Chapter 13

95 12 9
                                    

Live in. Begitu mereka menyebutnya. Sebenarnya itu mirip sama kegiatan karyawisata di sekolah, hanya saja kegiatan tersebut lebih merakyat. Kalau karyawisata sekolah isinya jalan-jalan sambil belajar, kalau live in lebih mengajarkan pendidikan multikulturalisme. Peserta live in akan tinggal di sebuah desa dan dititipkan ke warga desa tersebut. Di rumah warga desa tersebut lah mereka akan tinggal selama menjalani live in. Warga desa yang menampung peserta live in tersebut akan dipanggil Bapak atau Ibu Asuh oleh peserta hingga kegiatan live in usai.

Damian memang berjanji mengawasi Elsyra selama live in, tetapi tidak terbayang di benak Elsyra bahwa Damian akan benar-benar mengawasinya 24 jam. 

"Kalian mau Pocky?" Tawar Damian dari balik kursi ke Elsyra, Echa dan Agnes. Sekarang Damian sedang duduk di depan Elsyra. Bukan hanya tempat duduk yang berdekatan. Saat bus mereka berhenti di rest area pun dan Elsyra pergi ke toilet, Damian sampai nungguin Elsyra di depan pintu toilet! Sinting!!

"Mauuuu, makasih Frater!" Ucap Echa riang. Agnes dan Echa mah seneng-seneng aja duduk deket-deket Damian. Kan lumayan asupan orang ganteng hehe.

Elsyra manyun. Dia kan pengen girls talk sama Echa dan Agnes. Tapi karena Damian duduk persis di bangku depan mereka, pasti Damian bisa denger obrolan mereka. Elsyra takut diceng-cengin sama Damian kalau dia nguping. Secara kan Damian iseng orangnya.

"Lo kenapa lagi astaga? Manyun mulu." Ujar Damian ke Elsyra kemudian tanpa menunggu jawaban Elsyra, Damian langsung balik menghadap depan dan duduk dengan benar.

Echa dan Agnes pandang-pandangan. Mereka heran Damian kok ngomongnya informal gitu sama Elsyra.

Iya dari tadi Elsyra dan Damian belum ada ngobrol. Secara ya, Elsyra kan gak pengen keliatan akrab sama Damian di depan temen-temennya. Dulu Damian pernah dia julidin sama temen-temennya jadi Elsyra malu kalo keliatan deket sama Damian. Rasanya kayak jilat ludah sendiri.

Tapi sekarang mah percuma. Echa dan Agnes udah pandang-pandangan heran. Ini mah sebentar lagi Elsyra bakal ditanya-tanya.

"Syr," Bisik Agnes di kuping Elsyra. "Sejak kapan lo deket sama Frater?"

Tuh kan. 

✨✨✨

Perjalanan dari Bandung ke Jogja sudah cukup melelahkan. Apa lagi kuping Elsyra pengang dihujati beribu pertanyaan bisik-bisik oleh Echa dan Agnes. Haduh rasanya pengen tidur langsung aja di rumah asuhnya.

Saat sampai di desa live in, para siswa dikumpulkan terlebih dahulu di gedung serbaguna milik desa untuk di briefing dan diperkenalkan ke orang tua asuhnya. Setelah dari aula tersebut mereka akan mengikuti arahan dari orang tua asuhnya. Ada yang diajak ke ladang untuk belajar cocok tanam, ada yang diajak mandiin kerbau, ada yang langsung diajarin menganyam kurungan ayam dan lainnya.

Kelompoknya Elsyra yang isinya Echa dan Agnes diajak ke sawah buat belajar tanam padi. Elsyra, Echa dan Agnes norak banget liat padi dan malah asik colek-colekan lumpur. Bapak Asuh mereka ikut ketawa liat tingkah laku anak-anaknya.

"Tadinya Bapak mau ajak kalian ke sawah cuma buat kasi liat kalian cara tanem padi loh. Gak sangka kalian malah ikut turun dan main lumpur."

"Loh, gak apa-apa Pak." Jawab Echa. "Justru di Bandung jarang liat sawah, jadi mumpung di sini pengen seneng-seneng bareng temen-temen."

Si Bapak tersenyum melihatnya. "Hehe, syukurlah kalau Bapak bisa bikin kalian seneng barang sedikit."

"Seru Pak tanam padi. Dari pada saya ngerjain LKS MTK mah mending saya tanem padi." Tambah Elsyra.

Forbidden LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang