Saat mereka tiba di halaman sekolah, setelah semuanya parkir dan seperti biasa mereka semua menghampiri Nathan dan Natasha. Anggota Vagos termasuk anggota inti itu pergi menghampiri Natasha lebih tepatnya yang berada persis di sebelah Nathan.
Semua anggota saling tatap-tatapan seperti memberi sebuah kode, layaknya kode rahasia mereka enggan untuk bicara hanya memainkan gerakan tubuh saja. Tetapi tak ada satu orang pun yang ingin mewakili mereka semua, akhirnya menyerahkan tugas itu kepada anggota inti.
"Vin, anak anak pada gak mau bilang. Lo aja yang ngomong" Bisik Emil.
"Iya, vin wakilin kita semua lo kan wakil ketua ni."
"Lo liat tu muka si pak ketua, masih pagi udah seram aja." Sambung Devian.
"Males."
HA? Ya kalian semua tahu lah. Si Kevin kan sebelas dua belas sama si pak ketua. Minta tolong aja susah amat. Demi Vagos juga. Emang susah punya wakil kek gini. Ada yang mencalonkan diri sebagai pengganti Kevin?
"Kak Nathan, semuanya aku ke kelas duluan ya" Pamit Natasha. Ia hendak pergi namun tiba tiba berhenti ketika anggota Vagos berteriak.
"Eh, tunggu" Teriak mereka kompak.
"Huh? Kenapa kak?"
"Aduh.. gimana bilangnya ya"
"Mampus, pawangnya pake noleh segala lagi"
"K.O deh kita"
"Mana si pak ketua natapnya seram gitu"
Seperti itulah respon anak Vagos termasuk inti Vagos kecuali Kevin yang hanya diam dan cuek seperti tak terjadi apa apa. Mereka semua bersuara namun dengan volume kecil sehingga tak terdengar oleh Natasha maupun Nathan.
Mereka semua saling lempar pandangan satu sama lain, sebenarnya niat mereka ingin membawa Natasha ke rooftop tetapi mereka semua tak punya nyali untuk mengutarakannya. Bagaimana tidak, dengan seseorang yang ada di samping Natasha itu kelihatan dari wajahnya sangat tak bersahabat seperti hari yang mendung, hitam dan berpetir. Semenjak Natasha menjadi queen mereka, Nathan sang ketua Vagos itu hanya selalu lebih sering memancarkan sinyal bahaya 'WARNING. DANGEROUS' terlebih lagi tatapan elang itu juga ikut dan jangan lupakan aura yang tak enak seperti biasa selalu mengiringi seorang Nathan. Yang membuat siapa saja enggan berlama lama berada di dekat laki laki itu.
"Kenapa?" Tegas Nathan di iringi dengan sedikit teriak. Sungguh aneh melihat anggotanya seperti ini.
"Ngomong yang jelas!!" Sambung Nathan lagi, dan suara itu pun kembali terdengar, suara khas milik cowok tersebut, yang membuat semua anak Vagos berjumlah 75 orang itu langsung kicep alias langusng menunduk. Ya kecuali Kevin. Malah cowok itu menatap ke arah Nathan.
Bagaikan mereka berdua sedang melakukan sesuatu atau lebih tepatnya menggunakan jurus yang di sebut 'TELEPATI' mereka berdua hanya beradu tatap tak ada satu kata pun terucap dan terlebih lagi tak ada kode, atau pun gerak anggota tubuh, hanya dengan tatapan antar mata dan mata. Seperti ada jaringan dan ada jalan rahasia tak kasat mata yang mereka punya hingga dapat menyampaikan informasi melewati tatapan itu.
"Jangan ke kelas. Mereka mau ngajak lo ke atas" Tutur Nathan dengan nada lembut pada gadisnya. Setelah mendapatkan jawaban apa yang anak Vagos inginkan.
"Mau ngapain kak?" Tanya Natasha.
"Ayo buk ketua, ikut kita" Ajak Salah satu anggota Vagos.
"Ada sesuatu yang mau kami tunjukkan"
"Let's gooo!!"
"Ehh,, iya iya pelan pelan kak"
Mereka menarik Natasha dan ada juga yang mendorong gadis itu dari belakang, mereka sepertinya tak sabar ingin cepat cepat sampai. Saking gembira dan senang nya. Nathan pun sampai mengukir senyum tipis karena sikap para anggotanya sangat memperhatikan dan menjaga Natasha. Queen mereka. sebentar senyum itu pudar namun jangan salahkan mata kilat dan gesitnya Kevin. Dia masih bisa melihat itu dengan jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATHAN
Teen FictionNathaniel Gio Alvaro, seorang cowok yang semua orang menganggap dirinya sempurna. Tampan, pintar, ketua geng motor, pentolan SMA ALVA INTERNATIONAL SCHOOL, kaya sudah jelas karena dia anak dari Darrel Alvaro Miller dan Renata felicia Wesley pemilik...