-020 [RaGa-RaqillaAngga]

82 21 5
                                    

SEBAGIAN CERITA AKAN DIPRIVAT JADI FOLLOW DULU BARU BISA BACA

Terimakasih untuk para readers yang sudah menyempatkan diri untuk membaca cerita ku.

Maaf kalo masih ada taypo tollong di benerin!!

JANGAN LUPA KASIH BINTANG DAN KOMEN YA, TERIMAKASIH PARA READERS ♡♡♡

Happy Reading Semoga Kalian suka!!

**♡**

"Dan gue..." Putri menggantung ucapannya dan mengelap wajahnya yang penuh air mata.

"Kenapa lagi, Put?" tanya Raqilla yang sudah mulai penasaran.
"Gue mau pergi ninggalin kota ini, kota kelahiran gue ini, kota yang mempertemukan gue sama Bayu ini" jelasnya panjang lebar, tanpa henti.

"WHAT? tapi kenapa?"
"Tempat kerja papa bangkrut, dan kita sekeluarga harus jual rumah buat kebutuhan makan sehari-hari" badan Putri bergetar pertanda ia kembali menangis.

"Masalah gue mau tinggal dimana... lo ga usah khwatir gue tinggal didesa kok rumah peninggalan nenek sama kakek gue"

Melihat sikap Bayu pada Putri hari ini, itu membuat Raqilla ragu untuk mempertanyakan ini. "Kamu... udah bilang ini ke Bayu?" Putri menggelengkan kepalanya pelan.

"Kapan kamu mau pindah? Aku boleh ikut antar kamu kekampung?"
"Minggu depan setelah selese ulangan. Lo ngga usah ikut deh, Qill."

"Tapi... yaudah ngga apa-apa kalau emang ngga boleh"

**♡**

Diwaktu yang sama namun beda tempat, ada Anggara yang sedang membuntuti jalannya Amalia. Saat ia melihat Amalia duduk di kursi kantin, ia mendekat dan duduk dihadapan Amalia.

"Tau dari mana Bayu keracunan?" tanya Anggara.
"A-apaan si Ga, maksudnya lo curiga gitu sama gue?"
"Lebih tepatnya, gue curiga sama lo dan temen baru lo"
"Yaza?" Anggara mengangguk.

"Apaan nih bawa-bawa nama gue?" tanya Yaza saat baru datang dan langsung mendaratkan bokongnya dikursi samping Amalia.

"Dia nuduh kita yang racunin Bayu" jelas Amalia dengan mata yang melirik Anggara dengan tajam.
"Heh lo---"
"Bacot!" Anggara memotong ucapan Yaza lalu ia menyentak tangan Yaza yang menunjuk mukanya, dengan kasar. Setelah itu ia berjalan pergi keluar kantin.

"Kok dia bisa nuduh gitu?" tanya Yaza yang sudah mulai curiga.
"Tadi tadi gue keceplosan ngomong kalau Bayu sakit karna bekal dari Putri"
"Bego!" maki Yaza pada teman barunya ini.

Ia terkekeh "Ya udah gue mau balik kekelas lagi deh, bye." Amalia berjalan keluar kantin dengan tangan membawa santong keresek berwarna putih.

**♡**

Kini di kelas X IPS 2, hanya ada Bayu dan Budi yang sibuk dengan urusannya masing-masing. Pokus Bayu yang sedang belajar untuk ulangan selanjutnya, tiba-tiba teralihkan pada Budi yang sedang asik makan bekal pemberian Putri.

"Bud..." panggilnya dengan kaki yang mendorong-dorong kursi Budi dari belakang. Budi berdecak sebal dan menengok kebelakang, tempat duduk Bayu. "Apaan sih? Ganggu aje lu"

"Enak gak?" tanya Bayu yang masih melirik nasi goreng dikotak bekal berwarna biru. "Nasi goreng ini? Enak lah enak banget malah" jawab Budi dengan nada lebaynya, agar Bayu iri.

"Lagian lo yang tadi dikasih kaga mau"
"Perut lo ga papa kan?" Budi menggeleng, karna mulutnya kembali penuh dengan nasi.

"Bagi bol---" ucapan Bayu terpotong kala Amalia masuk kedalam kelas dan langsung memanggil namanya.

"Apa?" tanyanya terlalu singkat, ya begini lah Bayu. Kalau dia udah ngga suka sama seseorang, dia akan cuek dan berusaha untuk bikin orang itu menjauh darinya. 

"Gue bawa nasi goreng dari kantin nih buat lo" ia memberikan satu kantong keresek berwarna putih kehadapan Bayu. Gue terima gak ya? Sebenernya gue juga laper sih. Batin Bayu bertanya-tanya. Akhirnya, tangan Bayu maju untuk menerima pemberian Amalia atau lebih tepatnya mantan kekasihnya.

"Putri! Nasi goreng bikinan lo enak banget, nih buktinya gue malah kenyang bukan sakit perut!" jerit Budi dari kursinya, saat melihat Putri datang memasuki kelas bersama Raqilla dan Anggara. 

Putri tersenyum lebar, senyum yang tigahari lalu jarang ia perlihatkan lagi. Bayu... cowok itu merindukan teriakan Putri saat memasuki kelas, ia juga merindukan suara sapaan dari Putri, "Iya terimakasih kalau lo suka."

Anggara mendekat ketempat duduknya dengan Bayu. Ia melihat Amalia yang sedang berdiri didekat meja Bayu dengan tatapan menyelidik.

"Hati-hati sakit perut" peringat Anggara dengan berbisik pada Bayu, namun masih dapat terdengar jelas oleh Amalia.

"Maksud lo apa hah?" sentakan Amalia mulai terdengar, membuat pokus Putri dan Raqilla yang sedang belajar teralihkan.

"LO YANG UDAH RACUNIN SAHABAT GUE! INTINYA KALAU LO NGGA SALAH LO NGGA NGEGAS DAN NGGA TAKUT. KAYA PUTRI CONTOHNYA, DIA DIAM KARNA DIA NGGA SALAH!" Bentak Anggara yang mulai naik pitam, Amalia yang lemah dan ngga bisa dibentak mulai meneteskan air matanya. 

Bayu mengelus pundak Amalia dengan lembut, bahkan Bayu berani membentak Anggara dan itu membuat hati Putri rasanya seperti ditusuk beribu-ribu jarum saat melihatnya.

"Udah Ga, lo apa-apaan sih?! Lo punya bukti apa kalau bukan dia yang racunin gue?"
"Belum, tapi akan gue buktikan itu" setelah mengatakan itu, Anggara berjalan keluar kelas membawa bukunya.

"Sebentar ya, Put." izin Raqilla, setelah itu ia berlari keluar kelas mengikuti langkah panjang Anggara yang mengarah kearah ruftop.
Saat kakinya baru menginjak anak tangga pertama, "Angga tungguin!" namanya dipanggil, lalu Anggara berhenti dianak tangga pertama.

"Ada apa?" tanyanya pada Raqilla, gadis yang tadi memanggil namanya.
"Ayo kita cari bukti itu sama-sama, kita buktiin kalau bukan Putri yang racunin Bayu. Ayo secepatnya," Anggara mengangkat satu alisnya bingung, mungkin maksudnya ia bertanya kenapa?.

"Putri... Putri mau pergi dari kota ini, dia mau pindahan minggu depan setelah ujian selesai." jelas Raqilla dengan kepala yang menunduk menyembunyikan air matanya yang ingin menetes, Anggara maju beberapa langkah lalu ia membawa Qilla kedalam pelukannya.

"Iya" jawabnya terlalu singkat. Raqilla masih menangis didada bidang milik Anggara, bahkan ia memeluk Anggara dengan kuat seakan-akan tidak ingin kehilangan.

"Mulai dekarang lo milik gue, Qilla. Mulai sekarang lo pacar gue, gue maksa dan gue ngga nerima penolakan dari lo," bisik Anggara tepat ditelinga Raqilla, bahkan ia merasa merinding mendengarnya.

Tidak ada tanda-tanda penolakan dari Raqilla bahkan ia masih tetap memeluk tubuh Anggara yang sekarang sudah berstatus sebagai kekasihnya dengan kuat.

"Gue yang akan jagain lo disekolah, gue sebagai ganti Putri" lagi-lagi Raqilla mengangguk sebagai jawaban.

**♡**

Follow my instagram
@_me.sasa05
@sasamicin.wp

⚠ WARNING TOLLONG JANGAN COPPY CERITA INI!!! ⚠
Karna saya menulisnya benar benar dengan susah payah, mengorbankan banyak hal termasuk waktu...

Maaf gais kalau ngga nyambung, soalnya maksain buat update. 😭🙏 Udah lama banget ngga update, jadi kali ini maksain banget buat update.

PUTRI ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang