25. Kasih Sayang

48 17 4
                                    

Semangat itu Menular, dan inilah yang seharusnya kita tularkan kepada orang lain.

Ada sebuah kisah
"Ada dalam sebuah pertemuan ada 50 orang berkumpul. Lalu diberi balon masing masing dan diberi tulisan nama masing - masing. Lalu balon itu dikumpulkan dan diberi kesempatan 5 menit untuk mencari balonnya masing masing.

Maka terjadi kebingungan yang parah, belum lagi karena balonnya banyak dan balonnya terbang kesana kemari maka sangat susah sekali mencarinya. Dan lagi hanya diberi waktu 5 menit. Hanya sedikit sekali yang berhasil.

Kemudian permainannya dibalik, para pemain diperintahkan untuk saling membantu satu sama lain untuk mencari balon. Dan permainan pun cepat selesainya dalam 1 menit sudah selesai."

Hikmahnya, selama ini kita hanya selalu sibuk membahagiakan diri sendiri. Makannya susah bahagia.

Bahagia itu adalah saat kita senang berbuat baik untuk membahagiakan dan menolong orang lain.

Kalau uang dan ilmu kita terbatas, ada yang bisa kita sumbangkan. Apa itu? kita bisa menyumbangkan Semangat. Karena buktinya semangat itu menular dan jadi kebaikan untuk orang lain.

Maka saat pagi hari nanti mari niatkan diri kita ini untuk sedekah, bisa sedekah lewat apa saja karena semua kebaikan itu adalah sedekah.

Tidak harus selalu sedekah dengan uang karena tidak semua orang punya keuangan yang memadai. Tapi sedekahlah dengan berbuat kebaikan sekecil apapun. Minimal dengan wajah yang cerah dan senyuman yang tulus.

Seperti biasanya, Minggu sore Arumi pergi ke taman untuk menemui anak-anak yang sudah dia anggap adiknya sendiri. Membagi-bagikan coklat dan menebar senyum kepada mereka, adalah suatu kebahagiaan tersendiri untuk Arumi. Bisa memberi mereka semangat melalui tingkah riangnya, juga menjadikan mereka tertawa bersama.

Jika Senin sampai Sabtu adalah hari di mana tubuh dipaksa untuk terus bergerak sekaligus berpikir mengenai pendidikan. Maka Minggu adalah hari untuk melepas itu semua.

Hari Minggu adalah nikmat dari Allah yang juga musti disyukuri. Diberi hari libur sejenak untuk merilekskan tubuh sebelum akhirnya kembali untuk beraktivitas kembali.

Sebenarnya, banyak sekali nikmat dari Allah yang terkadang lupa kita sadari. Lebih sering mengucap syukur hanya ketika bahagia mendapatkan harta, kedudukan, dan keinginan yang terwujud.

Padahal, perihal syukur tidak jauh-jauh dari diri kita. Hal kecil yang terabaikan sebenarnya adalah bentuk nikmat besar dari Allah azza wajalla.

Nikmat sehat contohnya, bisa bernapas dengan lega, bisa berdiri dengan tegap, lalu bersujud di atas sajadah, mendekatkan diri pada ilahi. Nikmat sehat itu sering kali baru disadari ketika ia telah dicabut.

Saat sakit mendera diri, ketika itu pula baru menyadari bahwa betapa nikmatnya bisa sehat.

Contoh lain, nikmat bisa tidur. Orang yang gelisah dan banyak pikiran kerap kali sulit tidur. Bahkan jika tidur pun, tidak lelap.

Kita bisa tidur berjam-jam dengan nyenyak lalu bangun dalam keadaan bugar, itu sebuah nikmat.

Atau mungkin nikmat santai. Bersantai, bisa menonton televisi sembari memakan camilan. Betapa nikmatnya itu. Atau ketika hujan turun, menyantap mie rebus panas dengan irisan cabai dan telur di dalamnya.

Nikmat bisa bersantai itu akan baru disadari ketika diri sudah memiliki banyak sekali kesibukan. Kesibukan yang bahkan membuat diri tidak tenang karena terus terkejar deadline.

Bisa merasakan setiap tetes air hujan, hangatnya mentari pagi, serta syahdunya cahaya rembulan juga sebuah nikmat.

Banyak sekali ya nikmat di dunia ini dari Allah? Mungkin kita lebih sering mensyukuri hal yang besar saja dan cenderung melihat ke atas. Sedangkan hal lain di bawah kita jauh lebih banyak.

Mustika (With You In Jannah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang