Byur!
Suara air hasil ciptaan Agnes yang abis salto di kolam renang hotel bercampur dengan canda tawa yang lainnya memenuhi tempat tersebut. Bukan cuma Elsyra dan gengnya yang sedang asyik berenang, tetapi banyak juga siswa-siswi SKAT yang sedang menikmati waktu malam mereka.
"Kasian banget Rara gak bisa nyebur yaa gara-gara keseleo?" Ujar salah satu dari beberapa anak cowo yang lagi asyik berenang juga.
"Celup-celup kaki aja Raaa," Ujar yang lainnya.
"Hahaha iya nih, gue nemenin kalian berenang juga udah seru kok." Elsyra tersenyum dengan ramah. Saat ini karena kakinya masih belom pulih benar, Elsyra cuma bisa duduk-duduk aja di pinggir kolam renang sambil nemenin temen-temennya.
"Asik banget ternyata ngobrol sama lo ya Ra." Seorang anak cowo dari kelasnya Yovie mendekati Elsyra dan melipat tangannya di tepian kolam, tepat disamping Elsyra duduk. "Sebelumnya kita semua gak bisa ngobrol sama lo karena lo udah ada cowo. Pada takut sama Joseph hahaha."
"Kalo udah putus gini kan santai ya?" Tambah yang lainnya.
"Hahaha, bisa aja lo pada." Elsyra cuma bisa nyengir kuda.
"Lo kenapa putus Ra, sama Joseph?" Anak-anak yang lain jadi ikut kepo sama masalahnya Elsyra dan Joseph.
Elsyra mengusap tengkuknya. "Yaaa, udah gak cocok aja gitu. Jadi dari pada maksa mending udahan. Siapa tau bisa intropeksi dulu masing-masing dan jadi pribadi yang lebih baik lagi nanti."
Mendengar jawaban monoton milik Elsyra yang lain hanya ber-ooh ria aja. Mereka pun memutuskan untuk lanjut mengobrol topik-topik lainnya. Berhubung dulu Joseph sangat posesif, Elsyra jadi tidak memiliki teman laki-laki lain selain Micah. Sekarang dia merasa senang dapat mengobrol lepas dengan siapa pun yang dia mau tanpa terkekang.
Tiba-tiba dari sebrang kolam, beberapa anak cowo sedang terlihat berkerumun menggotong seseorang dengan heboh. Tampaknya yang digotong mau dijadiin korban buat diceburin. Karena penasaran Elsyra berdiri untuk melihat siapa yang akan jadi korban malang tersebut.
"Lepasin gue! Lepasin guee!!" Damian berontak sekuat tenaga. "SERIUS GUE GAK BAWA DALEMAN LEBIH ANJIR!!"
Elsyra mangap. Dia beneran gak nyangka anak-anak SKAT berani menistakan Frater mereka kayak gitu. Dan lagi sejak kapan Damian jadi deket sama yang lain? Perasaan dia cuma pake 'lo-gue' sama Elsyra doang deh?
"Ini orang tenaganya bisa narik truck deh gue rasa. Ini udah 6 orang loh yang gotong tapi dia masih bisa berontak." Salah satu anak yang menggotong Damian terlihat susah payah mencekal tangan Damian agar tidak bisa bergerak. "Hitungan ke-tiga ceburin ya guys! SATU—"
"Liat aja, nilai agama lo semua gue bikin nol!! SERIUS GUE!!!" Ronta Damian sekuat tenaga, masih belum menyerah.
Anak-anak yang gotong Damian ketawa. "Dih lo pikir kita bisa ditipu Dam? Yang nilai kan tetep bu Anggah, xixixi."
"DUA—"
"GAK! GUE YANG NILAI!! GUE YANG NILAI KALIAN, DEMI ALEK!!!"
"TIGA—"
"ANJING—"
Byur!! Damian berhasil diceburin.
"Tadi dia ngomong anjing kan?" Tanya salah satu anak ke yang lainnya.
"Wah ngaco Frater tapi ngomong kasar, ckckck." Jawab temannya.
"Aturan tadi kita rekam ya. Kita cepuin ke Romo Gaby biar Damian kena amuk."
"DIEM LO SEMUA." Damian yang tiba-tiba muncul dari air menarik dua orang sekali gus yang berdiri di tepian kolam hingga tercebur. "Makan tuh. Semoga airnya masuk idung lo." Dengan satu hentakan Damian keluar dari air dan mulai mengejar 4 orang sisanya yang tadi nyeburin dia.
Satu persatu anak-anak tersebut berhasil dia ceburin ke kolam tanpa bantuan orang lain. Tak lupa juga diiringi sumpah serapah tiap kali dia berhasil nyeburin satu anak. Tiba ketika anak terakhir mau Damian ceburin, anak itu menarik kaos putih yang dipakai Damian sehingga Damian ikut tercebur kembali ke kolam.
"MONYET!" Umpatnya lagi.
