Setelah kembali ke rumah kemudian mandi dan bersih-bersih, sekarang Damian sedang duduk di meja belajarnya dan dengan serius mengganti kain kasa untuk membalut luka di tangannya.
"Aduh.. masih perih." Rintihnya dengan pelan sambil terus mengobati tangannya. "Dalam juga ternyata lukanya."
Saat hampir selesai membalut lukanya, pintu kamarnya diketuk pelan diikuti dengan suara seseorang yang memanggil namanya.
"Bang Damian." Panggil suara itu yang ternyata adalah Devano. Devano kemudian membuka pintu kamar Damian perlahan lalu masuk ke kamar abangnya.
"Kenapa Dev?" Ujar Damian lembut sambil membereskan kotak obat di hadapannya. Kini lukanya sudah terbalut dengan rapih. Devano adalah adik Damian nomor 2 yang berjarak 5 tahun lebih muda dari Damian dan memiliki saudara kembar bernama Davano. Sedangkan Davano adalah putra terakhir dari orang tua Damian, Daniel dan Nicole.
Devano mengernyit. "Kenapa tangan lo bang?"
"Digigit tikus. Gak usah bilang-bilang mama ya."
"Oke boleh," Devano tersenyum. "Gocap dulu dong."
"Sejak kapan adik-adik gue jago malak sih?" Cibir Damian kemudian mengambil dompet lalu mengeluarkan selembar 50 ribu. Devano langsung sumringah ketika menerima uang tutup mulut tersebut.
"Sejak mengenal PS 5 hehehe."
Damian memutar bola matanya malas. "Kenapa tadi manggil?"
"Oh itu, di bawah ada bang Brian sama bang Evan." Ujar Devano sambil melipat uang gocap tersebut dan memasukkannya ke dalam kantung.
"Ngapain Brian sama Evan malem-malem dateng?"
"Lah mana Devan tau, samperin gih ke bawah." Jawabnya cuek. "Udah ah Devan mau balik lagi ke kamar, lagi asik nonton tadi."
Devano kemudian keluar dari kamar Damian. Tak lama setelah itu, Damian pun bergegas untuk turun dan mendapati kedua teman lamanya sedang tidur-tiduran di sofa rumahnya.
"DAMYYYYY UDAH LAMA GAK KETEMU KANGEN IHHH!! Sini cium dulu cium." Ujar Evan dengan nada menjijikan yang tidak pernah berubah sejak terakhir mereka bertemu. Penampilan Evan dan Brian memang jadi tampak jauh lebih keren, tetapi ternyata dalamnya sama saja.
"Gue hajar lo Van," Balas Damian tak suka.
"Eh pastor mana boleh galak-galak." Bales Brian sok-sok ngambek.
"Kalo sama iblis dajjal kayak lo mah Damian diwajibkan untuk galak." Tambah Brian enteng. "Apa kabar lo Dam?"
Damian ketawa denger hujatannya Brian. "Baik Bri, lo sama anak-anak yang lain gimana?"
"Puji Tuhan gue baik, kalo si Evan sih bisa lo liat sendiri itu kabarnya." Brian beralih dari rebahan jadi duduk. "Terakhir gue ketemu Marcel sih dia baik-baik aja, cuma kalau Rangga gue gak tau."
"Nanti si Marcel nyusul bawa makanan." Tambah Evan yang sekarang malah buka MoLe.
"Otak lu makanan mulu yah Van. Heran gue." Cibir Brian.
"Bentar-bentar." Damian memotong Evan yang hendak membalas hujatannya Brian. "Kalian gak ada yang masih keep in touch sama Rangga?"
Evan sama Brian pandang-pandangan sebentar, kemudian keduanya menggeleng serentak. "Terakhir ada kabar itu kurang lebih setahun lalu pas kita masi pertengahan semester 3." Tambah Evan.
Damian kaget. Selama mereka berteman ber-5 memang tidak melulu kabar-kabaran atau bertukar chat. Tetapi yang Damian tahu teman-temannya selalu bisa dihubungi ketika dibutuhkan. Damian memang cukup sibuk belakangan ini mengurus magangnya, keperluan sekolah, dan urusan-urusan lainnya sehingga dia tidak sadar bahwa ada yang tidak beres sama Rangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Love
RomancePastor. Begitu mereka menyebutnya. Pastor adalah sosok pemimpin Imam dalam Gereja Katolik. Seorang Pastor haruslah dekat dengan Tuhan, berbelas kasih, bijaksana dan memegang janji untuk hidup selibat, yaitu tidak menikah dengan wanita manapun. Menja...