Kurang lebih selama tiga Minggu, Arumi dan Randa berkirim pesan untuk membahas lebih lanjut bagaimana panitia lomba tersebut mengabaikan mereka.
Arumi berulang kali berpikir untuk langsung menulis kritikan kepada salah satu panitia, tapi karena sikapnya yang sering kali merasa tidak enakan terhadap orang lain, maka Arumi urungkan. Arumi takut ada kata maupun kalimatnya yang menyinggung, terkesan menyakiti hingga menimbulkan sakit hati. Tidak, Arumi takut itu, dan pun belum pernah melakukanya sebelum itu.
Tapi, semakin hari kian terabaikan pula mereka. Pesan yang peserta kirim melalui grup juga sering kali di balas seadanya tanpa penjelasan lebih lanjut.
Sebenarnya jika mereka mau mengatakan hal yang membuat kinerja mereka tidak berjalan mulus, mungkin saja para peserta dapat mengerti dan memaklumi. Namun, yang ada mereka bungkam seakan menutupi suatu hal hingga menimbulkan prasangka buruk.
Arumi dan Randa sudah merancang kalimat yang akan dikirimkan untuk salah satu panitia lomba tersebut. Dari jauh-jauh hari malah. Tetapi Arumilah yang menunda-nundanya dengan alasan tidak enakan dan takut mereka tersinggung.
Kak Randa
Kirim aja, Arumi. nanti Abang bantu ngomong semisal mereka balik marah karna udah dikritik.Mustika Arumi
Ini beneran gapapa kalau dikrisar kak?Kak Randa
Iya. Mereka juga harus belajar bertanggung jawab penuh dong. Kalau dibiarin gini terus bisa-bisa kedepannya ngelakuin hal yang sama.Mustika Arumi
Hmm oke. Arumi coba ya. Semoga aja mereka bisa merespon dengan baik.Kak Randa
Kalau mereka merespon negatif, itu semakin menunjukkan bahwa mereka ga bisa amanah. Gapapa dek, kirim aja. Abang dukung kok.Begitu isi chat mereka suatu siang sewaktu Arumi pulang sekolah dan kembali membahas mengenai lomba tersebut.
Arumi menghela napas panjang, detak jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Ragu-ragu, Arumi mencari kontak dengan nama 'Kak Neysha SAB' salah satu panitia lomba yang menjabat sebagai ketua.
Menggigit bibir bawahnya, Arumi masih sedikit ragu untuk menempelkan pesan yang sebelumnya sudah ia copy dari room chat lain.
Arumi kembali mengirim pesan ke Randa.
Mustika Arumi
Deg-deg an ya AllahKak Randa
Tenangkan dirimu.Menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya perlahan, Arumi meyakinkan diri bahwa apa yang ingin ia sampaikan ini bukan untuk menyakiti atau menyinggung pihak manapun, ia hanya ingin kedepannya tidak terjadi kesalahan yang sama.
Kembali ke room chat atas nama Neysha, Arumi meyakinkan hati mengirim kritikan tersebut.
"Bismillah," lirih Arumi saat ingin mengirim pesan tersebut.
Mustika Arumi
Assalamualaikum kak selamat siang. Merhaba👋🏻
Maaf mengganggu waktunya sebentar, Saya mewakili peserta lomba Sastra Aksara Bengkalis, ingin menyampaikan sedikit saran dan kritikan dari kami. Maaf ya kak sebelumnya jika ini terkesan tidak sopan, kami hanya menyampaikan apa yang sekiranya ingin kami sampaikan.Jadi gini kak, panitia telah mengadakan lomba ini kurang lebih tiga bulan lalu, dan kami, para pemenang peserta lomba telah menunggu benefit hadiahnya kemarin juga selama itu. Terkecuali mengenai uang, sebulan lalu sudah diberikan.
Kenapa ada kendala begitu lama sekali? Dan pun kakak panitia tidak ada memberi informasi di grup, bila kami harus menunggu hingga bukunya terbit. Waktu kami tanyakan baru kakak bilang kalau benefitnya di berikan bersamaan dengan buku karya peserta yang di terbitkan. Begitu pula sertifikat peserta, jika kemarin salah satu peserta tidak bertanya, tidak ada pula panitia yang mengirim e-sertifikat nya. Maaf ya, menurut kami, kakak panitia acuh tak acuh terhadap lomba ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mustika (With You In Jannah)
Novela JuvenilSpiritual-Comedy Arumi tak pernah menyangka, pertemuannya kembali dengan kakak kelas sewaktu SMA akan menjadi awal kisah perjalanan cintanya. Terlebih, sudah terpaut dua tahun ia tak pernah lagi bertemu dengan laki-laki bermata teduh itu. Sedangkan...