CHAPTER 13

1.1K 90 8
                                    

"Langit di atas sana punya bintang yang indah untuk alam semesta, tapi cowok ini punya bintang yang jauh lebih indah lagi untuk semestanya. Kamu."

-Nathaniel Gio Alvaro-

***

"Kakk.. k-kk-kak Nathan, jangan tarik aku kuat-kuat. Sakit kak"

"Diam lo" Teriak Nathan seperti ada nada membentak di selipkan pada perkataan itu.

"Tapi ini sakit kak" Kata Natasha sesekali meringis kecil sambil berusaha untuk melepaskan genggaman tangan Nathan.

Tak menjawab justru Nathan malah melihatkan tatapan tajam kepada gadis itu. Langsung saja seketika Natasha yang di tatap dengan tatapan ngeri itu mendadak diam dan menunduk.

Anggota Vagos mereka mengikuti Nathan ke arah rooftop, dengan melihat perlakuan Nathan sang ketua Vagos itu menarik paksa queen mereka membuat semuanya khawatir. Di pikiran mereka jangan sampai queen merasa takut sama Nathan, karena Nathan kan king. Tetapi jarang kelihatan Nathan semarah dan berubah jadi kasar seperti ini, apalagi masalah cewek. beuhh.. paling anti dia mah, namun kali ini berbeda mungkin. Entahlah Nathan banyak berubah karena Natasha.

"Ngapain kayak tadi?" Tanya Nathan saat mereka telah sampai di dalam ruangan yang mereka sebut markas kedua itu.

"Gue gak suka lo kayak tadi"

"Kak, jangan marah-marah dulu. Tadi itu kak Haikal Cuma ngajakin aku ngobrol tentang osis. Cuma itu aja gak lebih." Jelas Natasha.

"Gue bilang apa Natasha. GUE GAK SUKA" Teriak Nathan dengan sedikit penekanan.

"Tapi kak ak—"

"Gue benci pembangkang" Lagi lagi cowok itu berteriak. Membuat Natasha ketakutan dan menunduk, air mata mulai menumpuk di pelupuk matanya. Kevin dan yang lain bisa melihat itu.

Merasa khawatir para anggota semua tak dapat melakukan apa-apa, mereka ingin sekali membantu tapi apalah daya hanya bawahan King. Namun mereka semua akhirnya menoleh ke arah anggota inti. Ya inti Vagos, di sana ada satu anggota yang dapat selalu di andalkan dalam masalah perkelahian dan peleraian, dia adalah Wakil ketua Vagos, Kevin.

"Nat jangan kasar. Lo bikin dia takut" Kata Kevin menjadi penengah antara mereka.

Kevin mengerti kode dan maksud dari para semua anggota saat menoleh ke arahnya, mungkin bisa di bilang Kevin adalah sosok cowok yang peka terhadap situasi.

"Iya pak ketua, kasihan buk ketua jadi ketakutan gitu" Sambung Devian.

"Hi-kss hikss.. Ma-ma-maaf kak. Kakak jangan kayak gini, ak-aku ta-takut.." Ucap gadis itu terputus putus karena ia menangis sekaligus ketakutan. Siapa coba yang gak takut di bentak dan di teriakin seperti itu.

Nathan memejamkan matanya, ia dapat mendengar samar-samar isakan kecil gadisnya. Entah apa yang salah tiba tiba saat mendengar isakan tersebut hatinya begitu sakit. Melihat gadis itu menangis. Ada dorongan dari hati kecilnya untuk melangkah maju ke arah gadis yang ada di hadapannya.

Perlahan ia menghembuskan nafas pelan, dan tanganya terulur ke belakang. Membawa gadis itu kedalam pelukannya. Kini ego nya mulai luluh karena tangisan Natasha, jika membiarkan gadis itu menangis itu akan semakin membuat hatinya merasa sakit.

"Gue minta maaf" Kata Nathan dengan nada yang begitu lembut sambil mengusap rambut gadisnya dengan penuh kasih sayang. Ia dapat merasakan anggukan kecil di dada bidangnya. Gadis itu menganggung pertanda iya.

Nathan semakin mengeratkan pelukan antara mereka berdua, dan Natasha perlahan mulai membalas pelukan erat itu. Gadis itu menyandarkan kepalanya di atas dada bidang kakak kelasnya, di sana ia merasa hangat dan kenyamanan, perlahan rasa takut dan tangisnya pun berhenti hingga hilang dalam sekejap.

NATHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang