Hal yang paling Arumi sukai adalah aroma buku yang baru saja dibuka. Seperti ada ciri khas tersendiri dari ratusan lembar yang disatukan itu. Sudah menjadi rahasia umum bahwa gadis yang begitu ceria itu suka membaca novel dan menulis.
Baginya, membaca adalah pintu untuk menjemput banyak wawasan baru tanpa harus menjelajahi dunia. Cukup duduk dan diam, maka imajinasilah yang akan berkeliaran.
Novel yang Arumi koleksi di rumah sudah cukup banyak sebenarnya. Namun, ketika novel itu sudah ia baca keseluruhan, Arumi butuh buku lain lagi untuk kembali dibaca. Maka ia selalu menyisihkan uang jajannya untuk membeli sebuah buku baru setiap bulannya.
Di sinilah Arumi sekarang, salah satu toko buku besar yang ada di tengah kota. Ia tengah berjalan di antara rak yang menjejer puluhan buku. Mata gadis itu menjelajahi setiap jengkal rak tanpa terlewat satu pun. Sesekali berhenti untuk membaca sinopsis novel yang kiranya menarik.
Setelah berkeliling lebih dari sepuluh menit, Arumi menjatuhkan pilihannya pada sebuah novel dari Tere Liye dengan judul 'Rindu'.
Novel dengan tebal lebih dari lima ratus halaman itu berada di rak paling atas. Meskipun Arumi sudah terbilang tinggi, namun ia tak bisa menjangkau jarak rak yang lebih tinggi dari tubuhnya itu.
Arumi menjinjit, tangan kanannya mengulur ke atas, mencoba meraih buku yang diinginkannya.
Beberapa menit mencoba, hingga keringat membasahi kening putihnya, Arumi belum berhasil. Gadis itu kemudian sedikit melompat hingga tangannya berhasil meraih buku yang dimau. Namun, sepertinya buku tersebut ingin mengerjai Arumi dengan justru terlepas dari tangan dan menjatuhi kepala gadis berkerudung biru wardah tersebut.
"Aduhh," ringis Arumi sembari mengelus kepalanya.
"Bener-bener emang ini buku. Pengen banget diperjuangin."
Setelah mengusap usap kepalanya sesaat, Arumi menunduk, berniat mencari buku yang tadinya jatuh di kepalanya itu. Namun, buku yang ia cari justru tidak ditemukan.
"Ini buku apa mahluk dunia lain, sih?" omelnya.
Arumi mulai merasa jengkel. Ia mengerucutkan bibirnya sebal.
"Kalau enggak sampai, 'kan bisa minta tolong petugasnya buat ambilin, Rum." Suara lembut dan padat dari seorang pria menginterupsi Arumi.
Arumi berbalik badan hingga bisa melihat siapa yang baru saja mengatakan hal itu.
"Kak ... Randa?"
Setengah kaget, Arumi tersenyum canggung mendapati Randa berada di depannya sembari menyodorkan novel 'Rindu' yang tadinya Arumi ambil.Arumi menerima novel itu kemudian mengucapkan terimakasih kepada Randa.
"Iya. Kamu suka novel dari Tere Liye?" tanya Randa. Pemuda dengan kaos berwarna senada dengan hijab yang Arumi kenakan itu tersenyum, menciptakan lekungan bulan sabit pada bibirnya.
"Hu'um. Salah satu penulis favorit Arumi," jawab Arumi, membalas senyuman Randa.
Randa dan Arumi kemudian berjalan beriringan menelusuri rak demi rak sambil bercerita mengenai beberapa cerita Tere Liye yang telah diangkat ke layar lebar.
Sesekali mereka tertawa membahas tokoh cerita yang kiranya menarik untuk di bahas.
"Kalau Kak Randa suka novel genre apa?"
Randa mengembangkan senyumnya, "Genre action."
Arumi manggut-manggut paham, itu juga salah satu genre novel kesukaannya.
"Kalau Arumi?" Randa balik bertanya, pemuda itu kemudian mengambil satu buah buku dari rak untuk dilihat-lihat.
"Kalau Arumi, sih hampir semua genre novel itu suka. Tapi, yang paling suka sih genre religi. Apapun itu yang di-mix sama genre religi Arumi suka. Romance-religi, comedy-religi, misteri-religi. Soalnya, segala sesuatu yang dibahas dan dibedah secara agama itu menurut Arumi lebih nyata dan masuk akal. Dan dari baca itu semua, kita jadi punya pemahaman baru dari segi agama, yang ga cuma nambah wawasan, tapi bisa semakin memperkuat keimanan," jelas Arumi. Gadis itu kalau sudah menjelaskan sesuatu pasti cukup mendetail tanpa diminta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mustika (With You In Jannah)
Fiksi RemajaSpiritual-Comedy Arumi tak pernah menyangka, pertemuannya kembali dengan kakak kelas sewaktu SMA akan menjadi awal kisah perjalanan cintanya. Terlebih, sudah terpaut dua tahun ia tak pernah lagi bertemu dengan laki-laki bermata teduh itu. Sedangkan...