Chapter 15

96 8 1
                                    

Plak!

"Lo pikir lo siapa Sep bisa ngancem gue kayak gitu?" Ujar Elsyra dengan tegas.

Josep diam sebentar karena terkejut. Ia kemudian mengusap pipinya yang panas akibat tamparan Elsyra.

"Pft- HAHAHAHAHA!" Tawa Josep meledak di hadapan Elsyra. Dengan satu hentakan tangan dia menjambak rambut belakang Elsyra dengan kencang. "Lo memang perlu dikasih tau sih tentang siapa yang pegang kendali di sini."

Elsyra memekik kesakitan dan berusaha melepaskan diri dari jambakkan Josep. Tak lama kemudian Josep mendorong tubuh mungil Elsyra hingga jatuh ke aspal.

Rasanya Elsyra ingin menangis di tempat, tapi begitu mengingat apa yang sudah diperbuat Josep ke Micah dia mengurungkan niatnya untuk menangis. Elsyra memutuskan untuk melawan semua ini dan tidak membiarkan Josep melukai siapapun lagi. Baik dirinya sendiri maupun teman-temannya.

Elsyra menatap Josep dengan marah. Meskipun ia berusaha untuk tidak menangis, tapi sudut matanya tetap berair dan pandangan tersebut tertangkap oleh mata Josep.

"Kenapa nangis?" Ujarnya sambil berjongkok menyamai posisi dengan Elsyra. "Kan semua ini kamu yang mulai."

"Bajingan gila!" Sergah Elsyra yang langsung dihadiahi tamparan oleh Josep. Tangan Josep yang besar serta tenaganya yang kuat tidak tanggung-tanggung ketika menampar wajah mungil Elsyra.

"Sakit kan?" Tanya Josep dengan wajah penuh simpati setelah menampar Elsyra dengan kuat. "Omongan kamu barusan juga nyakitin."

"Paham kan sekarang siapa yang pegang kendali di sini?" Tanya Josep lagi namun Elsyra tidak menjawab. Josep kemudian membantu Elsyra untuk berdiri dan menggenggam tangannya. "Sekarang ayo aku anter kamu pulang sebelum semakin malam."

Saat Josep berbalik badan dan bersiap untuk melangkah, Elsyra menepis tangan Josep lalu berlari sekuat tenaga menjauh dari Josep. Terdengar panggilan dan langkah kaki josep yang menyusul dirinya namun Elsyra tidak peduli. 

Elsyra terus berlari tanpa arah. Di kepalanya hanya ada satu tujuan yaitu melepaskan diri dari Josep. Suasana desa yang minim pencahayaan juga pepohonan yang lebat membuat Elsyra makin tidak tahu kemana ia melangkah. Pokoknya ia terus berlari ke depan hingga ia mulai kehabisan nafas.

Pandangannya mulai kabur tetapi ia masih bisa mendengar suara Josep yang memanggil namanya dengan jelas. Dengan panik Elsyra memaksa dirinya untuk terus berlari.

Sialnya kaki Elsyra tidak sengaja menginjak pinggiran jalan yang lebih tinggi sehingga ia tergelincir ke bawah. Elsyra pun jatuh terduduk dengan posisi kaki sebelah kiri menopang tubuhnya. Setelah Elsyra sadari ternyata tempat ia terjatuh sekarang merupakan tempat yang jauh lebih rendah dari bahu jalan. Kira-kira lebih rendah 2,5 meter dari jalan.

Tak lama kemudian terdengar langkah kaki dari Josep. Suasana yang gelap begitu mendukung dirinya untuk bersembunyi di bawah bahu jalan. Terdengar suara Josep memanggil-manggil namanya tapi Elsyra tidak bergeming. Ini lebih baik dari pada harus berurusan dengan Josep dalam kondisi seperti ini.

Suara Josep yang kian menjauh membuat suasana menjadi hening kembali. Nyeri yang Elsyra rasakan di kakinya tidak seberapa dibanding rasa kesalnya terhadap dirinya sendiri. Dia sudah memutuskan untuk menghadapi ketakutannya dan berbagai jenis masalahnya yang berkaitan dengan Josep. Tapi lagi-lagi dia memutuskan untuk lari dari situasi yang menekannya.

Elsyra menyalakan hpnya untuk menghubungi teman-temannya dan meminta bantuan. Tapi makin sial lagi ketika ia melihat jaringannya bertuliskan "no service". Jam sudah menunjukkan pukul 11 lewat 10 menit. Udara malam pedesaan yang dingin membuat tubuh mungilnya menggigil. Elsyra hanya bisa berharap jika ada warga desa yang kebetulan lewat karena sedang meronda sehingga ia bisa meminta bantuan.

Forbidden LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang