1° Hidup dan mati

172 27 76
                                    

Selamat pagi.. 🙃👍

Vote and coment jangan lupa..

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

1999

"Sekuat apapun kamu untuk mati, semua tidak akan pernah terjadi."

Aku membuka mataku terkejut mendengar suara asing yang membuatku merinding. Aku menengok ke kiri dan kanan tidak menemukan satu orang pun di sana. Suara itu terdengar halus dan memaksa. Itu membuatku ketakutan tanpa bisa bergerak satu inci pun dari sini.

Aku memegang besi jembatan yang ada di sampingku. Besi itu saling terhubung membentuk zig-zag yang menyatu dan di bawahnya terdapat dua penyangga beton yang berhadapan langsung dengan air laut deras yang memekakkan telinga.

Aku ingin mati.

Dengan kaki gemetar, aku berdiri sambil mengucapkan sumpah serapah bahwa jembatan ini tinggi sekali untuk mencapai aliran air deras di bawah sana.

Kalau dipikir, itu memudahkan diriku langsung mati di tempat, bukan? tanyaku sendiri. Dengan tekad dan pemikiran yang selalu memanggil nama keluargaku, aku langsung lompat dari atas. Aku merasakan diriku melesat bersamaan dengan angin yang bertiup kencang. Aku mulai menutup mataku dalam sekejap untuk merasakan bagaimana akhirnya aku akan mati terbentur batu di dalam sana.

"Buka matamu," ucap lirih seseorang membuatku membuka mata dan merinding dibuatnya.

Apa ini hanya mimpi?

Aku melayang di antara langit dan air yang bergemuruh karena sedang pasang. Aku hanya bisa terlentang tidak bisa bergerak dan menahan ketakutan.

"Syukuri apa yang Tuhan-Mu beri, semua orang ingin hidup," sehabis seseorang berkata seperti itu, aku tanpa sadar sudah kembali di atas jembatan, "apa hidupmu bergantung pada keluargamu? Semua permasalahan punya satu hal yang bisa kamu mengerti, Tuhan tidak akan pernah salah memilih."

Aku hanya terdiam menatap punggungnya.

Siapa dia?

"Aku adalah malaikat, diutus Tuhan untuk menjaga seseorang yang tidak bisa menjaga dirinya sendiri."

Malaikat itu berbalik, aku tidak bisa melihat wajahnya yang ditutupi tudung putih mengkilap yang indah itu. Bahkan seluruh tubuhnya dibalut dengan kain putih.

"Kenapa kamu menolongku? Malaikat sepertimu.. Tidak pantas menolong orang jahat sepertiku.." ucapku pasrah pada kenyataan. Aku cuma bisa menunduk terdiam akan kenyataan pahit tentang bagaimana keluargaku mati.

"Kamu masih pantas hidup, itu yang Tuhan katakan pada orang yang bahkan mengatakan dirinya pantas mati," ucapnya dengan tubuh tingginya yang aku kira sekitar 2 m, "setelah kecelakaan yang menewaskan seluruh keluargamu itu, kamu akan bertanggung jawab untuk mengganti sisa hidup mereka," aku menatapnya heran.

"Kamu akan terkena kutukan selalu muda untuk menggantikan posisi keluargamu yang tidak bisa menikmati masa tuanya, bunuh diri sama saja meremehkan nyawa keluargamu yang mati. Kamu harus tahu itu," aku hanya bisa menatapnya diam, tidak lama perasaan membentak keluar begitu saja.

"Lalu kapan aku bisa mati?!" bentakku pada malaikat yang hanya diam tidak bergeming.

"Kamu akan tahu jawabannya. Jadi sekarang, jalani hidupmu."

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

2019

"Jawaban apaan?! Bahkan sudah 20 tahun tidak pernah ada jawaban!" jawabku dengan amarah yang mencuat sambil berjalan berdesak-desakan bersama banyak orang yang ingin masuk ke dalam terminal.

Finding Secret Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang