❤️ Hope u like it ❤️
***
Waktu berlalu dengan cepat. Terhitung sudah tiga hari sejak kejadian di mana Rosé demam. Kini keadaan Rosé sudah lebih baik. Kakinya sudah dapat digunakan untuk berjalan. Saat ini Rosé sedang bersantai di dekat Sungai Han. Rosé butuh tempat untuk menghilangkan kejenuhannya.
'Mengingat kejadian itu membuatku was-was. Siapa sebenarnya orang dibalik hoodie itu.'
Rosé mendesah pelan. Jika diingat-ingat, teror yang ditujukan pada member Blackpink, baru kali ini ia merasa teror ini cukup mengerikan. Banyak hal yang sebenarnya sudah terjadi. Tapi Rosé memendamnya sendiri. Rosé tidak ingin member lain tau. Rosé mengkhawatirkan mereka. Selama mereka dalam kondisi aman. Rosé rasa memendamnya tidaklah salah.
Rosé kembali merenung. Ia mengingat masa-masa awal debut. Sedikit orang yang mendukung Blackpink. Bahkan dari mereka berkomentar pedas. Rosé tersenyum pahit jika mengingatnya. Rosé menunduk. Tak terasa air mata jatuh melewati pipinya yang kini terlihat tirus.
'Aku masih ingat bagaimana Lisa menangis karena mendapat perlakuan rasisme. Masih dapat kurasakan bagaimana Jisoo Eonni yang selalu dianggap tidak milik bakat, ia hanya bermodalkan visual. Dan Jennie Eonni yang dancenya dianggap malas, asal-asalan. Semua moment itu membekas di hati para member. Tidak bisa kah memanusiakan manusia lain ? Apa untungnya mencari-cari kekurangan orang lain ? Bukankah memperbaiki diri sendiri yang harusnya dilakukan ?'
Rosé kembali melihat pemandangan Sungai Han. Rosé mengusap air matanya perlahan. Ia melihat sekitar yang lumayan sepi. Air matanya meluncur kembali begitu saja. Rosé sesegukan di balik maskernya. Rosé tidak sekuat yang orang pikirkan. Dirinya dapat menemani Jisoo dan Jennie yang sempat down karena ulah haters. Menyemangati Lisa yang mendapat rasisme. Tapi sulit rasanya untuk bersikap baik-baik saja. Rosé juga manusia kan ?
Terkadang Rosé ingin bercerita kepada member lain. Tapi ia ragu. Rosé tahu dengan jelas setiap member memiliki masalah pribadi. Sedari kecil Rosé memang memiliki sedikit teman. Singkat saja, Rosé tidak pandai bergaul. Rosé cenderung pemalu. Bahkan teman sekolah Rosé dapat dihitung menggunakan jari. Rosé suka memendam sesuatu sendirian. Ia tidak ingin membebankan orang lain.
***
Di tempat lain para member Blackpink sedang bersiap membuat makan malam. Hari sudah semakin sore. Jadi mereka memutuskan untuk membuat makan malam lebih awal.
"Eonni, ini aku letakkan di mana ?" tanya Lisa yang saat ini sedang membawa semangkuk Bulgogi.
"Letakkan di dekat Jjampong saja," ucap Jennie yang masih berkutat dengan jeongoiteul. Saat ini ia sedang memasak Jeongol.
"Lisa, ini jam berapa ?" tanya Jisoo yang sedang sibuk dengan blendernya.
"Hampir jam 6 sore eonni. Waeyo ?"
"Chaeng belum kembali ?"
"Ah iya, anak itu. Aku akan menyusulnya, eonni." Lisa yang baru ingin melepaskan celemek bermotif polkadotnya terpaksa memberhentikan aktivitasnya.
"Tidak perlu, nanti dia kembali. Kita siapkan saja semuanya," sela Jennie yang kini sedang meletakkan piring di meja makan.
"Tapi-
"Percaya padaku. Tolong lihatkan Jeongol-nya. Jangan lupa aduk hingga semua bahannya merata."
Lisa menurut dengan perintah Jennie. Ia mengaduk Jeongol dengan baik. Jisoo yang melihat itu tersenyum kecil. Dilihatnya Lisa yang sedang menggerutu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙸'𝙼 𝙾𝙺
Fanfiction"Kau mungkin dekat dengannya, tapi tidak dengan hatinya. Ia mencintai orang lain." "Ya, kau tidak ingin mengecewakan dirinya. Namun, kau membuatku kecewa. Terima kasih." "Kau berhak bahagia, tapi tidak dengan mengorbankan perasaanmu." ** It's about...