"Mampus lo Dam, direkam noh sama Yovie. YOV LARI YOV, KASI HAPENYA KE ANAK-ANAK COWO BURUAN!" Teriak anak tersebut ke arah Yovie. Yang disuruh pun ngekor aja, mengoper handphone nya ke anak-anak cowo terdekat sambil ketawa jahat.
Damian yang udah males lari-larian lagi memutuskan untuk menyerah dan duduk di pinggir kolam. "Laporin aja, lagian Romo Gaby kan bapak gue."
"Bapak lo pala lo peyang, Romo kan selibat ya." Sergah anak-anak yang lain. "Ini Frater kalo ngomong asal banget deh, heran."
"Dih pala gue gak peyang ya." Protes Damian. Sesaat kemudian ia merasa tubuhnya menggigil. "Duh dingin banget sih." Keluhnya. Damian melepas kaos putihnya yang sudah basah kuyup dari badannya, meletakkannya di bangku dekat kolam, kemudian turun lagi ke air untuk sekedar merasa lebih hangat walau hal tersebut tidak banyak membantu.
"Anjrittttttttt, lo liat Raaaa itu badannya Frater bagus banget." Agnes menggoncangkan tubuh Elsyra dengan tidak selow.
"Duh duh duh!! Roti sobeknya kemana-manaaaa!! Gue kira dia buncit anjir, ternyata engga!!" Kali ini Echa yang memukul-mukul gemas badan Elsyra yang sebelahnya. Heran, kenapa jadi ke Elsyra pelampiasannya sih??
"Gue mau ikut nyebur ah biar satu air sama Frater." Kali ini Yovie yang buka suara.
"Gue ngikut. Anjrit berasa terberkati gue." Ucapan mesum dan gak waras tersebut keluar dari mulut Agnes.
Elsyra memutar bola matanya dengan malas. Ciwi-ciwi ini memang gak ada yang gak mesum sih. Tapi... memang ada benarnya juga ucapan mereka. Elsyra memandangi Damian yang berada di tepi sebrang kolam renang dari atas hingga ke bawah. Kulit yang bersih dan mulus, hidung yang mancung, sorot mata yang selalu sendu namun bisa berubah menjadi tajam dalam waktu-waktu tertentu—saat Damian marah, atau saat dia sedang serius misalnya, rahang yang tegas, bahu yang lebar dan berotot, perut six pack, dan perawakan badannya yang tegap dan tinggi. Tak heran banyak yang menganggap Damian tampan. Pada awalnya Elsyra memang sempat kesal sama ekspresi cengengesan milik Damian yang selalu dia anggap nyolot. Tapi lama-lama Elsyra harus mengakui juga bahwa Damian memang tampan.
Damian menyisir rambutnya yang basah ke belakang dengan jarinya, menampilkan dengan jelas bagian alis dan dahinya. Alis hitam Damian yang terlukis dengan indah menambah kesan maskulin untuk kulitnya yang putih. Membuat Damian terlihat semakin tampan, apa lagi kalau dia memasang ekspresi serius dengan gaya rambut seperti sekarang. Dalam hati Elsyra berdoa semoga kedepannya Damian sering-sering mengangkat rambutnya ke belakang. Bohong kalau kalian bilang Elsyra sedang tidak terpana saat ini.
"Mbak, hey mbak!" Panggilan Damian menyadarkan lamunan Elsyra.
"H-hah? Aku?" Tanya Elsyra dengan tampang cengo sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Iya lo." Damian mendengus. "Biasa aja ih liatinnya. Awas naksir lo sama gue."
Seketika gelak tawa meledak di area kolam. Ini kedua kalinya Damian godain Elsyra begini di depan umum. Pertama di kelas, sekarang di sini, saat mereka sedang asyik berenang dan bermain air.
Kampret! Elsyra tarik lagi semua puji-pujian yang ia berikan buat Damian di dalam hatinya. Orang ini emang gak ada untungnya dikagumin! Duh, nyebelin banget!!
Elsyra pura-pura bergidik. "Gaya banget lo. Mending urus dulu deh aliran sesat lo sebelum pengikut lo dijemput paksa sama satpol!" Serunya dengan kesal. Elsyra kemudian langsung cabut dari area kolam dengan wajah yang memerah. Sial! Bisa-bisanya tadi dia terpana sama mahkluk modelan Damian!! Rasanya sekarang Elsyra ingin mengubur dirinya sendiri karena malu.
✨✨✨
1096 words
Saturday, 8 January 2022Gue gak tidur ngerjain uas dan masi sempetin buat update. ayo cepet bayar gue pake cinta kalian atas usaha yang udah gue lakuin ini. bercanda sayang hehehe maunya cinta doi aku mah.
the sinner,
j <333
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Love
RomancePastor. Begitu mereka menyebutnya. Pastor adalah sosok pemimpin Imam dalam Gereja Katolik. Seorang Pastor haruslah dekat dengan Tuhan, berbelas kasih, bijaksana dan memegang janji untuk hidup selibat, yaitu tidak menikah dengan wanita manapun. Menja...