20° Terima kasih

26 12 41
                                    

"Kamu telah berhasil melakukannya dengan baik."

"Anak ayah memang hebat!"

"Kakak bangga padamu."

"Adek sayang kakak ...."

Aku bisa merasakan suara mereka ....

Air mataku mulai mengalir, suara mereka sangat membantuku hidup hingga saat ini.

Tuhan, terima kasih telah memperbolehkanku mendengarkan suara mereka lagi.

"Eyla ... buka matamu." Aku membuka mataku dan merasakan kegelapan menyelimuti sanubari.

"Kau bisa melihat di sana." Seseorang dengan jubah putih dan tongkat kayu itu menunjuk sesuatu di depanku.

Sebuah pintu yang sangat tinggi dan lebar yang memperlihatkan air terjun dan pepohonan yang asri. Aku mulai melangkah untuk melihat sesuatu di sana.

"Berhenti!" teriaknya membuatku terdiam padahal satu langkah lagi aku bisa masuk ke area itu.

Area yang sangat indah, bahkan dilihat lebih dekat semuanya tampak sangat menawan dipajang mata.

"Kau ada diantara hidup dan mati. Jika kamu ingin mati, langkahkan kakimu ke depan. Jika kamu ingin hidup, berbaliklah dan bukalah pintu di belakangmu." Aku menoleh menatap pintu kecil seukuran orang dewasa dengan kegelapan yang menyelimuti di sana.

"EYLA!!!" aku menoleh kembali ke depan dan terkejut menatap ibuku yang berada di depanku.

Dia memakai baju putih seindah gaun selutut yang sangat cantik. Aku tersenyum dan memeluk ibuku erat di luar sini.

"Ibu ...." Aku menangis dan dia mengelus kepalaku pelan.

Aku sangat merindukannya.

"Kembalilah hidup, ibu ingin kamu melakukannya." Aku menatapnya saat dia mengulas pipiku pelan. "Setelah itu, kembalilah hidup berbahagia bersama kami. Ibu ingin kamu menyelesaikan permasalahanmu di sana, hanya kamu harapan kami." Aku menatapnya lekat saat dia mulai menangis.

"Aku akan hidup. Aku sudah berjanji tidak akan mati, bu."

"Pergilah ...." Aku mengangguk pelan dan berjalan menghampiri malaikat hitam yang mengetuk kayu itu membuka pintu hitam pekat di depanku.

Cklek.

"Ibu ...." Kepalaku bergerak ke belakang saat suara pintu di sana mulai tertutup.

BLAM!

"Pergilah, ini pilihanmu." Aku mengangguk pelan dan berjalan menuju pintu yang di dalamnya sangat gelap. Aku tidak melihat apapun.

Sebelum langkah terakhir, aku terdiam menengok sambil memegang pintu itu erat.

"Aku boleh bertanya padamu?" dia terdiam membuatku menganggapnya setuju.

"Aku yakin ... aku mati saat itu. Kenapa aku bisa diberi pilihan ini?" dia bergerak berjalan ke sampingku.

"Semua itu takdir."

DUK!

Aku terdorong masuk ke suatu ruangan lain dan pintu itu mulai tertutup.

BLAM!

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

"Eyla bangun ...." Aku membuka mataku pelan saat menatap seseorang yang tersenyum di depanku.

"Kamu siapa?"

"Kau bertanya aku siapa? Ini aku ... malaikatmu." Aku terdiam sambil terbangun dari sebuah tempat tidur.

Finding Secret Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang