15° Sendu

25 11 25
                                    

Tiga hari sebelum aku meninggal, tepatnya saat bulan purnama yang akan datang sebentar lagi, aku datang ke rumah Ronald untuk bertamu.

Dia mengatakan dalam pesan yang terkirim kalau pertukaran nyawa berhasil dalam tengah malam, tepatnya pukul 12.00.

Saat itu aku langsung datang ke rumahnya untuk membahas beberapa hal. Namun sayangnya dia sedang pergi, katanya ada eskul di sekolahnya.

"Maaf, tapi Mbak Chelsea bisa menunggu di kamarnya. Saya akan membuatkan minum." Aku mengangguk dan segera melangkah menaiki tangga menuju lantai 2.

Setelah sampai di sana, aku segera membuka pintunya dan duduk di atas kasurnya. Aku menatap kamarnya yang sangat santai. Biasanya lelaki punya hobi yang sangat dia sukai dan dia pajang di kamarnya.

Tapi kamar berwarna putih ini hanya menampilkan rak dengan buku sekolah saja. Di sebelahnya ada meja belajarnya dan juga lemari pakaian. Setelah itu kosong ... tidak ada apapun.

Aku terdiam bosan menunggunya, kalau saja di sini ada komik ataupun novel, aku sangat ingin membaca buku. Sepertinya anak ini tidak memiliki hobi, atau dia simpan di lemari bajunya.

Aku bergerak mencari sesuatu di kamarnya, sebenarnya ada bau aneh yang aku kira itu bau parfum ruangan. Tapi ini seperti bau menyengat ... aku segera mencarinya dan menemukan sebuah plastik hitam di bawah kasur.

Apa ini?

Saat aku membukanya, aku hanya terdiam tak menyangka.

Buat apa dia memiliki ini?

Setelah itu aku langsung saja mengikat plastik itu kembali dan berjalan cepat menutup pintu dan segera turun ke lantai bawah. Aku di sana menemukan pelayan yang terheran sambil membawa minuman untukku.

"Itu buat Mbak saja, aku sebenarnya ke sini mau kasih suprise untuk Ronald untuk beberapa hari lagi." Aku langsung permisi untuk pergi dari rumah.

Aku melangkah menuju gerbang utama dan mulai keluar pulang ke rumah.

Sebenarnya aku ingin memberitahu ini kepada pelayan ... tapi aku takut dia dipecat karena ini.

Lagian apa-apaan anak itu? Kenapa dia bisa mempunyai pisau dengan darah di bawah tempat tidurnya?

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

"Cepat sekali, apa di sana tidak ada Ronald?" aku mengangguk pelan. Aku sekarang ada di dalam kamarku dan menemukan malaikat putih sedang menidurkan dirinya di kasur.

Aku terdiam setelahnya dengan menatap jendela yang mengarah ke teras rumah.

Aku sejenak sedang berpikir tentang Ronald—bukan! Aku berpikir tentang pisau itu.

Bau darahnya terasa sangat asli, tapi ... untuk apa dia punya benda itu?

"Sepertinya mencari siapa yang ingin mencelakaimu waktu kecil tertunda dengan adanya Ronald, si pemilik pisau dengan darah di bawah tempat tidurnya." Aku menatap malaikat putih yang dengan lancang mengatakan segalanya. Seolah tak ada beban.

"Kamu perlu mencari tahu ... apa dia orang yang cocok untuk menukar nyawanya denganmu atau tidak." Aku terdiam tak percaya.

"Dia anak Aldo, dia pasti orang yang baik. Pisau itu pasti bukan miliknya."

"Bukalah mata dan hatimu, Eyla. Apa kamu akan kembali dibohongi setelah kejadian Yessa? Perempuan yang bahkan punya perilaku seperti psikopat?"

Tapi Ronald bahkan tidak menunjukkan perilakunya ....

"Yessa juga tidak menunjukkannya, apa kamu tidak punya akal untuk melihatnya?" aku tersinggung mendengarnya.

"Sudahlah diam, aku mau tidur." Kepalaku terasa berdenyut sakit saat ini, tapi malaikat malah membuatku tidak bergerak. Aku masih terdiam berdiri di lantai saat ini.

Finding Secret Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang