aku tau ini semua memang tidak mudah tapi ingatlah hidup bukan tentang bahagia saja,kadang kita harus terluka kadang kita harus kehilangan bahkan kita harus berkorban___
Setelah membayar biaya rumah sakit Bu Anna, Aurel tak henti-hentinya tersenyum sedari tadi. Rasanya sangat bahagia sekali membantu orang lain. Namun, sampai senangnya ia menabrak seseorang tepat di pintu masuk membuat Aurel dan orang tersebut jatuh bersamaan.
"Aww," ringis Aurel. Saat Aurel ingin protes, Aurel menutup mulutnya kembali dan matanya mendelik melihat Dhea berpakaian serba hitam tengah fokus membersihkan tangannya yang sedikit lecet.
"Dhea!" gumam Aurel bingung. Untuk apa Dhea kesini? Dan untuk apa juga Dhea berpakaian serba hitam dari atas sampai bawah? Benar-benar aneh.
"Lo?!" seru Dhea. Dhea kemudian berdiri disusul Aurel. Dhea menatap Aurel dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Lo ngapain disini? Oh, apa jangan-jangan lo sengaja ngikutin gue? Iya kan?" sentak Dhea sambil menuding Aurel. Aurel menghempas tangan Dhea dan maju selangkah.
"Harusnya gue yang tanya sama lo, lo kenapa disini? Belum puas lo bikin Allen menderita? Belum puas? Asal lo tau ya, gue gak akan biarin siapapun nyakitin Allen seujung kuku pun. Termasuk lo bitch!"
"Lo kenapa jadi belain Allen? Bukannya lo benci banget sama Allen?" tanya Dhea.
"Lo gak perlu tau! Yang jelas gue udah peringati lo jangan pernah gangguin Allen lagi atau lo akan tau akibatnya!" dan setelahnya Aurel pergi sambil mendorong bahu Dhea.
Dhea berbalik dan tersenyum sinis menatap punggung Aurel yang mulai menjauh. "Gue harus tau apa yang disembunyiin Aurel."
Aurel mengeluarkan handphone dari saku celananya dan mengetik nama seseorang lalu meneleponnya.
"Cari tau tentang Aurel! Gue gak mau perintah gue ini gagal total kayak kemarin!"
•••
Aurel membuka pintu rumahnya secara perlahan. Tampak keadaan rumah yang sangat berantakan dan gelap gulita. Hanya sedikit cahaya matahari yang masuk melalui celah jendela. Dimana Mama dan Papanya?
"Aurel pulang!" teriak Aurel. Aurel mendecak kesal ketika tak ada satu orang pun yang menjawabnya.
Aurel memilih duduk di sofa dan menaruh tasnya di meja ruang tamu. Matanya menyipit melihat sebuah amplop tergeletak di atas meja. Karena penasaran, Aurel mengambil dan membukanya.
Mama sama Papa izin keluar bentar ya ke rumah Nenek sampai malam. Gak papa kan di rumah sendirian? Mama sama Papa gak akan lama kok disini. Mama juga udah siapin makanan kesukaan kamu di meja makan. Kalau kamu bosan nunggu Mama Papa pulang, Papa udah siapin uang di laci kamar untuk kamu pergi jalan-jalan.
Salam sayang
"Mama sama Papa kenapa sih gak nungguin gue pulang, padahal kan gue pengen main ke rumah Nenek. Sial! Bosan banget gue disini."
•••
"Dokter, gimana keadaan Bu Anna? Dia gak kenapa-napa kan? Bu Anna baik-baik aja kan Dok?" tanya Allen menggebu-gebu begitu dokter keluar dari ruang operasi.
"Alhamdulilah, kondisi pasien semakin membaik. Hanya saja pasien saat ini masih koma. Tapi tenang saja, itu tidak akan lama," jawab Dokter Andi.
Allen bernafas lega. "Syukurlah. Saya boleh masuk ke dalam, Dok?"
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Enough [ PROSES REVISI ]
Teen Fiction𝕄𝔸𝕌 ℍ𝔼𝔹𝔸𝕋? 𝕁𝔸ℕ𝔾𝔸ℕ 𝕁𝔸𝔻𝕀 ℙ𝕃𝔸𝔾𝕀𝔸𝕋! JUDUL AWAL : MY HEART "𝐊𝐢𝐭𝐚 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐞𝐩𝐚𝐬𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐚𝐧𝐮𝐬𝐢𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐭𝐚𝐤𝐝𝐢𝐫𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐦𝐞𝐧𝐝𝐚𝐦 𝐥𝐮𝐤𝐚 𝐧𝐚𝐦𝐮𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐡𝐚𝐫𝐚𝐩 𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧 𝐛𝐚𝐡𝐚𝐠𝐢𝐚." Allen...