25° Nenek

19 11 17
                                    

"Lala, kamu mau ke mana?" tanyaku saat tiba di kamarnya melihat dia tampil cantik tapi ditutupi topi, masker, kacamata, dan jaket tebal.

"Aku mau ke restauran bertemu dengan saudaraku. Kamu mau ikut?" aku mengangguk sambil tersenyum.

"Nanti setengah jam lagi aku panggil ya," ucapnya membuatku segera pergi saat dia akan mengangkat telepon dari seseorang.

Aku segera melihat pakaianku, pakaian baju kemeja putih dengan lepis biru menjadi minatku, katanya juga pakaian ini menjadi minat para remaja zaman sekarang. Aku segera pergi ke kamar mandi saat merasakan keringat menempel di tubuhku.

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

Aku menaiki mobil yang dikendarai sendiri oleh Lala keluar halaman rumahnya. Aku menatap beberapa orang yang berada di depan rumah dengan pandangan heran.

"Sudah biarkan saja, mereka hanya wartawan menyebalkan yang ingin mendapatkan info." Aku mengangguk dan segera menyenderkan diriku ke tempat duduk yang sangat empuk.

Perjalanan katanya hanya menempuh waktu 15 menit, aku menengok ke arah kiri menikmati pemandangan jalanan Yogya dengan penuh minat, sampai sesuatu di balik kaca spion merubah segalanya.

"Lala, bukankah mobil itu yang berada di depan rumahmu tadi?" Lala segera mendengus saat menatapnya dari spion dan segera mempercepat lajunya bahkan melewati restauran yang akan dikunjungi.

"Sial, mereka tidak main-main!" dia terdiam menunggu lampu hijau sambil teringat sesuatu.

Aku melihat Lala yang mengendarai mobilnya perlahan membuat mobil di belakang jadi semakin mengikutinya.

"Kenapa kamu memperlambat kecepatannya?"

"Tenang saja." Setelah ucapannya kami berhenti di suatu tempat hingga seseorang mengetuk jendela di arahku.

"Kenapa kalian berhenti di sini?" dia memakai seragam khas polisi membuatku menatap Lala kaget.

"Bisakah bapak ikut dengan kami? Mobil di belakangku terus mengikutiku sejak tadi," ucap Lala mengeluh.

"Apa kalian habis dari bank?" Lala segera membuka kacamata dan topinya membuat bapak polisi itu terkejut.

"Kau artis itu?!" dia mangap tidak percaya membuatku heran.

"Mereka mau menyelidiki kehidupan pribadiku. Apa yang harus bapak lakukan?" tanyanya membuatku menatap Lala dengan pandangan memuja.

Dia sangat keren.

"Kami sudah mendapatkan plat nomornya dari CCTV. Kalian akan aman sekarang." Lala lalu mengucapkan terima kasih dan mengendarai mobilnya pergi. Aku menatap dari arah belakangku mobil yang berada tak jauh dari kami itu dihalangi oleh beberapa aparat kepolisian.

"Jika mereka melakukannya karena uang, aku juga bisa melakukan apapun untuk menghalanginya. Mereka sudah seperti penguntit, aku bahkan kesal beberapa hari ini satpam memarahi mereka karena hampir meloncat dari pagar rumah."

"Apa Aldo tahu?" dia menggeleng. Pantas saja, Aldo kalau saja tahu mungkin mereka itu sudah babak belur.

"Aku sebenarnya sudah ada rencana menjebak mereka, kebetulan karena aku mau pergi, aku memancing mereka dengan mobil yang sering aku pakai." Aku mengangguk paham membuatku segera menikmati perjalanan dengan aman dan tentram.

Setelah sampai di restauran, aku segera masuk ke area restauran sambil menatap sesuatu yang cukup membuatku terkejut.

Ada sosok Yessa dan juga seorang nenek tua yang berada di kursi rodanya. Yessa bahkan sampai tidak sadar aku berada di sampingnya karena tengah mengobrol dengan neneknya itu.

Finding Secret Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang