CHAPTER 10

1.3K 126 28
                                    

"Sekarang lo punya gue, cerita dan bagi semua masalah dan kebahagiaan lo karena gue ingin kehadiran gue di hidup lo berarti."

-Nathaniel Gio Alvaro-

***

"Lo udah makan?"

"Belum kak. Kenapa?" Tanya Natasha.

"Gak. Gue nanya."

Saat ini mereka berdua sedang dalam perjalanan pulang, namun Nathan memberhentikan motornya di area parkiran sebuah restoran yang kelihatan sangat mewah. Laki laki itu tidak melupakan tentang kejadian tadi siang saat gadisnya ini hendak membeli makanan tapi malah terjerat si ketua Tander itu. Akhirnya Nathan memutuskan untuk membawa gadis itu makan terlebih dahulu sebelum ia mengantarnya pulang ke rumah.

"Kak, kita mau ngapain disini?"

"Cuci baju"

"Ha? Kok cuci baju di restoran kak?

"Mau makan, lo tadi belum makan makanya gue bawa kesini"

"Eeh,, gak usah kak. Aku gak minta kakak buat ajak makan. Nanti aku makan di rumah aja kak atau gak bisa nanti aku beli lagi kak." Jelas Natasha yang masih menggunakan helmnya.

"Gue maksa!!"

"I-iya tapi gak perlu di tempat mewah kayak gini kak"

"Di mana?"

"Biasanya di dekat lampu merah depan sana kak, ada pecel lele langganan aku. Tapi nanti aku bi—"

"Naik!!"

Tanpa menjawab Natasha segera menaiki motor sport tersebut, tidak tahu mau kemana tujuan mereka sebenarnya, kakak kelasnya ini sangat iri berbicara dan hobby sekali memotong perkataan orang lain, contohnya saja tadi. Ahh.. ia sangat bingung dengan sikap Nathan.

"Pegangan" Ucap Nathan sedikit membuka kaca helmnya agar suara cowok itu bisa terdengar jelas.

"Aku gak mau buat kak Nathan risih, gini aja cukup kak." Jawab Natasha, ia sudah pegangan seperti sebelumnya ia memegang ujung jaket kakak kelasnya itu.

"Gue suka"

"Ha? Maksud kakak?"

"Lupain."

Selang beberapa menit akhirnya mereka berhenti kembali, Natasha sangat kaget dan heran sebab Nathan berhenti di sebelah warung jalan kaki lima tempat pecel lele yang ia bilang tadi.

"Turun, kita makan disini" Ujar Nathan sambil membuka helm di ikuti oleh gadisnya.

"Kak beneran makan disini? Kak Nathan gak malu?"

"Gak"

"Mommy gue pernah bilang, gak boleh milih makanan mau sekalipun di pinggir jalan kalau itu enak dan bersih it's okay." Jelas Nathan yang langsung berjalan menuju tempat itu dengan meninggalkan Natasha yang masih dia membisu.

Ternyata didikan orang tua Nathan sangat baik dan bijak, ia tak menyangka bahwa laki laki ini sangat berbeda. Walaupun kelihatan cuek, dingin, kadang kadang seram dan nyebelin tapi dia punya jiwa yang baik dan tentunya itu termasuk salah satu rasa syukur.

"Buruan, udah mau malam" Panggil Nathan.

"Iya kak."

Setelah selesai makan dan langit yang awalnya biru kini menunjukkan laksana jingga dengan gradasi ungu violet yang unik, itu menandakan bahwa senja akan datang sebelum berganti menjadi malam. Kedua anak remaja yang berada di atas motor sport itu merasakan dan menyaksikan keindahan alam yang di ciptakan oleh sang pemiliknya.

NATHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang