-021 [Putri malu]

105 17 1
                                    

SEBAGIAN CERITA AKAN DIPRIVAT JADI FOLLOW DULU BARU BISA BACA

Terimakasih untuk para readers yang sudah menyempatkan diri untuk membaca cerita ku.

Maaf kalo masih ada taypo tollong di benerin!!

JANGAN LUPA KASIH BINTANG DAN KOMEN YA, TERIMAKASIH PARA READERS ♡♡♡

Happy Reading Semoga Kalian suka!!

**♡**

Aku bisa jadi temen kamu aja seneng banget, apa lagi jadi milik kamu.
-Putri Faranissa

**♡**

Semenjak kejadian itu, Bayu dekat dengan Amalia tujuannya untuk membuat Putri kesal. Namun, Putri juga lebih dekat dengan Budi. Bahkan sekarang setiap paginya, Putri selalu membawakan bekal untuk Budi bukan hanya nasi goreng tapi masakan lainnya. Itulah yang membuat Bayu kesal sendiri, contohnya seperti saat ini.

Saat ini bell masuk kelas belum mulai, semua murid dikelas XII IPS 2 masih sibuk membaca buku pelajaran masing-masing. Berbeda dengan Budi yang sedang memakan sayur tumis kangkung buatan Putri, di kursinya. Putri, gadis itu masih setia membaca buku pelajaran untuk hari ini. 

Bayu dan Amalia? Mereka sedang duduk di kursi pojokan atau lebih tepatnya tempat duduk Bayu dan Anggara. Karena Anggara sedang pergi keluar bersama Raqilla, jadi kursinya kosong dan sekarang diduduki oleh Amalia. Entahlah, semenjak jadian mereka jadi sering bersama bahkan belajarpun mereka bersama walaupun hanya lewat videk call diponsel.

Saat selesai sarapan dengan bekal yang diberikan oleh Putri. Budi melihat Putri yang duduk dikursi depan kursi guru, Putri sedang fokus membaca buku. Seorang Putri Faranissa adalah gadis tomboy dan sedikit bar-bar. Namun, sudah seminggu ini ia lebih memilih diam dan Budi tahu apa alasannya.

"WOE!" teriak Budi membuat seisi kelas, tersentak kaget. Merasa jadi pusat perhatian, Budi hanya menunjukkan deretan gigi rapihnya lalu menggaruk lehernya canggung.

Bayu berdecak sebal, "Ngapain sih lo?" tanyanya yang mulai jengah pada Budi.
"Lo yang ngapain, ngapain lo deket-deket sama dia? Bukannya dulu lo jijik ya sama dia?" ujar pria yang duduk dihadapan kursi Bayu, dengan jari telunjuk yang maju menunjuk pada Amalia.

"Ya suka-suka gue lah"
"Gue perhatiin udah seminggu ini sifat lo sama sifat Putri jauh beda," semua murid kelas XII IPS 2 yang mendengar ucapan Budi mengangguk setuju. Gadis yang merasa namanya disangkut pautkan itu sontak menoleh kearah Budi yang nyengir tanpa dosa, kemudian tatapannya jatuh kepada cowok yang terlihat biasa saja. Putri hanya bisa tersenyum kecut.

"Nah iya tuh, gue perhatiin juga gitu!" teriak Rizal dari kursinya, mengacungkan jempol tangan keatas pertanda setuju dengan ucapan Budi.

"Iya anjir, Putri yang biasanya ceria dan banyak bacot jadi pendiem. Bayu juga yang biasanya selalu menghindar dari Amalia dan Yaza sekarang malah jadi deket banget!" jelas Sintia si gadis yang bar-barnya melebihi Putri, dengan panjang lebar, dijawab dengan anggukan dari semua penghuni kelas ini. Penghuni kelas yang terlihat maksudnya....

"Apaan sih, gak jelas lo pada," bantah Bayu. Jika kalian bertanya apa kabarnya Putri dan Amalia? Putri mah masih dengan posisi semula, diam dengan mata yang masih pokus membaca buku berpura-pura tidak mendengar kebisingan kelas yang sedang membicarakannya. Sedangkan Amalia? Saat ini ia menatap seisi kelas dengan mata tajamnya.

Bukan suatu rahasia lagi kalau Putri menyukai seorang Bayu. Dengan sikapnya itu, membuat semua tahu bahwa Putri menyukai seorang Bayu. Bayangkan saja sejak kelas sepuluh Putri berjuang untuk masuk kedalam hati seorang Bayu. Segala perjuangan sudah Putri lakukan, hingga saat ini ia masih belum menyerah.

Putri menarik napas panjang lalu membuangnya lewat mulut, "udah ayo lanjut aja lagi belajarnya, ngga usah ngurusin dia" ujar Putri yang mulai membuka suara. Semuanya menatap Putri tidak percaya, karena saat ini cewek itu sangatlah kalem dan sabar tidak seperti biasanya.

"Mungkin usaha gue masih kurang," lanjutnya. Seisi kelas melongo tidak percaya, Putri bilang ia kurang usaha? Kurang usaha apa lagi coba? . Bahkan saat ada cowok yang menyatakan perasaan pada Putri jelas akan ditolak, karna ia merasa sedang selingkuh jika dekat dengan cowok lain. Selingkuh? Sedangkan Bayu dan Putri hanya teman biasa.

Entah sudah berapa kali teman sekelasnya membujuk Bayu untuk mencoba membuka hati kepada kembang SMA Sakura ini. Tetapi, hasilnya tetaplah sama Bayu hanya menganggap Putri sebagai sahabat. Satu pertanyaan yang melintas dipikiran temen-teman sekelasnya. Apakah Bayu waras? Hai ini Putri loh, cewek tercantik di SMA Sakura dan selalu jadi rebutan semua cowok. Putri kurang apa lagi secara fisik? Kalau Bayu itu Budi mungkin ia sudah maju tanpa penolakan.

Anggara dan Raqilla memasuki kelas, hal yang pertama mereka lihat adalah semua mata anak-anak kelas tertuju pada Bayu dan Amalia yang duduk dikursi pojokan.
Raqilla mendekati Putri dan duduk kursi samping sahabatnya. Begitu juga dengan Anggara, yang langsung mendekat pada kursinya lalu menarik tangan Amalia dengan kasar menuju kursi depan tempat duduk Amalia.

Ulah Anggara mampu mengalihkan pokus Bayu yang masih membaca buku. Dan semua yang melihatnya hanya diam, karena mereka tahu jika Anggara sudah marah akan sangat menyeramkan.

"ANGGA!," bentak Bayu yang melihat Amalia kesakitan. Anggara mengacuhkan teriakan Bayu, lalu ia memilih duduk dan kembali membaca buku. "Udah pernah gue bilang, jangan sakiti Putri sahabat pacar gue" bisik Anggara penuh penekanan. Bayu memilih mengacuhkannya, dan Amalia sudah duduk diam ditempatnya.

**♡**

"Lo bego apa gimana hah? Yakin lo mau nyerahin diri lo gitu aja? Kalau gue sih ogah," bentak Yaza pada Amalia.

Saat ini mereka sedang berbincang di sebuah ruftop. Tadi, setelah selesai mengerjakan ujian pelajaran terakhir semua murid diperintah untuk berkumpul dilapangan, untuk mengumumkan kenaikan semester. Setelah selesai berkumpul dilapangan Amalia dan Yaza langsung berlari menuju sebuah ruftop karna ada sesuatu yang ingin Amalia bicarakan, katanya.

Semua murid sudah pergi meninggalkan sekolah, bahkan sebagian guru juga sudah pergi. Namun, kini di koridor lantai tiga tepatnya koridor lantai kelas XII ada Anggara yang masih setia duduk di salah satu anak tangga yang menjadi penghubung lantai tiga dengan ruftop. Menunggu Raqilla yang sedang berada di toilet.

**♡**

Follow my instagram
@_me.sasa05
@sasamicin.wp

⚠ WARNING TOLLONG JANGAN COPPY CERITA INI!!! ⚠
Karna saya menulisnya benar benar dengan susah payah, mengorbankan banyak hal termasuk waktu...

PUTRI ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang