29. Randa, Arumi, dan Sandal yang tertukar

66 11 14
                                    

Bulan Ramadhan akhirnya datang, segala berkah berlimpah itu memenuhi bumi Allah lalu menciptakan euforia di mana-mana.

Masjid yang semula sepi, kini setiap harinya ramai. Tarawih didirikan, tadarus dijalankan, juga setiap hal baik lainnya dilakukan. Pada bulan ini, banyak sekali manusia yang gencar berlomba-lomba dalam kebaikan. Ingin mendapatkan pahala sebanyak-banyaknya.

Sore hari, pedagang takjil berjejeran, menjajakan barang dagangan mereka dengan semangat. Juga para kaum muda yang gemar jalan-jalan sore untuk menghabiskan waktu sembari menunggu azan magrib berkumandang.

Segala makanan yang semula tidak dimasak pada bulan sebelumnya, kini dihidangkan. Minuman-minuman khas pun dibuat dengan segar.

Bulan Ramadhan adalah bulan penuh kemuliaan, di mana pintu neraka ditutup dan pintu surga di buka selebar-lebarnya. Beruntunglah bagi mereka yang menggunakan bulan ini sebagai ajang untuk menempa diri dengan baik, sebagai pintu meraih taubat dari Ilahi, juga mengetuk pintu langit dan mendapatkan perihal yang diinginkan.

Bila setiap malam masjid hanya ramai ketika salat isya, kini tidak lagi. Gemaan suara 'Aamiin' saat tarawih itu menjadi ciri khas tersendiri datangnya bulan kemuliaan.

Bukan hanya dari kalangan dewasa, namun remaja hingga anak-anak begitu antusias dalam mengikuti salat tawarih dan tadarus. Meskipun, pada hari-hari akhir, kuantitasnya semakin menurun.

Hari ini puasa hari kedua. Arumi sudah siap berdandan rapi untuk menuju lokasi yang ia ingin tuju. Gadis dengan paras ayu tersebut mengenakan gamis berwarna mocca muda, dengan setelah Khimar warna senada. Terlihat begitu anggun dan elegant.

Menuruni unakan tangga, Arumi berpamitan pada Arini dan izin untuk pulang sedikit malam karena adanya acara buka bersama.

Gadis itu telah siap dan rapi, tujuannya sekarang adalah salah satu warung makan terkenal di kota Bengkalis. Setelah lebih dari empat bulan menunggu benefit lomba cerpen waktu itu, akhirnya tiba masa Arumi untuk mengambil apa yang semestinya ia dapatkan.

****

Pemuda dengan tubuh tinggi dan tegap itu kini kembali mengenakan setelan kemeja kotak-kotaknya. Senang sekali memakai pakaian jenis itu.

Rambutnya yang hitam itu, beberapa bulan ini sengaja tidak dipangkas, hingga terlihat lebih panjang dari biasanya. Jika dilihat-lihat, mungkin gaya rambut itu akan mirip dengan salah satu artis Indonesia. Angga Yunanda.

Beberapa kali semprotan parfume dengan wangi maskulin itu kini mengenai kemejanya. Setelah merasa siap dan melihat pantulan dirinya di depan cermin dengan sempurna, pemuda bernama lengkap Randa Alvaro itu pun bergegas mengambil kunci mobil dan keluar dari pekarangan rumahnya.

****

Jalanan cukup ramai, banyak orang yang berkendara untuk menghabiskan waktu sore yang cerah ini. Para pedagang takjil itu tak henti-henti menjajakan barang dagangannya. Aroma makanan menyeruak memenuhi atmosfer, menyebabkan cacing dalam perut yang sudah seharian berpuasa itu kini menjadi semakin tidak sabaran untuk menunggu waktu berbuka.

Mobil Arumi melaju dengan kecepatan sedang, gadis itu mengulum senyum saat mendengar suara lantunan sholawat dari salah satu masjid yang dilewatinya.

Perjalanan selama kurang lebih setengah jam itu terasa menyenangkan meskipun hanya sendirian. Dapat menikmati waktu dengan diri sendiri nyatanya terkadang lebih mendamaikan dari pada harus berdua atau beramai-ramai.

Diri sendiri juga butuh waktu luang untuk itu. Jangan mengira bahwa sendiri selalu identik dengan sepi, kerap kali terdengar menyedihkan. Padahal, ketika kita berhasil menjadikan waktu untuk diri sendiri terasa menyenangkan, bahagia itu akan lekat lebih lama dalam diri.

Mustika (With You In Jannah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang