanya jam besuk Rumah Sakit telah dibuka, Putri segera mandi dan bersiap-siap untuk pergi.

Putri menuruni anak tangga dan meminta izin tanpa berhenti berjalan menuju garasi, "Putri izin jenguk temen sakit, di Rumah Sakit Permata"

Antara Danu dan Elva belum ada yang menjawab, namun Putri sudah keluar dari rumah tanpa mencium punggung tangan kedua orang tuanya.

Danu menarik napasnya panjang, "Maaf-in Papa nak" Elva mengusap lembut pundak suaminya, "Bukan salah kamu, mas."

**♡**

Saat memasuki perkiran rumah sakit, Putri melihat Anggara yang baru keluar dari mobil berwarna putih. Ia melewati Anggara tanpa melirik sedikitpun, ia pikir akan dihalangi oleh Angga namun Angga diam acuh melihat pergerakan Putri.

Anggara kembali masuk kedalam mobil dan membiarkan Putri memasuki lift menuju lantai lima dimana letak kamar rawat Bayu.

Ting

Setelah pintu lift terbuka dengan lebar, Putri berlari lurus menuju kamar Bayu. Sebelum ia masuk, Putri melihat keadaan dalam kamar melewati kaca yang tertempel didepan pintu ruang kamar Bayu.

Sepi, ngga ada ibunya Bayu Batinnya. Lalu dengan perlahan ia membuka pintu, "Asallamu'alaikum" merasa tidak ada yang menjawab dan ruangannya sepi, Putri lebih memilih untuk masuk dan duduk di sofa dekat brankar.

"Ngapain lo?" Putri tersentak kaget karna tiba-tiba ia mendengar suara yang tidak asing, yang ternyata suara Bayu yang baru keluar dari toilet dengan tangan kanan yang membawa infus. 

Dengan segera ia bangun dari duduknya dan mendekati Bayu, "Gue mau jenguk lo."
"Gue ngga minta dan gue ngga mau!" jawab Bayu tanpa melihat Putri sedikitpun.

"PERGI!" Teriakan Bayu yang nyaring terdengar hingga luar ruangan, pertahanan Putri untuk tidak meneteskan air mata gagal.

Putri melihat Anggara, yang sudah menarik tangan kanannya dan membawanya keluar ruangan. Saat sampai didepan pintu lift ia menyentak Putri, "Lo ngga usah kesini lagi! Lo cuma bisa bikin berisik tau ga?!" ucap Anggara penuh penekanan.

Tanpa berminat mendengarkan suara Anggara, ia lebih memilih pergi menuruni anak tangga dengan pelan-pelan. Putri memilih turun tangga karna didepan pintu lift itu ada Anggara yang sedang berdiri dengan tegak.

**♡**

Hari ini adalah hari senin, dimana di SMA Sakura semua murid akan melaksanakan Ujian Tengah Semester.

Sejak kemarin sepulang dari rumah sakit Putri terus mengurung dirinya dikamar. Bahkan dihari minggu ia tetap dikamar, niatnya untuk menjenguk Bayu gagal karna ia tahu akan diusir seperti hari-hari kemarin. 

Tidak seperti hari-hari biasanya, kini seorang Putri menaiki angkutan umum. Bahkan sekarang wajah cantiknya berubah sangat menyeramkan. Hidung yang merah, kelopak mata yang menghitam, bibir yang pucat dan wajah yang kusam.

Itu semua efek karna tidak tidur semalaman, selalu menangis dan banyak pikiran. Terutama memikirkan bayu dan kota kelahirannya yang akan ia tinggal mulai minggu depan saat ujian selesai.

Saat memasuki kelas XII IPS 2, seperti biasanya ia langsung berjalan menuju meja Bayu untuk memberi sekotak bekal berisi nasi goreng bikinannya.

Anggara dan Bayu yang sedang membaca buku melihat ke arah Putri dengan dahi yang mengkerut, bingung.

