Chapter 7

250 17 5
                                    

5 Menit Elsyra tak bergeming. Duduk dengan nyaman di atas tubuh seseorang. Tangan nya tetap terletak di atas mulut orang tersebut seolah-olah takut jika tangannya bergeser barang sedikit, orang yang sedang dia duduki akan bersuara. 

Tak lama kemudian terdengar langkah kaki orang yang sedang berlari dari balik pintu, yang dia yakini adalah Josep, langkah kaki tersebut berhenti di depan pintu ruangan tersebut kemudian berusaha membukanya.

Elsyra menangis tanpa suara. Dia sangat panik saat melihat Josep berusaha masuk ke dalam ruangan ini tetapi di lain sisi dia benar-benar bersyukur dalam hati karna sempat mengunci pintu tersbut saat masuk tadi.

Setelah gagal membuka pintunya, langkah kaki Joseph terdengar makin menjauh. Dan saat langkah kakinya tidak terdengar lagi Elsyra menghela napas lega. Dia pun bergerak untuk turun dari orang yang sedang dia duduki.

"Ughh!" Pekik orang tersebut saat Elsyra bergerak. Elsyra merasakan kakinya menimpa sesuatu dan saat dia menoleh, jantungnya hampir copot karena lantai dan kakinya berlumuran darah.

Pada tangan kanan orang tersebut, tangan yang baru saja dia tindih selama 5 menit, tertancap cutter yang bertengger dengan manis pada telapak tangan laki-laki tersebut.

✨✨✨

"Aduh! Kamu pelan-pelan bisa gak sih?!!" Omel Damian pada Elsyra yang sedang mengobati telapak tangan nya di UKS. Untung aja ruangan dia sebelahan sama UKS. "Sakit tau?!"

"Bawel amat sih! Masih untung diobatin!!" Elsyra ngomel balik. Uda gak waras kali ya ini anak? Dia yang seenaknya masuk ruangan Damian, duduk di badannya tanpa rasa awkward sedikit pun, bikin tangan Damian luka kena cutter, terus malah ngomel balik ke Damian? Emosi Damian naik ke ubun-ubun.

"Wah gila ya, gue korban di sini anjir. Bisa-bisa nya lo ngomel balik ke gue?? Masih untung gue gak lapor guru BK biar lo kena SP!!" And there he goes, loses his temper. "Mana ada murid cewe naikin badan Frater kayak lo!! Dasar cab- Aduh!! Sakit anjir!!!!"

"Makanya gak usah bawel. Aku mana tau kalo yang aku tindih itu Frater, siapa suruh pake baju bebas? Terus lagian perih dikit tahan kenapa sih?? Cowo kok lembek." Ujar Elsyra acuh sambil terus membersihkan luka Damian dengan alkohol. Wait, alkohol?

"KENAPA LO BERSIHIN PAKE ALKOHOL???? Pantes aja perih banget!! Bersihin luka tuh pake retinol bego!!!" Teriak Damian kesal setengah mampus.

"Reti... retinol?? Apaan tuh?" Tanya Elsyra cengo. 

Damian menghela napas kasar. Kesabarannya bener-bener diuji sama Elsyra. Dia pun mengambil botol berwarna kuning dari rak obat, kemudian mengopernya ke Elsyra. "Nih, retinol! Buat bersihin luka!!"

"Ohhh ini toh yang namanya retinol." Seru Elsyra, dia pun segera membuka tutupnya dan berniat menuangnya di kapas untuk membersihkan luka Damian. 

Melihatnya Damian protes sebentar. "Eh bentar-bentar."

"Apa lagi sih? Serba salah dah sama Frater."

"Ambilin lap bersih yang ada di laci." Ujarnya kepada Elsyra. Elsyra mah nurut-nurut aja soalnya dia cape di gas Damian hari ini. Damian meletakkan lap bersih tersebut dibawah tangannya yang terluka, kemudian kembali bertanya ke Elsyra. "Lo bawa air minum engga?"

"Bawa nih. Kenapa?"

"Coba siram luka gue pake air minum lo. Biar alkohol nya ilang kebawa air."

Elsyra melakukan apa yang damian suruh. Dan saat air minum Elsyra menyentuh luka Damian, dia meringis kesakitan. Melihat hal tersebut Elsyra jadi merasa tambah bersalah. Niatnya untuk minta maaf malah jadi nambah masalah buat Damian.

Forbidden LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang