Chapter 9

125 10 0
                                    

Damian mengamati Elsyra yang sedang membungkus goody bag dengan seksama. Sekarang doi lagi duduk santai di sofa sambil makan crepes. Enak juga ternyata jadi pasien.

"Frater dus yang ini uda kosong, aku buka dus yang di depan ya?" Ujar Elsyra sambil menunjuk dus buku tulis yang kosong. 

"Sini biar aku aja yang ambil dusnya." Damian beranjak bangun dari duduk nyamannya. gaya bicara Damian memang berubah menjadi lebih lembut dari sebelumnya. Pada awalnya Damian memang tidak begitu menyukai Elsyra yang menurutnya petakilan dan kurang sopan, namun setelah dia lihat-lihat lagi ternyata Elsyra tidak seburuk itu. Menurut Damian Elsyra cukup sopan walau tetap petakilan. Dan lagi Damian adalah seorang Frater, penting baginya untuk bersikap sebagai contoh yang baik di depan anak-anak SMA SKAT. Jelas Damian tak mau keceplosan bicara kotor lagi di depan Elsyra.

"Ehh enggak usah!! Frater duduk aja di situ yaa." See? Elsyra tidak seburuk itu kan?

"Dusnya berat loh."

Elsyra nyengir. "Tenang aja Frater, kecil-kecil gini aku kuat loh!"

Damian terkekeh geli. Mau dilihat dari ujung monas pake sedotan juga tubuh Elsyra tetap keliatan kurus dan ramping. 

"Yaudah, coba sana angkat." Final Damian, kemudian dia ngekorin Elsyra mau liat kalo dia beneran kuat apa enggak.

Elsyra mencari kardus berisi buku tulis dengan seksama, nah ketemu. Dengan sigap dia mengangkat satu dus buku tulis tanpa halangan dan menaruhnya di lantai ruangan Damian. 

"Hemm, mumpung sekalian berdiri aku ambil barang-barang yang lainnya juga deh. Snack-snacknya juga uda hampir habis dibungkus." Ujar Elsyra. Kan mager kalo uda duduk tapi harus berdiri lagi nanti.

Elsyra pun bergegas kembali keluar. Karena mager bolak-balik Elsyra menumpuk dus minuman ringan dan snack sekaligus kemudian berniat menggotongnya ke dalam ruangan Frater. Ternyata dus-dus tersebut cukup berat sehingga ketika dia mencoba mengangkat dus-dus tersebut, badannya oleng ke belakang.

"Whoaaaa!!" Pekik Elsyra reflek. Namun tiba-tiba dia merasa punggungnya ditahan oleh sesuatu sehingga dia tidak jadi jatuh. Elsyra menghela napas lega. Coba aja kalau dia sampai jatuh dan ketiban dus, pasti sakit banget tuh.

"Makanya, uda dibilangin kalo dusnya berat. Batu sih."

Elsyra menoleh ke belakang dan mendapati Damian yang sedang menahan tubuhnya. Jarak mereka berdiri sangat dekat sehingga Elsyra dapat mencium wangi citrus yang segar dari parfum yang dipakai Damian. Lalu tiba-tiba dan entah dari mana, Elsyra merasakan getaran aneh di sekujur tubuhnya yang membuat dia menjadi sulit bergerak dan bernapas. 

'Dih? Gue kenapa anjir???' -Elsyra

"Sini dusnya." Damian dengan sigap mengambil alih dus-dus di tangan Elsyra kemudian bergegas kembali ke dalam ruangan. "Kamu angkat yang ringan-ringan aja sana."

Damian meninggalkan Elsyra yang masi mematung di depan ruangannya. Sedetik kemudian Elsyra menggelengkan kepalanya dengan cepat, menepis semua ide-ide aneh yang terpikirkan di kepalanya. 

"Fokus Syra, fokus! Jangan mikir yang aneh-aneh!!" Ocehnya pada diri sendiri kemudian bergegas menyusul Damian.

✨✨✨

Sudah dua hari terhitung dari saat Elsyra mulai membantu Damian. Meskipun disuruh duduk diam saja, Damian tetap keras kepala ikut membungkus goody bag. Jadilah mereka mengerjakannya berdua dan siapa sangka dalam dua hari hanya tersisa beberapa goody bag lagi yang belum dibungkus.

Elsyra menghela napas panjang sambil meletakan kepalanya di meja. SMA SKAT biasanya memanfaatkan momen-momen setelah ujian selesai untuk pelantikan ketua-ketua ekskul yang baru. Berhubung Elsyra cuma mejeng nama di ekskul band yang jarang latihan juga, oleh sebab itu sekarang doi gabut di kelas.

Pintu kelas tiba-tiba terbuka dan muncul lah sosok Micah sambil nenteng kameranya. Micah kepilih jadi ketua ekskul photography dan baru kelar pelantikan.

"Welcome back pak ketu." Sapa Elsyra ke Micah dengan santai yang cuma dibalas gumaman kecil. "Lo bakal balik ke ruang ekskul lagi Mike?"

"Enggak. Gue ngantuk." Jawabnya singkat. Micah kemudian membereskan dan menyimpan kameranya dengan rapi.

"Lah mau tidur? Kenapa gak tidur di sana aja?" Tanya Elsyra heran.

"Di sana rame jadinya gue males."

Elsyra mengernyit. "Terus anak eskul lo yang lain gimana? Lo gak asik banget Mike sumpah."

"Lah bacot amat Syr. Gue ketuanya, mereka mau apa?"

"Iya deh iya, ampun bang jago."

Micah mendengus kemudian meletakan tasnya di atas meja sebagai bantal. Lalu tak lama kemudian Micah sudah memejamkan matanya dan suasana kelas kembali menjadi sunyi. Saat ini cuma ada Elsyra dan Micah berdua di kelas.

"Mike gue mau nanya." Ujar Elsyra.

"Gue gak mau jawab. Gue ngantuk." 

Elsyra cemberut. "Pelit amat ah Micah."

"Ck apaan ah buru." Balas Mike masih sambil memejamkan matanya.

"Mike apa rasanya suka sama orang ya?"

Pertanyaan Elsyra membuat Micah melotot. Lah bukannya anak ini pacaran sama Josep ya?

"Bukannya lo pacaran sama Josep?? Masa yang beginian nanya ke gue sih Syr, yang ada gue yang nanya lo kali kan yang jomblo gue."

Elsyra menggeleng. "Beda, ini gak ada sangkut pautnya sama Josep."

Micah diam sesaat kemudian dengan hati-hati bertanya. "Lo ada masalah sama Josep?"

"Mike, gue sama Josep uda putus." Jelas Elsyra. "Uda dari beberapa minggu yang lalu."

Micah kemudian ber-oh ria sambil angguk-anggukin kepala. "Emang selama ini lo gak suka sama Josep?"

Elsyra diam sebentar sambil memandangi wajah Micah. Mungkin jika dia cerita ke Micah dia akan merasa lebih lega sedikit. Mengingat sifat Micah yang tidak suka ikut campur urusan orang lain, mungkin rahasianya bakal aman sama Micah.

"Hem sebenarnya, Josep aneh tau."

Micah menaikkan sebelah alisnya. "Aneh gimana?"

"Kadang kalo dia lagi baik, ya baik banget." Elsyra menghela napas. "Tapi kalo lagi emosi suka gak terkontrol gitu."

"Lo pernah dipukul sama dia?" Nada bicara Micah jadi lebih tegas, benar-benar to the point.

"Hem, kurang lebih." Jawab Elsyra cuek. "Tapi ya gue uda putus sih jadi aman lah sekarang mah."

Micah memandang wajah Elsyra selama beberapa detik kemudian menghela napas. "Duh Syr, kenapa gak bilang ini dari kemarin-kemarin? Ortu dan temen-temen lo uda pada tau tentang ini?"

"Engga ada yang tau Mike," Elsyra memasang tampang serius. "Yang tau cuma lo dan gue gak mau ada yang tau lagi selain lo."

"Tapi lo dipukulin gila. Masa mau diem aja? Apa perlu gue hajar balik si Josep?"

"Micah gue cerita ke lo bukan minta dibela atau lainnya dari Josep. Gue cuma butuh di denger aja karena gue tau lo orangnya gak suka ribet ikut campur masalah orang lain."

"Iya iya iya, gue diem deh nih."

"Nah gitu dong hehehe."

Lagi-lagi Micah diam sebentar sebelum berbicara, membuat ruangan kelasnya kembali menjadi sunyi. Dia harus berhati-hati ketika berbicara dalam situasi sekarang, oleh sebab itu dia berpikir sebentar. "Wey tapi lo harus janji, kalo Josep berulah lagi lo harus kabarin gue secepatnya. Dimana pun lo berada kalo situasinya genting gue pasti samperin lo. Oke?"

Elsyra terkekeh geli kemudian mengangguk setuju pada ucapan Micah. Cerita ke Micah memang keputusan yang tepat untuknya. Sekarang hatinya terasa lebih ringan dari sebelumnya.

"Tenang aja Mike. Lo satpam pribadi gue kok, pasti gue kabarin hehehe."

✨✨✨

1042 words
Wednesday, 03 February 2021

another update, please enjoy hehehe🥰

the sinner,
Mochijeo😈🖤

Forbidden LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang