Akhirnya Nathan menarik tangan Natasha untuk pergi dari tempat ini, mereka sedang menuju ke arah luar yaitu tempat parkir. Nathan menyuruh gadis tersebut untuk masuk dan di ikuti dengan dirinya. Seketika mobil tersebut melaju dengan sangat kencang yang membuat Natasha ketakutan, ia membuka suara untuk Nathan memelankan kecepatan mobil itu.
"Hmm,, kak ini terlalu kencang. bisa pelan sedikit." Ucap Natasha.
Tak menjawab perkataan Natasha, ia malah memberikan tatapan seram kepada gadis itu. Sehingga Natasha langsung menunduk dan terdiam.
Tiba tiba Nathan memberhentikan mobil itu dengan mendadak, yang membuat Natasha kaget sekaligus kesal karena ulah kakak kelasnya itu.
"Kenapa sih kak, diam aja. Aku nanya gak di jawab."
"Seram amat"
"Dan sekarang berhenti mendadak, gimana gak kaget coba, kalau kita kenapa kenapa gimana? Kakak mau kita masuk rumah sakit?"
Nathan akhirnya buka suara juga, mengingat kejadian tadi rasanya ingin marah namun saat ini ia berusaha untuk tetap tenang. Gadis yang ada di sampingnya ini sangat cerewt seperti mommy Renata saja.
"Gue gak suka lo kayak tadi" Kata Nathan.
"Kayak gimana kak?" Tanya Natasha bingung.
"Senyum"
Natasha yang tidak mengerti maksud dari perkataan cowok di sampinya ini, gimana gak bingung coba. Nathan menjawab hanya satu kata doang daan itu maksudnya kurang jelas bagi Natasha.
"Eemm, kak Nathan gak suka kalau aku senyum?" Tanya Natasha dengan polosnya.
"Ke gue aja." Jawab Nathan tanpa melihat ke arah gadis yang ada di sampinya itu, ia hanya menatap ke arah luar kaca mobil sambil masih menahan emosi dan amarahnya soal masalah tadi. Hanya masalah sepele seperti tadi membuat dirinya tidak mood seperti ini, rasa marah dan ada sesuatu yang tidak enak di dadanya membuat Nathan kebingungan sendiri, karena selama ini ia tak pernah merasakan hal ini sebelumnya.
"Jangan kayak tadi. Gue gak suka" Sambungnya sambil melihat ke arah gadis itu.
"Tapi kan itu teman teman kak Nathan, tadi mereka nyapa aku masa aku gak nyapa balik. Nanti mereka gak suka atau ngiranya aku sombong."
Mendengar jawaban Natasha, dirinya semakin tidak suka dan ada sesuatu yang membuatnya tidak enak. Setelah memejamkan mata sebentar Nathan meraih bahu gadis itu agar bisa berhadapan dengannya.
"Lo milik gue. Dan gue gak suka lo senyum ke cowok lain"
"Gue paling benci milik gue di bagi"
"Gue gak suka berbagi"
"Milik gue tetap milik gue. Ngerti, hm?" Kata Nathan dengan sedikit penekanan.
"Ii.. iyaa kak aku ngerti kok." Jawab Natasha.
Setelah beberapa detik kemudian sebuah notifikasi berbunti dari ponsel milik Natasha, ia langsung melihat apa isi pesan itu. Ternyata pesan itu dari kakak tirinya yang menanyakan keberadaan dirinya saat ini.
"Kak, aku turun di sini aja ya, soalnya aku mau langsung pulang" Kata Natasha.
"Gue antar."
"Gak usah kak, aku turun disini aja lagia—"
"Gue gak terima penolakan"
***
Mobil yang terkesan sangat mewah itu berhenti sempurna di depan rumah Natasha, Natasha sungguh kebingungan bagaimana kakak kelasnya yang tiba tiba menjadikannya Queen of Vagos dan juga mengetahui alamat rumahnya, jelas saja itu membuat Natasha bertanya tanya apakah kakak kelas bermata elang ini mempunyai kelebihan. Seperti cerita yang ia baca namanya Cenayang. Apa benar?
KAMU SEDANG MEMBACA
NATHAN
أدب المراهقينNathaniel Gio Alvaro, seorang cowok yang semua orang menganggap dirinya sempurna. Tampan, pintar, ketua geng motor, pentolan SMA ALVA INTERNATIONAL SCHOOL, kaya sudah jelas karena dia anak dari Darrel Alvaro Miller dan Renata felicia Wesley pemilik...