Menjadi kekasih seorang Jeon Jungkook adalah hal yang tidak pernah terbayangkan dalam diri Rosé. Terlebih ia tahu bahwa Jungkook sangat terkenal melebihi dirinya.
Mengapa dari banyak orang di dunia Jungkook menyukai dirinya? Bukankah banyak gadis yang lebih cantik darinya? Apa Jungkook hanya bercanda? Apakah Jungkook melakukan itu karena permainan truth or dare? Ada banyak pertanyaan yang bersarang di kepala Rosé. Rosé berharap Jungkook tidak bermain-main dengan perasaannya. Karena jika benar, maka Rosé akan membuat perhitungan pada laki-laki bermarga Jeon itu.
"Sedang memikirkan apa?"
Rosé menghela napas pelan. Ia tidak tahu apakah ia harus bercerita pada managernya itu. Sampai sekarang belum ada yang tahu jika ia menjalin hubungan dengan Jungkook. Bahkan Rosé sendiri tidak yakin jika mereka memang sedang menjalin hubungan.
"Aniyo, eonni. Aku hanya memikirkan untuk konser besok."
"Kau tidak berbohong? Kau bisa bercerita padaku jika memang kau sudah siap. Aku di sini."
Rosé tersenyum memandang managernya itu. Ia beruntung memiliki manager yang mengerti dirinya.
"Gomawo, eonni."
Sang manager membalas pelukan Rosé. Ia sangat menyayangi Rosé. Ia sudah menganggap Rosé seperti adiknya sendiri.
"Baiklah, aku akan memeriksa semua persiapan untuk besok. Kau pergilah ke mobil. Member lain mungkin sudah ada di sana. Ingat, kau harus banyak beristirahat."
"Nde, eonni. Kau juga harus beristirahat. Jangan lupa makan, arasseo?"
Manager Park tersenyum sembari menganggukkan kepalanya pelan. Ia melambaikan tangannya pada Rosé yang mulai berjalan jauh.
Selama perjalanan menuju mobil, Rosé tidak berhenti memikirkan Jungkook. Sejak kejadian ia tidak sengaja bertemu dengan Jungkook di perpustakaan, laki-laki itu seolah hilang ditelan bumi. Jungkook tidak pernah lagi menghubunginya. Bahkan sekedar mengirimkan pesan pun tidak.
'Apa yang kau pikirkan, Chaeng? Mengapa kau jadi memikirkan Jungkook? Bukankah lebih baik jika Jungkook tidak menghubungimu?'
Rosé sudah sampai di mobil. Entah kemana member lain pergi. Merasa lelah Rosé pun mencoba untuk tidur. Baru saja memejamkan mata, ponsel miliknya bergetar. Dengan cepat ia melihat pesan yang masuk.
"Ternyata dari Lisa."
Rosé segera membalas pesan itu. Ia sama sekali tidak bersemangat. Apakah ia mengharapkan jika Jungkook yang mengirimkanya pesan?
"Aku hanya merasa aneh karena ia tidak ada kabar. Tenang Rosé, kau hanya merasa aneh, kau tidak merindukan dia."
Rosé mencoba meyakinkan dirinya jika ia tidak merindukan laki-laki bermarga Jeon itu. Bagaimana pun hubungan keduanya di mulai dengan tidak benar. Jungkook yang memaksanya dan Rosé tidak boleh menolak permintaan laki-laki itu.
"Bahkan kisah cinta di drama Korea jauh lebih baik dari ini."
Rosé yang tidak ingin larut dalam pikiran dan perasaannya itu segera memejamkan matanya. Tak lama ia benar-benar terlelap. Ia berharap hari esok jauh lebih baik dari yang ia bayangkan.
***
"Kau sudah memesan tiketnya kan?"
Laki-laki dengan nama lengkap Park Jimin menghela napas pelan. Ia mencoba untuk menahan rasa kesalnya. Ayolah, jika dihitung mungkin sudah ada sepuluh kali ia mendengar pertanyaan yang sama dari orang yang sama pula.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙸'𝙼 𝙾𝙺
Fanfiction"Kau mungkin dekat dengannya, tapi tidak dengan hatinya. Ia mencintai orang lain." "Ya, kau tidak ingin mengecewakan dirinya. Namun, kau membuatku kecewa. Terima kasih." "Kau berhak bahagia, tapi tidak dengan mengorbankan perasaanmu." ** It's about...