𝑺𝒆𝒎𝒐𝒈𝒂 𝒏𝒈𝒈𝒂 𝒃𝒐𝒔𝒂𝒏 𝒚𝒂 𝒃𝒂𝒄𝒂 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂𝒏𝒚𝒂
𝒑𝒂𝒓𝒕 𝒊𝒏𝒊 𝒄𝒖𝒌𝒖𝒑 𝒑𝒂𝒏𝒋𝒂𝒏𝒈 𝒈𝒖𝒚𝒔
𝑯𝒐𝒑𝒆 𝒖 𝒍𝒊𝒌𝒆 𝒊𝒕✨
***
Keesokan harinya, Rosé terbangun di kasur miliknya. Dengan cepat ia langsung mengecek kamar member Blackpink satu per satu. Namun, dirinya tidak menemukan apa-apa.
"Jadi mereka tidak pulang ya ?"
Rosé yang cemas juga panik segera menelpon Jennie, Jisoo, dan Lisa. Sama seperti malam kemarin, ia tidak mendapat jawaban apa-apa. Rosé takut jika terjadi sesuatu dengan member lain. Ia pun memutuskan untuk mencari member Blackpink. Bagaimana pun Rosé harus memastikan mereka baik-baik saja.
Gadis itu menuju kamarnya. Ia sudah siap dengan mantelnya. Namun, atensinya teralihkan pada sosok pria yang kini sedang tertidur lelap di sofa kamarnya. Rosé yang melihat itu menghela napas pelan. Ia tidak mungkin meninggalkan Jungkook sendirian di dorm.
Gadis itu berjalan mendekat ke arah Jungkook. Ia mengusap pelan rambut Jungkook. Ditatapnya wajah Jungkook yang terlihat seperti bayi. Itu sangat menggemaskan.
"Kau tidak perlu menjagaku seperti ini, Jungkook."
Rosé merasa gemas ketika Jungkook mencoba menyembunyikan wajahnya di balik selimut. Ia pun menoel-noel pipi Jungkook. Entahlah, Rosé sendiri tidak tau kenapa. Pipi Jungkook seolah menjadi sasaran empuk tangan jahilnya itu.
Rosé yang sedang mengusap pelan pipi Jungkook menyadari sesuatu jika ada bekas luka di pipi Jungkook. Ia mengusap pelan bekas luka itu.
"Kenapa ada luka di pipimu hm ?"
Setelahnya Rosé terkejut. Ia merasa ada yang menggenggam tangannya. Rosé yang melihat itu berusaha melepas genggaman tangan Jungkook. Bukannya terlepas, ia justru semakin dekat dengan wajah Jungkook.
"Aku mendapat luka itu karena berebut mainan dengan saudaraku," ucap Jungkook dengan suara khas orang bangun tidur.
Setelah itu, Jungkook membuka matanya pelan. Rosé yang tadinya ingin menjauh, seolah terhipnotis oleh mata elang milik Jungkook.
"Gomawo."
Rosé mengernyit tak paham. Ia merasa tidak melakukan sesuatu yang berjasa pada laki-laki itu.
"Aku merasa pagi hariku terasa lebih indah. Dan itu karenamu."
Rosé tersentuh ketika Jungkook mengusap pelan rambut blondenya. Posisi Rosé yang jongkok memudahkan Jungkook melakukan aktivitasnya.
"Aku juga berterima kasih padamu. Kau sudah menjagaku dengan baik semalam."
Rosé tersenyum manis, begitu pun dengan Jungkook. Tak lama ia menggapai tangan Jungkook. Ia menggenggam tangan Jungkook sama seperti Jungkook menggenggam tangannya.
"Kau nyaman tidur di sofa ?"
'Jika denganmu aku selalu nyaman, Chae.'
"Tentu."
Jungkook semakin menggenggam erat tangan Rosé. Ia membawa masuk tangan Rosé ke dalam selimutnya. Rosé yang melihat itu terkekeh gemas. Kali ini ia tidak punya alasan untuk marah dengan Jungkook kan ?
"Bangun dan cuci muka. Aku akan membuatkanmu sarapan. Kau mengerti ?"
Jungkook mengangguk lucu. Rosé tersenyum, kemudian ia mengusap pelan rambut laki-laki itu. Setelah itu, ia pergi menuju dapur. Jungkook tersenyum kecil mengingat bagaimana manisnya sikap Rosé padanya pagi ini. Ia melihat pantulan dirinya di cermin milik Rosé.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙸'𝙼 𝙾𝙺
Fanfiction"Kau mungkin dekat dengannya, tapi tidak dengan hatinya. Ia mencintai orang lain." "Ya, kau tidak ingin mengecewakan dirinya. Namun, kau membuatku kecewa. Terima kasih." "Kau berhak bahagia, tapi tidak dengan mengorbankan perasaanmu." ** It's about...