"Ngapain?" tanya Bayu dengan wajah datar. "Ini, nasi gorengnya" jawabnya, dengan tangan yang maju memberi kotak bekal berwarna biru yang berisi nasi goreng.

Bayu mengangkat satu alisnya, "Emang gue minta?" Putri menggeleng lemah, padahal ia sudah rela bangun pagi-pagi hanya untuk masak ini.

"Tapi--" Putri tersentak kaget saat kotak bekal berwarna biru yang sedang ia pegang, beralih ketangan Budi yang sedari tadi sedang membaca buku dan hanya duduk didepan kursi Bayu.

"Mending buat gue aje ye, Put? Tuh Bayunya juga ngga mau" Akhirnya Putri mengangguk lemah dan kembali berjalan kedepan menuju tempat duduknya bersama Raqilla.

"Heh hati-hati, Bud. Takut bekalnya dikasih obat pencahar juga, nanti perut lo sakit sama kaya Bayu tuh! " teriak Amalia dari tempat duduknya.

"Lo kasih tau dia, kalau perut lo sakit karena bekal dari Putri?..." tanya Anggara dengan berbisik kepada Bayu.

Bayu menggelengkan kepalanya, "Ngga lah, ngapain gue kasih tau dia"
"Aneh... dia sampe tau selengkap itu"
"Iya, Amalia kok tau ya kalau gue sakit perut karena di bekal dari Putri ada obat pencaharnya?"

Budi memasukan satu sendok nasi goreng bikinan Putri ke dalam mulutnya, "Heh! jaga omongan lo, orang masakan tuan Putri enak gini kok" bantahnya.

Itukan nasi goreng harusnya buat gue, itu pasti enak banget batin Bayu, yang melihat suapan demi suapan nasi goreng yang masuk kedalam mulut Budi.

Putri sedari tadi hanya diam membaca buku pelajaran dan pura-pura untuk tidak mendengar cacian yang keluar dari mulut Amalia. Begitu juga dengan Raqilla, yang tidak tahu ada masalah apa yang menimpa sahabatnya.

**♡**

Bel istirahat berbunyi, semua murid yang sudah selesai mengerjakan soal ujiannya harus keluar kelas.

Saat ini Putri dan Raqilla sudah berada diluar kelas, mereka sedang berdiri menikmati semburan angin di ruftop.

"Kamu lagi marahan sama Bayu?" Putri menggeleng.
"Terus kenapa?" lagi-lagi Putri menjawab dengan gelengan kepala.

"Cerita sama aku, Put. Aku sahabat kamu kan?" kali ini Putri mengangguk.
"Ya udah ayo cerita, jangan ada yang disembunyiin lagi" Putri mengangguk dengan kepala yang menunduk menyembunyikan air matanya yang ingin menetes keluar.

"B-bayu tiga hari dirawat dirumah sakit, karna hari jum'atnya abis makan bekal dari gue.... Kata dokter dia makan sesuatu yang mengandung obat pencuci perut... t-tapi Bayu baru makan nasi goreng dari gue, berarti... Hiks...." jelasnya dengan air mata yang mulai menetes.

"Berarti... nasi goreng dari kamu yang bikin dia gini?..."
"T-tapi bukan gue Qilla, bukan gue! Gue ngga mungkin racunin makanan orang yang gue cinta" Raqilla mengangguk mengiyakan ucapan Putri lalu memeluk tubuh Putri yang mulai terisak dari dari samping, mencoba memberi kekuatan pada sahabatnya.

**♡**

Follow my instagram
@_me.sasa05
@sasamicin.wp

⚠ WARNING TOLLONG JANGAN COPPY CERITA INI!!! ⚠
Karna saya menulisnya benar benar dengan susah payah, mengorbankan banyak hal termasuk waktu...





Bantu promosiin di tiktok sabi dong gais wkwk 😭🙏 tag gue di tiktok dan ig ya...

PUTRI ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang