VAGOS
"MELINDUNGI APA YANG HARUS DILINDUNGI, MENJAGA APA YANG HARUS DIJAGA"
"KARENA DIA TAHTAH TERTINGGI, MAKA ITU KAMI LINDUNGI"
***
"MATII. GOBLOK!!!"
"GUE MATI"
"LO TOLOL SEMUA, NAIK KE ATAS GUE DI KEROYOK"
"GILE... ANJIRR.. MATI GUE"
"SIALAN TU MUSUH"
"Lo malah nyalahin musuh. Lo yang tolol jangan jauhan makanya"
"LDR mulu lo sama kita"
"Yaudah ulang-ulang. Kita mian lagi"
"Kuyy"
"MABAR!!"
"Pak ketua gak ikutan?" Tanya Devian yang melihat Nathan sedang asik mengotak-atik ponselnya.
Tak ada jawaban dari Nathan, Devian langsung saja segera fokus untuk main kembali. Mungkin ketua mereka itu sedang tidak baik harinya. Memasang muka tembok datar dan menyeramkan.
"INGAT! Kali ini kita harus menang" Kata Emil.
"SIYAP!!" Teriak mereka.
Kini anggota Vagos sedang berada di rooftop, mereka masih di sekolah. Pasalnya mereka ingin bermain game dulu, lebih tepatnya MABAR bahasa sekarang. Memang tidak semua yang ikut bermain hanya beberapa saja dan pastinya anggota inti kecuali Nathan dan Kevin. Mereka berdua sibuk dengan urusan masing-masing. Nathan yang sedang duduk di sofa sambil memainkan ponselnya, dan Kevin yang sedang mencatat sesuatu entah apa itu hanya Kevin dan Tuhan yang tahu.
"Bang, gue sama anak-anak lain balik duluan" Ucap salah satu anggota Vagos kepada Anggota inti.
Nathan menatap lama ke arah mereka yang berdiri, hanya menampakkan wajah datar dan tak ada senyum sedikit pun membuat mereka jadi lemas dan kembali ke posisi duduk lagi. Nathan yang melihat tingkah mereka jadi heran.
"Hati-hati" Kata Nathan singkat, jelas,padat dan dingin.
"Eh" Ucap mereka kaget.
"Ya balik sana. Ingat tetap saling melindungi"
"Dan jangan pernah lupa selalu kasih sinyal jika ada bahaya." Sambung Kevin yang di balas anggukan oleh mereka.
"SERANG WOII!!"
"GUE DI TENGAH"
"ATAS..ATAS"
"BAWAH..BAWAH"
"TEMBAK GOBLOK"
"SABAR TOLOL, PELURU GUE HABIS"
"BRISIKK!!!" Tegas Nathan. Langsung saja semua bungkam seketika.
Hening.
TING!
VAGOS🦁🦅 (1)
Navi : Q.
Oppa Cafe.
Tander. (Danger)☠Sebuah notif itu berbunyi serentak di setiap ponsel masing-masing anggota, mereka yang sedang bermain game itu langsung seketika menoleh ke arah Nathan, sang Ketua. Tidak lagi memikirkan tentang game mereka itu, bahkan yang terpenting adalah sebuah arti dan maksud dari pesan yang di kirim oleh salah satu anggota Vagos bernama NAVI.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATHAN
Teen FictionNathaniel Gio Alvaro, seorang cowok yang semua orang menganggap dirinya sempurna. Tampan, pintar, ketua geng motor, pentolan SMA ALVA INTERNATIONAL SCHOOL, kaya sudah jelas karena dia anak dari Darrel Alvaro Miller dan Renata felicia Wesley pemilik...