Setelah mencium pipi Jungkook, Rosé langsung berlari menuju kamarnya. Ia bahkan mengunci pintu kamarnya itu. Meninggalkan Jungkook yang kini sedang mematung di dapur. Terlihat di sana Jungkook sedang memegang pipinya. Sepertinya laki-laki itu masih mengira ini mimpi.
"Dia mencium pipiku?"
Jungkook melihat ke arah kamar Rosé. Gadisnya kini sedang bersembunyi. Sepertinya yang merasakan malu bukan hanya dirinya. Rosé pun sama. Segera ia menyelesaikan ritual mencuci piring dan menuju kamar Rosé. Ia tidak akan membiarkan gadis itu pergi begitu saja setelah berhasil memborbardir perasaannya.
Jungkook mengetuk pintu kamar Rosé. Sesekali ia memanggil nama sang pemilik kamar. Namun, tak ada sautan sama sekali. Jungkook yang mulai kesal langsung mengancam akan mendobrak pintu kamar Rosé.
"Jangan!"
Terdengar teriakan di dalam sana. Jungkook tersenyum kecil mengetahui Rosé percaya dengan ancamannya.
"Aku tidak sengaja sungguh. Aku terlalu senang jadi tidak sengaja mencium pipimu."
"Keluarlah."
"Aku mengantuk."
"Dan membiarkan aku pulang begitu saja? Keluar atau aku dobrak pintunya."
Tak lama pintu kamar Rosé terbuka. Jungkook tidak benar-benar serius dengan ucapannya. Ia hanya ingin gadisnya tidak menghindar darinya. Pelan tapi pasti ia berjalan menuju kamar Rosé. Setelah masuk, ia tidak melihat tanda-tanda Rosé ada di kamarnya.
Jungkook melihat ke arah kamar mandi. Ia mencoba masuk ke sana dan ternyata terkunci. Rupanya gadisnya itu sedang bermain petak umpet dengannya.
"Kau di dalam?"
"Nde."
"Keluarlah, aku tidak marah padamu."
"Kenapa tadi kau ingin mendobrak pintu kamarku?"
"Hanya bercanda, sudah ayo keluar."
"Tidak mau."
"Keluar, Chae."
"Kau harus menjaga jarak denganku."
"Baiklah, ayo keluar."
"Jaga jarak."
Rosé berjalan keluar dengan pelan. Dapat ia lihat Jungkook berada di ambang pintu kamarnya. Laki-laki itu benar-benar menuruti perkataannya.
"Kau hanya mau berdiam di sana?"
Rosé menggelengkan kepalanya. Segera ia pergi dari kamarnya itu. Ia langsung menuju ruang tengah, segera ia menyalakan TV dan duduk di sofa paling pojok.
Setiap kegiatan yang dilakukan Rosé tak luput dari pandangan Jungkook. Jungkook hanya bisa tersenyum melihat tingkah laku Rosé. Ia pun menuju ruang tengah dan ikut bergabung menonton film bersama Rosé.
"Jangan mendekat!"
"Aku hanya ingin duduk di sini, Chae."
Rosé menghela napas lega melihat Jungkook masih menjaga jarak dengan dirinya. Rosé menatap tajam Jungkook.
"Jangan menatapku terus. Nanti kau jatuh hati padaku."
Entah bagaimana, sebuah bantal melayang tepat ke arah Jungkook. Siapa lagi jika bukan Rosé pelakunya.
"Kenapa kau tadi memaksaku! Kau bahkan mengancam akan mendobrak pintu kamarku. Kau sangat menyebalkan. Dasar pemaksa!"
Jungkook yang melihat itu hanya terdiam. Sepertinya Rosé sudah tidak takut dengannya. Bahkan sekarang ia mulai berani memukul Jungkook menggunakan bantal sofa. Rosé menghampirinya dan mulai marah-marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙸'𝙼 𝙾𝙺
Fanfiction"Kau mungkin dekat dengannya, tapi tidak dengan hatinya. Ia mencintai orang lain." "Ya, kau tidak ingin mengecewakan dirinya. Namun, kau membuatku kecewa. Terima kasih." "Kau berhak bahagia, tapi tidak dengan mengorbankan perasaanmu." ** It's about...